Untuk kamu,
Kabar kamu gimana? Aku harap kamu baik aja di sana. Kalau kamu tanya kabarku gimana, aku yakin kamu nggak akan percaya kalau aku bilang aku nggak baik-baik aja. Aku tahu, saat kamu baca surat ini, kamu udah jauh di sana.
Sebenarnya, aku nggak bisa juga susun kata-kata manis, tapi yang aku tahu, ini ungkapan tulus atas apa yang aku rasain saat ini dan hari-hari lainnya setelah kamu nggak ada. Surat ini adalah balasan surat yang kamu kasih sehari sebelum kamu pergi. Kamu masih ingat kan sama aku? Cewek berseragam putih abu-abu yang selalu buat kamu patah hati untuk keberkian kali.
Di surat ini, aku akan sampaiin beberapa ungkapan dari suatu perasaan aneh yang hadir waktu kamu udah pergi. Mungkin lebih tepat jika dikatakan, sebuah ungkapan penyesalan seorang cewek yang plin-plan dalam menyikapi satu perasaan di hatinya.
Aku hidup cuma dengan satu warna. Datar. Setelah beberapa luka yang aku dapetin di masa lalu, aku memilih tutup diri. Kamu tahu sendiri bagaimana aku menyikapi orang-orang, tidak terkecuali sikap aku ke kamu. Tapi, entah hati kamu terbuat dari apa. Kamu selalu hadir beri warna lebih. Cairin hati yang beku secara perlahan. Redamin amarah yang memuncak dengan senyuman. Tutupin luka tanpa nunjukin bahwa hati kamu lagi patah.
Banyak warna yang aku dapatkan. Banyak kisah yang aku lewatkan. Namun, saat aku sedang jatuh-jatuhnya. Saat aku sudah mutusin buat pilih dia, kamu pergi seolah-olah kamu adalah super hero yang bakal hilang saat tugas kamu udah selesai. Sebegitu gampangnyakah kamu mainin peran? Tinggalin saat aku udah nyaman. Aku harap itu bukan cuma alasan kamu yang udah bosan berjuang.
Sebenarnya, aku nggak pantas buat salahin kamu karena di sini aku juga salah udah sia-siain kamu. Tapi, siapa yang kuat ditinggalin saat udah nyaman? Kamu pergi hapus kembali semua warna yang pernah kamu kasih. Kamu bilang semuanya udah selesai, kamu bilang skenarionya udah selesai, menurut aku belum karena kamu pergi tinggalin hati yang masih harapin kamu kembali.
Ini belum cukup, tapi bakal aku hentiin, takutnya kamu bosan lagi seperti saat kamu pamit untuk pergi waktu itu. Satu yang aku minta, tolong kembali. Karena di sini, ada hati yang selalu menanti kamu untuk kembali.
Tertanda, Dara.
Seorang gadis dengan rambut dikucir kuda melepas bolpoinnya setelah menuliskan secarik surat pada sebuah kertas merah jambu di depannya. Ia meraih kertas itu dan membacanya ulang. Mata gadis itu masih sembab sisa-sisa tangisnya.
Satu tetes cairan bening kembali jatuh dari pelupuk matanya, cepat-cepat gadis itu menyekanya. Bayangan seseorang kembali menghantui pikirannya hingga penyesalan tiada tara kembali terasa.
“Kangen banget,” gumam gadis itu.
Air matanya kembali luruh untuk kali kesekian. Ia benar-benar rindu, pada seseorang yang menjadi penyebab cairan bening itu jatuh.
“Tolong balik, plissss.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM #WYSCWPD [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[COMPLETED-Wattys Longlist 2018] -cover by chaarfianti- Jika takdir adalah skenarionya, cinta memainkan lakonnya. Lantas peran benci tak ada artinya karena itu sudah bukan jalannya untuk menentukan akhir sebuah cerita. Namun, jika sampai benci yang...