Muka masam Raka jelas terpampang di wajahnya. Cecillia justru kaget dan senang bercampur aduk, beberapa detik Cecillia hanya bisa terdiam menikmati wajah Raka yang sudah 4 bulan tidak ia lihat.
Raka mendelik menampakan mata sinisnya kepada Cecillia, "Ganggu lo!"
Cecillia mengerjapkan matanya, tersadar dari lamunannya. Ia mengangguk, "maafin udah ganggu". Katanya dengan sopan dan sekaligus kaget karena Raka mengajaknya berbicara.
Raka hanya merespon sinis.
"Itu handphone didiemin gitu aja". Raka tersadar bahwa Cecillia tidak mengangkat telpon yang masuk ke handphonenya yang getarannya mengganggu tidurnya.
"Eh iyah". Cecillia baru tersadar dan tersenyum kepada Raka, namun getaran di handphonenya sudah tidak terasa di tangannya. Cecillia melirik malu ke arah Raka, sayang Raka sudah kembali tertidur.
Padahal Cecillia masih ingin berbicara dengan Raka, padahal Cecillia masih ingin menatap wajahnya Raka, padahal Cecillia masih ingin mendengar suara Raka. Cecillia merindukan Raka, walau memang rindu itu hanya milik Ceillia.
Dan Ceciliia menemukan satu fakta yang membuatnya sadar bahwa memang Raka tidak pernah tau ada yang bernama Cecillia dalam hidupnya, atau mungkin dalam hidup Raka tidak ada orang yang berwajah seperti Cecillia. Haruskah Cecillia mengubur seluruh rasanya kepada Raka? Raka saja tidak tau tentang dirinya, bagaimana cara menggapainya?
Getaran handphone kembali terasa dalam genggaman tangan Cecillia dan menyadarkan Cecillia dari lamunannya. Ia melihat panggilan yang masuk, ternyata Asri. Orang kepercayaan orang tua Cecillia, ia pun mengangkat telponnya.
"Hallo"
"Non". Ucapnya kepada Cecillia.
"Kenapa?" katanya dengan suara pelan.
"Maaf non, udah makan belum non?" tanyanya lagi.
Cecillia menghela nafas. "Udah kok".
"Oh baiklah non, saya cuman memastikan. Obatnya non?"
"Mbak semuanya beres dan udah, nanti kalo Mamah nanya bilang semuanya beres". Ceillia mengeraskan suaranya, ada nada kesal dalam kalimatnya yang terucap.
Karena suara Cecillia, Raka kembali terbangun dan dengan wajah jauh lebih sinis dari sebelumnya. Cecillia yang menyadari sedang ditatap oleh seseorang, menoleh ke arah Raka sambil tersenyum.
Buru-buru Cecillia mematikan sambungan telponnya dengan Asri tanpa mendengar jawaban dari perkataan Cecillia sebelumnya.
"Ganggu mulu lo yah". Ucap Raka sangat kesal.
Cecillia menangkap kekasalan dari seorang Raka. "Maafin", katanya sambil membungkukan kepalanya.
"Ck..." Raka meninggalkan meja tersebut.
"Eh mau kemana?" Cegah Cecillia kepada Raka.
Raka menoleh ke arah Cecillia, "menurut lo?"
"Maaf". Katanya penuh penyesalan, "biar gue aja yang pergi. Lo istirahat aja di sini". Lanjutnya.
Tanpa Raka merespon Cecillia sudah membawa buku serta dompetnya melangkah menjauh meja yang dijadikan tempat Raka tidur tadi. Raka hanya memperhatikan langkah Cecillia, kemudian ia kembali ke meja dan melanjutkan tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You
Teen FictionTak mudah memang menjadi seseorang yang bisa mengekspresikan sesuatu bagi seorang Cecillia. Cecillia yang hanya bisa mengiyakan apa yang orang bilang, the yes girl itu yang selalu diucapkan oleh Vania orang terdekat Cecillia. . Entah apa yang sebena...