yang jeongin as anak direktur di sekolah
°•°•°
siapa yang gakenal jeongin?
jawabannya; gaada.
kalo ada yang ga kenal dia di SMA Angkasa, artinya dia tinggal di dalem goa.
ya kali ga kenal jeongin?
anak dari seorang direktur dari perusahaan besar di kota gituloh, masa ga kenal?
emang dia ga seganteng guanlin, atau sekaya chenle, atau sepinter daehwi, tapi masa depannya lebih cerah dari siapapun.
mau si jeongin segoblok atau sebodo atau sebermasalah apapun juga, dia bakal nerusin perusahaan ayahnya.
ya, kecuali kalo ayahnya tiba tiba ketimpa masalah atau bangkrut dan semacamnya.
tapi sekarang, everything is fine. so, apa yang mau dikhawatirkan seorang yang jeongin?
nilai? nyogok juga, jadi.
temen? kasih ae duit, pada dateng semua.
masa depan? udah terancang rapi.
tapi jeongin terkadang ingin pindah keluarga. ke keluaega yang hidup sederhana, namun nyaman.
°•°•°
"aNYING SIA ITU IH TEMBAK ATUH GOBLOKKK TOLOL AH SEBEL GUE MAH!" teriak jeongin ke samuel yang duduk di sebelahnya.
"YA SABAR ATUH ANJING! ITU SI JUSTIN NGALANGIN!"
"LAH LAH KOK JADI GUE?!" sahut justin yang duduk di belakang mereka berdua.
Papa is calling
jeongin berdecak dan mendengus asal.
"ngeganggu anjing,"
"siapa dah?" tanya samuel heran melihat kawannya itu marah marah.
"papa gue,"
baik samuel maupun justin cuma diem. mereka sama - sama tau gimana hubungan jeongin dan papa-nya.
jauh dari kata baik.
"ga diangkat?" tanya justin sambil melihat jeongin yang tetap bermain.
"ngapain juga?" tanya jeongin, "paling dimarahin lagi gue."
"ya makannya elo jangan bikin masalah mulu," kata samuel.
"lahh? elu yang ngajak gue nyebat, bolos, kaga nyadar diri anjing!" sahut jeongin kesel.
"si daehwi aja temenan sama kita tapi—"
"paan nih daehwi daehwi," potong daehwi yang baru saja datang dari kantin.
"hehe gapapa." tukas samuel cepat sambil nyengir.
"lo semua ga belajar gitu?" tanya daehwi sambil melihat ketiga temannya yang lagi sibuk main game itu, "habis ini ulangan fisika loh."
"LHA IYA ANYING LUPA!" teriak justin panik sambil buru buru ke meja nya, belajar.
"ah goblok malah ngingetin sekarang," umpat samuel diam diam. cowok itu menyimpan hp nya dalam saku, dan berjalan malas malasan ke mejanya.
"ngapain juga belajar?" ujar jeongin.
daehwi cuma menghela napas, "enak ya jadi lo. otak setolol apapun dirapot tetep sembilan puluh."
jeongin menatap temannya itu dengan perasaan bersalah.
"serius deh, gue juga pengen ngerasain yang namanya remedial."
°•°•°
"ANAK SIAPA SIH KAMU?! KERJAANNYA BIKIN MASALAH TERUS? HAH?!"
jeongin cuma diam. menatap mata ayahnya dengan berani.
"anak siapa ya, gatau." jawab jeongin sinis.
papa jeongin menatap anaknya itu tidak percaya.
"JEONGIN! JAGA UCAPAN KAMU! PAPA GA NGAJARIN KAMU JADI BEGO KAYAK SEKARANG."
"gimana aku mau jaga ucapan aku sendiri kalo papa aja ga jaga ucapan papa?" ujar jeongin.
papa nya mendengus kasar. "kenapa kamu bikin malu papa dengan ngerokok?"
"emangnya apa urusan papa?"
"papa itu orang tua kamu!"
jeongin berdecih.
orang tua, katanya.
"jangan gitu di depan papa kamu!" bentak papa jeongin ketika melihat anaknya berdecih.
"nilai kamu juga apa apaan, empat?! sementara temen temen kamu dapet delapan dan sembilan?!"
"ya gapapa dong, kan papa bisa nyogok guru aku biar nilai aku jadi tinggi." kata jeongin santai.
"KAMU MAU ABIS ABISIN UANG PAPA, HAH?!"
"KALO GITU STOP NYOGOK MEREKA, PA!" teriak jeongin kesel. "biarin nilai jeongin empat! biarin jeongin remedial! jeongin ga pernah minta papa buat manipulasi nilai jeongin!"
"KALO NILAI KAMU DUA GIMANA KAMU BISA LANJUTIN PERUSAHAN PA—"
"JEONGIN GA MAU LANJUTIN PERUSAHAAN PAPA!" bentak jeongin. "UDAH BERAPA KALI JEONGIN BILANG?!"
papa nya mendengus kasar. "apa? kamu mau jadi apa?! penyanyi kayak di tv itu, hah?!"
jeongin menatap ayahnya tajam. "kalau jeongin jawab iya juga, jeongin tau papa gabakal ngebolehin."
"jeongin gabakal pulang malem ini."
cowok itu dengan asal menyampirkan tasnya di bahu, kemudian berjalan ke arah pintu.
"HEH! ANAK SIALAN KAMU YA! GAUSAH PULANG AJA SANA!"
jeongin membalikkan badannya, dan tersenyum sinis.
"as you wish, sir."
°•°•°
masih ngeluh pekerjaan orangtua kamu ga sehebat pekerjaan orangtua temanmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
eccedenтesiast | 01-02 line ✔
Casuale❝ untuk kalian yang ingin hidup menjadi orang lain- ❞ © raenderworld, 2018