04

4 1 0
                                    


"Sara... Mamah pulang!!"

"Aku ada di dapur, Mah!" Teriakku tanpa meninggalkan dapur. Dan beberapa detik kemudian, Mamah sudah berada di dapur.

"Yaa kau sudah mandi Sara?? Hah... Mamah benar-benar capek!! Mamah ke atas dulu oke!!?"

"Oke.." jawab ku dengan lesu.
Menyadari ada yang aneh dengan jawabanku, Mamah langsung mendekatiku dengan cepat.

"Yaa.. apa kau baik-baik saja? Kemana perginya Sara, yang biasanya berteriak-teriak ketika mamah kesayangannya pulang, haaa??"

"Ahh tidak apa-apa Mah... Hari ini aku ada banyak kegiatan di sekolah, jadi aku hanya sedikit kecapekan"

Yahh walaupun tidak sepenuhnya benar, tapi kata "banyak kegiatan" rasanya memang benar terjadi.

Mamah memang sering khawatir, terlalu khawatir malah. Dia adalah orang tua tunggal untuk ku. Di dunia ku ini tidak ada yang namanya 'Ayah'

Semenjak dia pergi dengan sekretaris sialan itu, Mamah telah memutuskan semua hubungan dengan pria ini. Bahkan di meja pengadilan, Mamah menolak biaya tunjangan dari pria itu. Saat itu aku masih sangat kecil, namun seiring berjalannya waktu, dan melihat Mamah memulai kembali semuanya dari nol, membuat ku sadar, bahwa sosok 'Ayah' memang tidak aku butuhkan dalam hidup ku ini.

Kini keluarga kami hidup dengan berkecukupan, sangat berkecukupan.

Memiliki seorang ibu yang menjadi desainer terkenal se-Korea, tidakkah itu sangat cukup???



"Hemmn oke... baiklah. Mamah akan meninggalkanmu sendirian di sini, dan 10 menit lagi, kita akan makan malam di luar, oke!!??"

"Okee okee... baiklah"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Huhhh... paling tidak, aku sudah sedikit melupakan kejadian kemarin..." gerutu ku sambil berjalan dengan malas ke kelas.

"Yaaa Sara..... coba kau lihat ini!!!"

"Apapapppppp.... Diam, aku tidak ingin melihat atau mendengarkan apa pun sampai pelajaran hari ini selesai!"

Kukatakan dengan tegas dan cepat, agar Naomi tidak mendahului ku dan menyusupiku dengan berita-berita boyband tidak berguna itu.

"Aiss... saat pelajaran, kau membutuhkan penglihatan dan pendengaran mu, bagaimana mungkin kau tidak ingin melihat atau mendengarkan apa pun sampai pelajaran berakhir??"

"Yaa peringatanku tadi, dikhususkan untuk mu Naomi sayang...!!"

"Apa??? Aiss sialan kau. Tapi, tidak apa-apa. Karena begitu bel pulang berbunyi, kau seutuhnya milikku, Sara!!!!"
Ancamnya dengan telunjuk mengarah langsung ke hidungku.

"Baiklah-baiklah. Saat pulang, seutuhnya, aku adalah milikmu. Kekekeke"
Aku tidak dapat menahan tawa ku karena yang Naomi katakan sebenarnya tidak seperti ancaman. Lebih seperti pernyataan cinta seorang bocah.
.
.
.
.
.
.

Kenapa semua pelajaran hari ini, berlalu dengan cepat?? Ini benar-benar tidak adil. Takdir lebih senang memihak Naomi.

Dan benar saja. Aura kegilaan seorang Naomi dapat kurasakan, sedang menatap ku penuh nafsu.

Dan yang sebenarnya terjadi adalah, dia berjarak 5cm di samping ku. Ditambah matanya yang kurasa tidak berkedip semenjak dia datang.

"Okee...okee, ada apa?? Kenapa rasanya, kau begitu bersemangat mengenai hal yang akan kau sampaikan??"

"Karena hal yang akan kusampaikan ini, menyangkut tentang kita berdua!"

Dan dia melanjutkan ceritanya...

"Kau ingat saat kemarin aku menelfon mu, dan tiba-tiba sambungannya terputus??? Hal yang ingin aku sampaikan adalah, saat kemarin kita pergi ke cafe itu, dan banyak orang yang berlari turun ke lantai 1, ditambah dengan menghilangnya kau dan juga diriku... itu disebabkan oleh satu orang. Yaitu Jungkook!!"

Naomi mengatakan semua hal itu dengan berbisik-bisik. Seolah dia tidak ingin siapa pun tau mengenai percakapan kami berdua.

"Haahh?? Jungkook siapa??"

Dipukulnya kepalaku dengan cepat

"Jungkook siapa jidatmu!!!!"

Dia langsung memperlihatkan handphone nya dengan sebuah artikel yang sedang terpampang.

Jungkook BTS tertangkap sedang berada di CAFE XX

Begitulah judul yang tertera pada artikel. Dan dibawahnya menampakkan foto seorang pria yang tengah santai duduk di kursi cafe dan asyik memainkan handphone nya.

Pria dengan pakian hitam, topi hitam, dan masker hitam. Pria yang berhasil mengingatkanku akan kejadian gila-gila an kemarin.

Ahh jadi malaikat maut kemarin adalah Jungkook?? Dan member dari BTS???


Dan tanpa sadar, ludah ku tertelan dengan cepat.

"Waaww jadi itu Jungkook?? Wow... itu sangat mengejutkan!!!"

Jawabku dengan perasaan yang masih bercampur aduk, antara kaget dan tidak percaya.

"Yaa apa ini??? Tidak biasanya kau bereaksi seperti itu. Biasanya kau selalu acuh saat aku menunjukkan hal seperti ini kepadamu."
Kata-kata Naomi membuat ku tersadar akan reaksi ku barusan.

"Yaa aku hanya terkejut. Maksudku, bukankah sangat menakjubkan, kita bertemu dengan seorang idol secara langsung??? Dan ternyata hal itu tidak seperti yang kubayangkan. Itu benar-benar sangat menakjubkan!!"

"Aiss kau benar.... Hey apa kita harus ke cafe itu lagi?? Mungkin saja kali ini Jungkook membawa member yang lain!" Cerocosnya dengan wajah berbinar-binar dan penuh harap.

Dan kini giliranku yang memukul kepalanya.

"Apa kau gila???!!!! Yakk pantat ku ini baru sembuh gara-gara terjatuh di cafe kemarin, kau tau!!!?"









Jungkook, kemarin ada di rumah ku??





°°°°°°°°°°°°°°~~~°°°°°°°°°°°°°°°~~~°°°°°°°

Hai kakak-kakak cantik, imut, ganteng ( kalo ada sih :-) wkwkwk)
Aku seneng banget kalian mau baca cerita ku ini. Dan aku mau minta tolong sama kalian...

Tolong share dan kasih bintang yaaa...

Itu kalo kalian mau...

Tapi aku berharap banget kalian mau nge share dan memberi bintang untuk cerita ini.

Sekali lagi aku ucapkan terima kasih ya... :-)



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bimbang Kepadamu [Jungkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang