Malam itu setiap rona wajahmu membayang dihadapan mataku. Seperti rembulan yang bersinar kala sedang purnama. Sepertinya aku merindukan dirimu, gadis cantik dengan senyum manis dari wajah yang mempesona. Mata sipit yang jika tertawa seperti sedang memejamkan mata, tak terbuka. lucu sekali melihatmu yang seperti itu.
Sudah lama, sudah lama aku tak melihatmu yang seperti itu. Sudah lama sejak terakhir kali kita bertegur sapa didepan teras rumah. berbincang banyak hal tentang bagaimana sekolahmu, tetang bagaimana temanmu dan tentang bagaimana hubungan kita atau hanya mencritakan hal asik yang membuat kita tertawa. bahkan kadang kala juga bertengkar. rasanya lama sekali, lama sekali kita tidak bertemu. semanjak kamu meninggalkan aku sendiri disini tanpa ada kata perpisahan darimu. lucu sekali, lucu sekali aku masih merindumu.
Memang banyak hal yang telah kita lalui, banyak sekali cerita yang telah kita tulis dalam lembar kosong masing masing. lalu kamu meninggalkan seperti daun yang terbang dibawa angin, lembut sekali, begitu tenang, dengan irama angin yang semilir. Tak apa kamu meninggalkanku, tak apa kamu pergi tanpa sepatah kata. Aku disini juga bahagia, hanya saja kadang kala sedikit merindumu. Tak masalah sebab merindumu adalah kebahagiaan sederhana yang bisa aku nikmati hari ini.
Berbahagialah, sebab kau tak perlu khawatir tentang bagaimana keadaanku, tersenyumlah kala kamu mendapati tulisanku. Jangan khawatir, jika kita bertemu lagi aku masih sudi untuk mendengar kisah perjalananmu. Seperti lalu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Hujan
Teen FictionGadis hujan, Ada kalanya setiap langkah kaki kita di belokan. Diarahkan dalam beberapa pilhan pilihan yng ungkin kan sulit kita ambil. Pilihan pilihan yang akan membuat kita ragu terhadap beberapa pilhan yang pertama kita ambil. Gadis Hujan, Catatan...