Lai Guanlin as anak terganteng di sekolah
°•°•°
Siapa sih yang ngga kenal guanlin?
Visualnya nggak perlu diragukan lagi. Pokoknya dia ini cowok paling menarik di SMA Angkasa.
Senyum dikit, yang teriak satu sekolah.
Ngegombalin satu orang, yang teriak seratus orang.
Siapa sih yang ga pengen jadi guanlin?
Visualnya oke, banyak fans, ngga pernah jomblo barang sedetik pun, karena kalau mau putus beberapa menit sebelumnya udah nyiapin back up alias pacar baru.
Intinya, Guanlin ini nggak pernah kehabisan stok cewek.
Kalau bosen, tinggal ganti sama yang lain.
Enak banget kan?
But who knows, dia bahkan terkadang ingin ngancurin mukanya sendiri?
°•°•°
Guanlin mengangkat tangannya, mengarahkan silet yanga digenggamnya itu ke wajah gantengnya.
Kenapa wajah gue harus seganteng ini?
"GUANLIN!!"
Sebuah tangan buru buru menjauhkan tangan guanlin dari wajahnya, kemudian merebut silet itu paksa.
Guanlin menatap ke arah pemilik tangan itu. Shuhua—kakak kembarnya.
"LO NGAPAIN SIH?!" teriak Shuhua marah. "LO KENAPA SERING BANGET KAYAK GINI?! GILA? APA SINTING?"
"Balikin." kata guanlin tajam ke arah Shuhua.
"Ngga," jawab Shuhua. "Lo udah dikasih muka yang ganteng, Lin. Gabisa lo syukurin tuh muka?!"
"Lo gatau apa apa!!" teriak Guanlin marah, "Lagian yang luka kan gue, bukan elo!"
"Ya gimana gue tau 'apa apa' kalo elo sendiri gapernah cerita," saut Shuhua. "Jangan nyimpen semuanya sendirian, Lin. Buat apa lo lahir barengan sama gue kalau gue ga berguna bagi lo?"
Guanlin mendengus kasar. "Emangnya kalo gue cerita lo bakal ngerti?"
"Gue udah bareng lo selama enam belas tahun, ya, Lin. Mana bisa gue nggak ngertiin lo?" kata Shuhua.
"Bacot ah, udah sini balikin silet gue."
"Ngga."
Shuhua menggenggam siletnya erat - erat sampai darahnya mengalir dari tangan shuhua yang terkena bagian tajam silet.
"SHUHUA! liat tangan lo! berdarah!" bentak Guanlin kesal melihat kenekatan kakak kembarnya itu.
"Yaudah makannya cerita dong!"
Guanlin menghela napas gusar. "Yaudah iya gue cerita!"
Shuhua mengendurkan genggamannya pada silet Guanlin, kemudian gadis itu melempar siletnya jauh jauh.
"Nih tahan dulu pendarahan lo," kata Guanlin sambil memberi selembar tisu ke Shuhua.
"Jadi gimana?"
Guanlin menghela napas pelan.
"Mereka.. ngancem gue."
"Mereka—mereka siapa?"
"Mereka—orang orang yang ngaku sebagai fans gue," ujar Guanlin sambil menunduk, "mereka ngancem gue."
shuhua menatap adik kembarnya tidak mengerti, "Maksud lo?"
"Kalo gue gamau pacaran sama mereka satu-satu, mereka bakal nyelakain Somi."
"Somi? Gebetan lo itu?"
Guanlin mengangguk pelan. "Gara-gara itu, gue jadi sering gonta ganti cewek. Gara-gara itu, gue udah dicap brengsek sama Somi. Dia udah nganggep gue sebagai cowo yang kerjaannya cuma mainin hati cewe."
Shuhua menatap guanlin tidak percaya, kemudian gadis blasteran itu mendengus kasar.
"Serius? Fans - fans lo itu?!" seru Shuhua ga percaya. "Ngapain coba kayak gitu?"
Guanlin menghela napas.
"Seandainya gue ga ganteng, gue ga bakalan punya fans kayak mereka, kan?"
Shuhua menggeleng cepat. "Engga, ngga. Ini semua bukan salah muka ganteng lo itu."
"Ini jelas salah fans sinting lo itu," lanjut Shuhua.
Shuhua terdiam, berpikir. "Coba lo rekam pas mereka ngancem lo."
Guanlin menatap kakak kembarnya heran. "Rekam?"
Shuhua mengangguk. "Pas mereka ngancem lo, elo rekam."
"Tapi gue gapunya pulpen perekam kayak di dram-"
"YA GAUSAH PAKE KEK BEGITUAN JUGA," sahut Shuhua. "Di hp lo juga ada kali aplikasi buat ngerekam."
Guanlin mengangguk-angguk paham.
"Nah, entar lo tunjukkin rekaman itu ke Somi. Jelasin semuanya. Dia pasti bakal percaya kalo elo udah nunjukkin bukti kayak gitu," kata Shuhua. "Lapor aja ke polisi kalo bisa."
Guanlin mendengus.
"Ribet ah! Mending ancurin muka gue aja sekalian."
Shuhua mendegus dan memutar bola matanya.
"YAUDAH SINI GUE ANCURIN, GUE INJEK SAMPE GA BERBENTUK. MAU?!?!"
"EH IYA ENGGA MAAF MAAF SHU—WOI SAKITT!"
°•°•°
masih ga mau mensyukuri wajah kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
eccedenтesiast | 01-02 line ✔
Random❝ untuk kalian yang ingin hidup menjadi orang lain- ❞ © raenderworld, 2018