4.1

11 2 0
                                    

Sesuai janjinya, Angkasa sekarang sudah berada di warung kopi bang Jamil. Sembari menunggu Chelsea, Angkasa memesan teh tarik. Karena setiap kali kesini menu kesukaannya satu, teh tarik ala bang Jamil.

Kebetulan warung bang jamil berada tidak jauh dari SMA nya dulu, ia bisa melihat pemandangan Anak SMA yang baru pulang sekolah. Beberapa anak ada yang menyapanya, Angkasa cukup terkenal di SMA nya dulu. Lagi pula ia baru saja lulus, jadi pasti adik tingkatnya masih mengenali sosok dirinya yang pernah menjabat menjadi ketua Band, sekaligus pernah menjabat menjadi wakil ketua MPK.

"Bang, tumben ke daerah sini. Ada urusan? "

"Iya nih, mau ketemu teman. "

"Oh begitu, kalau gitu duluan ya bang."

"Iya, hati-hati."

Angkasa sesekali melirik jam yang melingkar di tangannya, dan sesekali juga melihat layar ponselnya.

"Udah nunggu lama, Sa? Sorry ya soalnya tadi gue ada sedikit urusan" Ucap Chelsea yang baru saja tiba, dengan penampilan seperti biasanya, cantik. Make up tipis yang mengoles wajahnya pun terlihat menyatu dengan wajah cantik nya. Serta pakaian yang di kenakan pun terlihat kasual, berwarna pastel.

"Gapapa, mau mesen teh tarik?"

"Boleh deh. Tapi, jangan manis-manis ya."

"Bang, Teh tarik nya satu lagi. Jangan manis-manis, soalnya yang nemenin saya udah manis." pesan Angkasa seraya melirik Chelsea

"Gak mempan"

"Biarin"

"To the point, apa yang mau lo bicarain? Kita bahas darimana dulu nih" ujar Chelsea mulai duduk di samping Angkasa.

"Dari gue masih sayang sama lo,Chela."

"Iya, gue juga sayang sama lo."

"Terus kenapa kita gak balikkan?"

"Gue sayang sama lo, layaknya seorang kakak tingkat ke adik tingkatnya."ucap Chelsea, membuat Angkasa sempat terdiam sejenak seraya menyeruput teh tarik miliknya.

"Satu lagi yang gak gue tau dari lo, apa alasan lo putusin gue?"

"Lo itu terlalu merendahkan diri lo sendiri, ya oke lah kalau lo mau kasih gue cap Queen of genius. Tapi kalau lo ngerendahin diri lo sendiri dan seakan lo mendewa-dewakan gue, itu yang gue gak suka dari diri lo, Sa."

"Astaga Chela, apa sih yang bisa lo harapin dari anak kelas satu SMA."

"Harusnya lo udah bisa berpikir dewasa sedikit, Sa. Lagian umur lho saat itu udah cukup di katakan dewasa."

"Oke, maafin gue."

Teh tarik pesanan Chelsea pun tiba, membuatnya langsung menyeruput segelas teh tarik itu.

"Btw, lo udah punya cowok?"

"Udah, malah udah tunangan sekarang."ucap Chelsea menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Congrats."

"Thank's. Lo sendiri gimana?"

"Masih stuck di lo nih."

Chelsea terkekeh, lalu berkata "Gak baik Sa, Kan lo bisa cari yang lebih baik dari gue."

"Masalahnya gak ada."

This Is Not The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang