***
Jika di dunia ini terdapat mesin waktu apa yang akan kalian lakukan? Kembali ke masa lalu dan merubah segalanya? Atau ingin melihat masa depan? Mungkin dua hal itu yang akan manusia lalukan jika menemukan mesin waktu.
Tapi pada kenyataannya kita tidak bisa melakukan itu semua. Kembali ke masa lalu? Kita tidak bisa kembali ke masa lalu tapi kita bisa belajar banyak darinya. Melihat masa depan? Bahkan untuk satu menit ke depan kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi.
Karena itu jangan pernah menyesali apa yang telah terjadi. Kita tidak akan pernah tahu rencana apa yang sedang Tuhan berikan untuk kita dan kita tidak pernah tahu takdir apa yang sedang mempermainkan kita.
Hanya Tuhan lah yang tahu..
***
Suara ketukan pintu yang terdengar dari luar telah membangunkan seseorang yang tengah tertidur pulas di ranjangnya. Masih setengah mengantuk pria itu bersender pada bantal yang sengaja dia naikkan sedikit.
"Siwon, bangunlah!! waktunya sarapan." Teriak seseorang yang berada di luar kamar.
"Iyaa, tunggu sebentar." Ucap Siwon dengan malas.
Siwon pun beranjak turun dari ranjang lalu melihat pantulan dirinya di depan cermin. Tidak ada kata yang bisa mendekskripsikan keadaannya sekarang kecuali, kacau. Dengan rambut yang berantakan, pakaian yang masih sama saat dirinya pergi ke rumah orangtuanya, ditambah dengan kemeja putih kusut, mata sembab, dan bau alkohol yang tercium dari tubuhnya.
Siwon berani bersumpah jika Tiffany melihat kondisinya sekarang, bisa dipastikan bahwa wanita itu akan mengeluarkan suara 8 oktafnya dan terus mengoceh tanpa henti seharian.
Siwon tersenyum kecil saat mengingat Tiffany. Betapa dia sangat merindukan wanita itu, dirinya yakin bahwa Tiffany sangat mengkhawatirkannya sekarang karena tidak pulang kemarin malam bahkan tidak memberi kabar sama sekali.
Mungkin, dengan beberapa siraman air panas dapat menjernihkan pikirannya kembali. Karena itu Siwon lebih memilih melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhnya.
"Oppa, kau sudah membangunkan Siwon Oppa?" Ucap Taeyeon saat dirinya tengah menyiapkan sarapan untuk mereka.
Leeteuk yang sedang menikmati secangkir kopi duduk dengan santai di bangku meja makan cuma mengiyakan pertanyaan istri tercintanya.
"Dia bilang tunggu sebentar, mungkin dia sedang mandi." Ucap Leeteuk sambil meneruskan bacaan koran paginya.
"Keadaannya kemarin malam sangat mengenaskan. Apa Tiffany tahu Siwon Oppa bermalam di sini?" Tanya Taeyeon lagi.
"Kurasa tidak. Karena tidak mungkin Siwon mengatakan pada Tiffany bahwa dia sedang sekarat lalu memutuskan tidur di sini." Jawab Leeteuk masih tetap fokus pada korannya.
"Aku kasihan pada Tiffany, bagaimanapun juga dia adalah sahabatku, dia banyak berkorban untukku." Sedih Taeyeon yang mulai duduk di hadapan Leeteuk.
Leeteuk yang melihat wajah sedih istrinya segera menutup koran dan menaruhnya di atas meja kemudian memegang tangan Taeyeon dengan lembut.
"Sayang, aku juga tidak mau ini terjadi. Siwon juga sahabatku, dia sudah ku anggap sebagai Adikku sendiri. Tapi bagaimanapun juga keputusan ada ditangan Yoona. Siwon bisa saja menolaknya, tapi jangan lupakan Paman Choi yang terus mengawasi Tiffany dari jauh, Siwon berusaha melindunginya."

KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE
Fanfic[ COMPLETED]✓ Sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan lebih dari 2 tahun harus terpaksa berpisah karena beberapa alasan yang membuat mereka harus mendapatkan luka yang begitu banyak. Kisah ini menyuguhkan takdir cinta yang menyakitkan, tapi me...