Langkah Cecillia terasa berat, ia masih memikirkan Raka. Bagaimana bisa ia semakin penasaran dengan Raka, di fakultas apakah Raka berkuliah? Apakah benar Raka kuliah di sini? Apa yang sedang dilakukannya di perupustakaan tadi? Cecillia menggelengkan kepalanya, menyudahi pikirannya tentang Raka.
Cecillia tidak ingin semakin larut atas perasaannya kepada Raka. Senang dan penyesalan yang sedang ia rasakan sekarang.
"Hhhhhhh", helaan nafas Cecillia terasa sangat berat.
Setelahnya, ia melirik jam tangan yang berada di tangan sebelah kirinya. Jam menunjukan pukul 11.37, sekitar 1 jam lagi kelasnya akan dimulai kembali.
*****
"Cil, habis ini anterin gue ke gramed dulu yuk?" Vania kembali mengajak Cecillia untuk pergi bersama, setelah kelasnya selsai.
"Maafin banget Van, gue engga bisa". Cecillia menunjukan wajah sedihnya.
Vania cemberut atas respon yang diberikan oleh Cecillia, "yahhhh. Padahalkan kita udah lama engga pergi bareng Cil".
"Sorry Van, gue udah janji sama mamah papah mau pulang cepet". Tak lama handphone Cecillia bergetar, terlihat nama Pak Yono supirnya Cecillia menelpon.
Ia menunjukan Handphonenya kepada Vania, "tuh gue udah ditelponin". Katanya sambil mengangkat teleponnya.
"Kenapa pak?"
"........"
"Oh iyah, tunggu pak aku masih beres beres".
Selsai menutup teleponnya, Cecillia melanjutkan membereskan peralatannya di atas meja.
Vania menghela nafas, "yudah deh, lain kali lo harus ikut ya Cil. Gue duluan yah". Vania melambaikan tangan.
Cecillia tersenyum dan mengangguk menanggapi pernyataan Vania. Dan Vania pergi meninggalkan kelas serta Cecillia, yang hanya tinggal seorang diri di dalam kelas.
Selsai membereskan peralatannya, Cecillia langsung menuju parkiran gedung Fakultas Ekonomi, di mana pak Yono sudah menunggunya.
Keadaan sekitar sudah sepi, mungkin semua mahasiswa sudah selsai menjalani kelas hari ini. Cecillia menundukan kepalanya sambil berjalan dan bersenandung kecil, namun ditengah-tengah ia sedang asik menikmati kesendiriannya tersebut ia teringat peristiwa tadi di perpustakaan. Tempat di mana ia bertemu dengan Raka, yang jelas Raka tidak mengenali Cecillia.
Sedang asik membayangkan peristiwa tadi, yang membuat Cecillia senang sekaligus penasaran. Tiba-tiba ia menabrak sesuatu yang membuat tangan kanannya sakit dan buku yang dibawa oleh tangan kanannya terlempar.
"Awwww". Cecillia meringis, memegang bahunya. Pasalanya ia menabrak sesuatu yang keras. Cecillia mendongakan kepalanya, dan percaya atau tidak ia melihat seseorang yang mengenakan kemeja yang tadi ia lihat ketika bertemu dengan Raka.
Seseorang tersebut mengaduh tak kalah dengan Cecillia, ia memegang tangannya yang menabrak bahu Cecillia. Seseorang tersebut memang sedang terburu-buru menuju arah barat, berbanding terbalik dengan Cecillia yang akan menuju arah timur.
Ketika seseorang tersebut mendongakan kepalanya ke arah Cecillia, yang masih memegang bahu dan melamun. Laki-laki itu terkejut dengan keberadaan Cecillia, sekaligus Cecillia pun terkejut karena memang benar orang itu adalah Raka.
Ada sedikit tarikan bibir Cecillia ke arah atas, menunjukan bahwa ia senang dengan takdir Tuhan yang mempertemukannya kembali dengan seorang Raka Pratama Putra. "Raka", katanya bergumam pelan.
"Lo tau nama gue?" Raka sedikit terkejut karena perempuan di hadapannya menyebutkan namanya.
Cecillia menutup mulutnya yang lancang menyebutkan nama laki-laki tersebut. Bisa terbongkar sudah identitasnya. Ia menggeleng, "hah? Maksudnya?" Cecillia pura-pura tidak mengerti.
"Tadi lo, bilang Raka. Itu nama gue?".
Cecillia dilanda kegalauan haruskah ia menjelaskan bahwa Cecillia adalah teman SMA Raka, ataukah ia berkilah dengan seribu alasan bahwa Raka salah mendengar apa yang ia katakan.
"Mmmmmmsss", Cecillia menunduk dan menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Iya, aku dari SMA Taruna juga. Kamu juga SMA di sana kan?". Katanya gugup, dan ia memilih untuk jujur. Dan mungkin saja ini kesempatan terakhir yang ia dapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You
Teen FictionTak mudah memang menjadi seseorang yang bisa mengekspresikan sesuatu bagi seorang Cecillia. Cecillia yang hanya bisa mengiyakan apa yang orang bilang, the yes girl itu yang selalu diucapkan oleh Vania orang terdekat Cecillia. . Entah apa yang sebena...