4 • Ini Abnormal

14 3 0
                                    

Deva berlarian kesana-kemari hatinya gusar menunggu seseorang dari sekolah lain yang akan membantu temannya ini. Bintang menenangkan Zahra yang sudah meronta-ronta meminta Bintang mengantarkannya ke parkiran lama. Ibu UKS juga sejak setengah jam tadi menghilang mencari bantuan.

Kini ia mentap anak didepannya. "Kasian banget dia."batinnya. Ia memang tak bisa melihatnya secara langsung tapi ia merasakan ada hawa hitam yang sangat pekat disini. Bintang berkata, ada sesosok kuntilanak yang menempel di tubuh Zahra. Ia terus meminta agar Zahra ikut bersamanya ke alam lain melewati portal di parkiran lama.

Mendengar pernyataan tersebut Deva bergidik. Tak berbayang jika ia ada di posisi Zahra.

Pertahanan tubuhnya kacau, sejak tadi ia terus membacakan shalawat juga doa-doa lain agar makhluk itu pergi. Tetapi yang ada Zahra malah semakin meronta dan memberantakan isi UKS.

"Assalamualaikum," ucap seseorang yang tergesa melepas sepatunya.

Ya betul, dia Oni teman Bintang dari sekolah lain. Tak ada peralatan khusus yang dibawanya. Kini ia memasuki UKS dengan raut mukanya tegang.

"Astagfirullah." bibirnya sekarang membisikkan beberapa doa. Pandangan mata Zahra terus menatap kearah anak yang baru datang ini.

Mata Zahra mendelik dan mulutnya membentuk ekspresi aneh. Seakan ingin tertawa dan berteriak disaat yang bersamaan.

"Oni gimana?" tanya Deva pelan seakan tidak ingin merusak suasana.

"Dia nantangin gue dev, lidahnya menjulur panjang ke arah lu, minggir dev." sentaknya yang kini berjalan cepat ke arah Zahra.

Sontak Deva langsung beralih ke sisi lain UKS dan berdiri diatas kursi. Gadis bernama Oni ini membelalakkan matanya dan menepuk pundak Zahra. Belum sempat dibacakannya ayat kursi dan diulanginya beberapa doa lain, Zahra menjerit keras.

"AAKAKHHH AAKKHHHHH."Badannya limbung dan seketika Bintang memapahnya ke ranjang yang ada didekatnya.

"Kok lu bakar sih ah lu mah, kenapa ga diusir aja."Rutuk Bintang.

"Ya abis mukanya nyeremin putih gitu kek mayat, banyak darah, rambutnya panjang agak gimbal gitu terus melet-melet seakan mau ketawa atau nakutin, ya gue takut lah gue bakar aja." Jawab Oni santai.

"Ya emang itu setan udah mati ya jadi mayat. Entar kalo dia makin ngamuk gimana?" Matanya ikut melihat pandangan Oni ke sisi kiri tempat parkiran lama. Kepulan asap juga pusaran angin terlihat disana. Lama-kelamaan menjadi menyempit dari ukuran saat Zahra dirasuki.

"Portalnya kebuka dari tadi ni."ucap Bintang

"Sejak Zahra disini?"

"Bukan, sejak kemarin." Raut muka Deva berubah mengingat kejadian kemarin dimana ia dan Bintang berada di parkiran. "Jadi asap itu benar adanya."batin Deva.

"Pantes aja dia makin kuat, asalnya dari mana sih?"

"Kelas gue Ni, di belakang kelas ada gambar gunung yang lumayan banyak. Jumlahnya ada sekitar empat nah yang gue liat sejak pagi gunung itu kaya berubah jadi penjara makhluk astral gitu, tapi ada satu penjara yang kosong pas gue balik dari kumpul dilapangan tadi waktu terpautnya kejadian sekitar tiga jam." Ungkapnya.

"Pernah ada kejadian kesurupan masal disekolah lu ini ga Tang?"

"Pernah tiga tahun yang lalu kalo ga salah."

"Kejadiannya gimana?"

"Habis upacara sama tasyakuran gitu anak kelas 12 pas udah selesai pada kesurupan."

"Iyalah mereka merasa keganggu mungkin."

"Terus menurut lu kejadian yang sekarang gimana?"

"Ada yang salah ini pasti, mereka gitu karena mungkin perbuatan kalian yang ga sopan atau temen lu ngapain gitu dikelas."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PrecognitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang