Something About Different

11 2 0
                                        


“Kevin.” Kulonggokkan kepalaku melihatnya. Pintu kamar anak ini memang jarang sekali tertutup dan selalu terang. Padahal dia seorang gamers, tapi sosialisasinya bagus.

Ia berkutat dengan sesuatu di meja. Makan mungkin. Ia menoleh ke arahku dan seketika aku menjerit. Bokongku mendarat mulus di lantai.

Kevin tergagap-gagap mengelap bibirnya dan membuang sesuatu di keranjang sampah bawah mejanya.

Ia beranjak untuk menghampiriku dengan lengan menutupi bibirnya berusaha untuk mengelap. Bahkan lelehan itu mengotori headphonenya.

Ia semakin dekat dan aku semakin beku.

Untuk mendekatkan wajahnya padaku, Kevin membungkukkan tubuh jakungnya. “Kau mau cerry? Aku sudah menghabiskan satu bungkus. Masih ada satu lagi, dan itu akan membantumu untuk tidur.” Katanya bersahabat seperti biasanya.

Astaga. Dia mengagetkanku. Ku kira apa yang dia lakukan sehingga bibirnya terlihat merah dan sudut bibirnya belepotan darah.

Setidaknya aku mendapatkan sekantong kertas cerry. Aku kembali ke kamarku dengan memberanikan diri mencoba tidur.

Ketika aku menyibak selimutku, Daniel nyaman sekali tidur di sana. aku tidak terkejut, posturnya sudah kelihatan saat tertutup selimut. “Mau apa?” Tanyaku sarkas.

“Aku sudah bersiap menidurimu.”

“MATI KAU SIALAN!” Ku pukul wajah menyebalkannya itu dengan guling. Hentikan kemesumanmu Daniel! Atau aku akan memakanmu. “SIALAN! MESUM! PRIA CABUL!MENYEBALKAN!” Aku terus memukulnya disertai sumpah serapah, sedangkan ia berusaha menghentikanku. Ia meraih bantalku dan,

Buagh!

Daniel balas menghantamku dengan bantal itu. Jahat sekali, itu sungguhan, aku langsung pusing seketika.

Ia meraih pergelangan tanganku hingga aku tersuruk ke tubuhnya. “Kau menyakitiku Daniel.” Desisku kesal. Daniel hanya tersenyum tidak jelas sambil mengelus puncak kepalaku.

Aku suka bau Daniel. Jadi aku membiarkannya merengkuhku dan menarik selimut hingga hampil menenggelamkan kepalaku yang dalam dekapannya.

“Aku suka bau Daniel.” Kataku terhanyut dalam kenyamanan ini. tak lama kemudian aku tertidur. Mulai mengarungi alam mimpiku yang diawali dengan sesuatu yang indah dan sejuk.

Tidur bersama Daniel dan bermimpi bersama Daniel. “Aku sudah bermimpi ya?” Tanyaku.

“Kau lucu sekali.” Daniel mengusak kepalaku dan aku terpejam. Ketika aku membuka mata, aku sudah tidak berada di padang rumput bersama Daniel. Aku ada di kamarku. Sendirian tanpa Daniel.

Grrrhhhh

Ada suara geraman yang membuatku meremang dan takut. Aku berusaha mencari Daniel yang tadinya bersamaku.

Dengan kelabakan aku keluar kamar dan keluar dari lorong.

“A-my.”

Ada  suara lirih yang menyapa pendengaranku. Disusul ucapan-ucapan yang tidak bisa ku dengar. Aku turun dari tangga perlahan. Suara itu semakin jelas terdengar saat aku sampai di ruang tamu.

“Waktu lebih panjang lagi.”

Ruangan sangat gelap membuatku bergidik. Aku memejamkan mataku dan terduduk ketika suara-suara geraman itu membuatku makin takut.

Jantungku berdegup kencang ketika mendengan suara gemerincing rantai di susul sebuah lecutan.

GRAAA.....

Grrrr...

Hal terakhir yang kuingat adalah rasa sesak karena terbekap.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang