Sudah lebih dari tiga tahun kita berpisah. Kamu dengan duniamu dan aku dengan duniaku. Lantas apa yang membuatmu sampai sekarang masih sendiri? Aku tak mengerti sudah lama pesan terakhir yang kau akui sebagai janji itu hilang dari benakku. Perlahan namun pasti sedikit demi sedikit ingatanku tentangmu mulai tergerus. Satu persatu kenangan indah hilang dari rungan yang aku sediakan khusus untukmu.
Aku masih tak mengerti mengapa kau bersedia memikul janji yang nyatanya tidak dapat kamu tepati. Benar katamu bahwa janji itu adalah hutang, tapi aku sudah merelakanya bersama kepergianmu. Sudah lepaskanlah. Tak perlu bersusah payah untuk kembali.
Kamu telah banyak memikul beban berat dengan berbagaimacam janji yang kau utarakan kepadaku saat itu. Tak perlu kamu berjuang sebab akupun telah selesai denganmu. Berbahagialah dengan pilihanmu. Toh, kita sama sama sepakat dengan pilihan ini. Jalan terjal saat itu tak dapat kita lalui. Aku dengan pripsipku dan kamu dengan egomu.
Tak apa kita lepaskan saja belenggu yang mengikat ini. Kau tak perlu mengatakan bahwa tadak ada perempuan lain yang sepertiku, Itu sudah alasan basi atau bahkan seperti makanan yang sudah membusuk. Mari kita saling merelakan satu sama lain. Mari kita saling melepaskan dan memaafkan.
Surat Sajak
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Hujan
Teen FictionGadis hujan, Ada kalanya setiap langkah kaki kita di belokan. Diarahkan dalam beberapa pilhan pilihan yng ungkin kan sulit kita ambil. Pilihan pilihan yang akan membuat kita ragu terhadap beberapa pilhan yang pertama kita ambil. Gadis Hujan, Catatan...