Bagian 3

8 0 0
                                    

"Duh....lagi-lagi dia," Batin Gini tak karuan.
Adit and the gank menghampirinya, Adit maju, meminta sesuatu, kemudian memberikan buku dan polpen itu pada Gini.
"Lo tau ini apa?"
"Iya, gue tau! Minggir!"
"Ambil."
"Ngapain gue ambil?"
"Ambil gue bilang.....!!"
"Buat apa?"
"Ambil dulu sayaaaaanggg...."
Gini mengambil buku dan polpen yang diserahkan Adit.
"Tulis disitu..."
"Apaan sih lo nyuruh gue nulis-nulis gak jelas?"
"Tulis disitu pakai huruf besar-besar.... Adit-akan-mengalahkan-saya-dan-saya-akan-jadi-pacarnya....Tulis!"
"Hah?!" Dengan sedikit ragu-ragu bercampur ketakutan, Gini menuruti kemauan Adit yang diluar kewajaran itu. Hmmm...
"Ini maksudnya apa?"
"Sekedar peringatan aja buat lo. Kalau gue gak akan nyerah buat dapet peringkat satu! Bosen gue dapet peringkat dua melulu dibawah lo! Dan asal lo tau, lo bukan pemiiiilliiikkkk....sekolah ini!"
" Ya terserah gue. Lo kira gue takut sama ancaman lo?"
"Heh, Jawa! Jangan lo pikir lo sering peringkat satu jadi lo bebas bersenang-senang disekolah ini! Ada gue. Sadar itu." Adit semakin serius. "Gue suka sama lo."
Hanggini semakin bingung. Apa maksudnya dia begitu? Apalagi dengan kata-kata terakhirnya tadi. Apa dia tidak malu ya?
***
Hmmm... Adit. Keren, cool, pintar, dan punya gank. Nggak. Nggak. Aku nggak boleh suka sama dia.

Cinta Seorang DubberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang