2 • Ada Perjanjian

26 19 16
                                    

Ketiga laki-laki itu berjalan menyusuri koridor, di susul tatapan mata dari para siswa lain entah kagum atau sekedar mencibir popularitas mereka yang terkenal seantero sekolah ini. Tidak, bukan hanya itu bahkan mungkin Kota merekapun juga mengakui image mereka sebagai bentuk pria 'idaman'.

Pria yang berada di tengah dengan kemeja lengan panjang yang diketahui bernama Dirga Aditama ini merapikan dandananya. Kacamata dengan frame hitamnya pun juga tak luput dari perhatiannya. Rambut klimisnya juga tertata rapi dengan sentuhan pomade pastinya. Perawakanya yang tidak banyak bicara menambah kemisteriusan dirinya. Berbeda dengan saat diatas panggung suara indahnya selalu menggema indah di iringi melody lagu yang pas.

Beralih disamping kiri 'Bad boy' sebutan para wanita untuk dirinya. Bagaimana tidak tubuhnya yang atletis, bahu yang lebar, gaya rambut bermodel undercut disisi samping juga kumis tipis menghiasi wajah tampanya. Dandanan yang acak-acakan namun justru terlihat keren dimata kaum hawa. Semua juga tau siapa dia, Atha Maheswara. Medali, piala, juga sertifikat yang berhubungan dengan cabang olahraga juga ia sumbangkan untuk sekolah ini. Terutamanya, Taekwondo sudah belasan medali ia torehkan.

Dan yang terakhir disisi kanan Gama Ardhana. Tipe lelaki romantis dan supel. Anggota OSIS yang memiliki kemampuan berbicara diatas rata-rata. Dandanannya memang tak sekhas kedua temannya namun dengan senyuman dan lesung dipipinya tidak ada perempuan yang bisa menolak ketampanannya. Dan dari kedua temannya dia yang paling populer terutamanya dikalangan adek kelas.

Dan bodohnya seorang gadis yang sekarang memegang cilok dan buku berisi rangkuman catatan mimpinya baru mengetahui nama mereka, itupun juga dari mimpi yang ia bawa. Langkahnya menghalangi ketiga lelaki ini. Dan tatapan mata siswa lain lagusung beradu seakan mengecam gadis ini atas raut muka ketiga idolanya yang berubah.

"Heh punya mata ga." ucap lelaki ini sambil membenahi kerah tangan kemeja panjangnya .

Gadis itu tak menjawab. Ia berdecak lalu memilih mengambil jalur sisi lain. Tapi ia terlambat.

"Kalo ada orang ngomong didengerin, emang ga keliatan ya kita jalan disini hmm?" kata-kata tersebut sedikit meganggu gadis yang mengenakan cardigan biru navy ini. Ia tetap tak bergeming dan menatap tajam pria berlesung pipit yang sedang tersenyum sarkasm ini.

"Maaf saya gapunya uang buat dipalak punyanya cuman cilok. Mau?" tanyanya polos sambil menyodorkan cilok dengan ekstra sambal didalamnya yang menggiurkan.

"Ahaha." tawa pria berkaca mata yang kini berkacak pinggang.

"Sebentar lu anak baru atau siapa sih? Gatau siapa kita?." selidik Gama sambil melihat gadis ini sesaat.

"Tau." jawabnya singkat

"Gama Ardhana, Dirga Aditama, Atha Maheswara." sambungnya sambil menunjuk nametag dada yang tertempel di seragam mereka.

"Hmm ok, lalu kita dari kelas?"lanjut lelaki bernama Gama ini.

"Kalian dari kelas-."

"Eits gaboleh liat." potong Gama sambil menyembunyikan bet kelas dilengan kirinya. Dan mengambil buku yang berada ditangan kiri gadis ini.

"Balikin." teriaknya sambil badan kecilnya menjinjit berusaha menggapai buku 'pusakanya' yang kini berada ditangan orang lain. Bukunya kini sudah berada ditangan lain milik Dirga yang berpostur lebih tinggi dari Gama, 185 cm tepatnya.

"Gak sebelum lu kenal kita lebih dalam. Mau buku lu balik? Besok temuin kita di Aula tepat pas istirahat kedua." jelasnya lalu meninggalkan gadis itu yang mematung ditempat.

"Kalo buku itu sampe mereka baca gimana, hhh." lirihnya seakan khawatir akan sesuatu yang terjadi. Sambil menggigiti kukunya ia berjalan kekelas dengan tatapan mata siswa lain yang masih tertuju padanya.

PrecognitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang