Chapter 5

6.6K 1.2K 149
                                    

Jungkook tidak tau mana yang lebih menyakitkan: meninggalkan pulau tempat Ia tumbuh besar, atau mengetahui bahwa cinta pertamanya sudah dijodohkan dengan orang lain.


Malam ini Ia hanya terduduk diatas pohon rindang di greenhouse yang luar biasa luas. Disebelahnya sudah ada Sagi yang tertidur sambil sesekali mendekur lucu.

"Jungkookie?"

Jungkook menoleh dan mendapati Azul berjalan kearahnya. "Hm?"

"Belum tidur? Tika mencarimu. Sepertinya gajah gendut itu merindukanmu," ujar Azul yang mana membuat Jungkook merasa sedih. Ia merasa bersalah dengan semuanya: Tika, Azul, dan Sagi.




"Iya, ini aku akan tidur. Kau tidur juga, jika tidak nanti sayapmu akan jelek."

Keduanya tertawa bersama beberapa saat sebelum memutuskan untuk masuk ke alam mimpi.

Taehyung menggertakkan giginya kasar penuh amarah saat mendengar salah satu pengawalnya menyampaikan pesan dari sang Raja, yang mana adalah ayahnya sendiri.

"Malam ini kita akan makan malam besar bersama calon istrimu. Jangan terlambat atau kami akan bertindak. Ah, jangan lupa bawa manusia hutan itu juga."

Begitu perintahnya. Terkesan luar biasa kasar, apalagi menghina Jungkook seenaknya. Taehyung jelas tidak terima. Namun Ia tau betul watak ayahnya; keras kepala dan selalu tepat janji. Apa yang Ia katakan, maka benar-benar akan Ia lakukan.

Berakhirlah si Pangeran muda malam ini di ruang makan istana Apollonia. Beberapa kerabat keluarga sudah berdatangan dan duduk di salah satu kursi. Meja persegi panjang luar biasa panjang itu terdapat banyak jenis makanan.

Taehyung menatap pria manis diujung meja; jauh sekali dari tempatnya duduk. Sosok pujaannya makan dengan tenang sambil sesekali mengobrol dengan orang yang tidak Ia kenal.

Awalnya Taehyung tentu tidak ingin mengajak Jungkook ikut makan-makan seperti ini. Namun setelah mendapat ajakan dari Ibunya dengan alih-alih bahwa Ibunya sendiri yang akan mendadani Jungkook, Taehyung terima.

Dan lihatlah betapa cantiknya Jungkook malam ini. Walau hanya dengan kemeja putih yang ditutupi dengan rompi biru dongker, Jungkook tetap manis.

"Jadi seperti yang kedua belah pihak sepakati, kita akan menjodohkan kedua penerus kita demi kejayaan masing-masing kerajaan," ucap sang Raja.

"Baiklah, ini putra kami yang akan dijodohkan dengan sang Pangeranㅡ

ㅡPark Jihoon, berikan hormat untuk kerajaan Apollonia."

Seorang pria manis yang duduk didepan Taehyung mulai berdiri dan memberi salam sesuai dengan perintah Ibunya.

Disisi lain, Jungkook merasa luar biasa minder. Ternyata sosok yang akan menjadi mempelai sang Pangeran jauh lebih cantik dan manis darinya. Ah, memikirkannya saja sudah membuat Jungkook sedih.

Makan malam berlangsung damai, dengan sesekali sosok sang Pangeran dan si Manis Jungkook saling menatap sesekali.








;

Setelah makan malam berakhir, Jungkook tak tau harus melakukan apa. Ia bukan seorang pangeran yang tau cara bersosialisasi dengan bangsawan lainnya. Ia juga tak tau cara memulai pembicaraan dengan baik.

Dan Jungkook memilih pergi meninggalkan ruang makan dan akan menuju ke greenhouse; rindu dengan teman-temannya.

Taehyung yang melihat sosok pujaan hatinya pergi segera mengejarnya, tak peduli dengan panggilan sang Ayah.

"Jung!"

Jungkook menoleh, "Hai, Pangeran."

"Kau akan kemana?"

"Mungkin aku akan tidur malam ini. Ah, aku sebaiknya kembali ke pulau saja, Pangeran. D-disini bukan tempatku."

Taehyung dengan segera mencengkram kedua bahu Jungkook dan memandangnya dengan pandangan memohon.

"Jung, tunggu aku. Aku pasti akan menyelesaikan ini. Kita akan bersama, Jung. Tolong jangan pergi."

"Tapi Pangeranㅡ"

"Pengawal, siapkan kamar yang terbaik, sekarang."

"Tidak perlu, Pangeran. Aku akan tidur bersama Tika, Azul, dan Sagi. Aku tidak bisa tidur tanpa mereka."

Taehyung mengangguk dan mengecup dahi Jungkook lembut, "Tunggu aku, Jung."





"Jihoon, kau harus menikahi pangeran! Dengan begitu kita akan tambah kaya! Kau akan menjadi permaisuri paling dihormati, dan aku akan menjadi Ratu paling disegani!"

Jihoon menatap ibunya miris, "Tapi, Ibu, aku tak bisa menikah dengan orang yang tidak mencintaiku. Aku tak sejahat itu, Bu."

Park Jisooㅡsang Ibu memberikan pandangan sinis. Ia terlalu bosan dengan hati lembut putranya ini.

"Kalau kau terlalu baik, kau akan dijatuhkan, Jihoon."

"Ibu, aku tidakㅡ"

"Tidak ada bantahan! Kau akan tetap menikah dengan Kim Taehyung!"



Jungkook berjalan pelan mengitari greenhouse raksasa yang penuh dengam berbagai tanamanyan yang indah. Ia sesekali tersenyum saat melihat banyak kupu-kupu berterbangan disana-sini. Ingin menangkap tapi tidak bisa.

"Ah, seharusnya aku tidak pernah mengenal Pangeran," gumam si Manis saat mengkilas balik kejadian tadi. Patah hati. Tidak logis bagi seseorang seperti Jungkook, sebenarnya.



"Kenapa berbicara seperti itu?"

Jungkook terkejut saat mendengar sahutan dari arah belakangnya. Sedetik kemudian tersenyum kecil saat melihat Monyet putih kesayangan sang Ratu, Talullah.

"Tidak. Hanya berpendapat saja."

"Kau cantik." Jungkook tersipu malu saat mendengar tuturan Tallulah. Kemudian berucap 'terima kasih' dengan malu.

"Mau mencoba ini?" Jungkook menyodorkan satu buah ceri kecil untuk Tallulah.

Tallulah menerima dengan senang hati dan segera mencobanya; bersumringah bahagia saat mengecap rasa manis ketika buah ceri merah itu pecah dimulutnya.

"Enak?" Tallulah mengangguk semangat.

"Aku dan kakakku sering sekali memanjat pohon."

"Aku juga sering, kok," jawab Jungkook.

"Apa itu berarti kau juga monyet? Tapi kenapa kau cantik sekali?" Jungkook terkekeh dan mengelus kepala Tallulah.


"Aku cantik karena aku tidak jelek."



Jungkook tertawa sendiri menanggapi leluconnya, sedangkan Tallulah hanya memandangnya bingung.























-------------------------------
Mungkin yg udh pernah nonton pilemnya udh tau ya jalan ceritanya😂

The Island Prince | taekook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang