2

996 46 0
                                    

"Apa kau baik-baik...," Naruto langsung terdiam saat melihat perempuan itu terkulai lemas dan disertai kedua mata yang tertutup.
"Gawat! Apa gadis ini mati?" gumamnya dalam hati.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Naruto lagi dengan posisi agak membungkuk diatas gadis itu.

Tak ada jawaban, gadis itu bungkam. Naruto jongkok dihadapan gadis itu dan segera mengecek nafasnya, dan syukurlah gadis itu masih hidup. Lalu Naruto menampar pipi gadis itu berulang kali, dengan pelan tentunya.

"Huwaaaah?!" teriak gadis itu terduduk, BUUUK!!! Kening mereka bertabrakkan.

"Aduh," lirih mereka serentak.

Gadis itu langsung memegang jidatnya dan Naruto sedikit mengusap-usap keningnya yang sakit. Tep! Mata mereka bertemu dan saling menatap dalam hitungan detik yang cukup lama.

"Wah, tampannya," seru gadis itu spontan.

"Apa? Apa yang kau bilang?" Naruto seperti mendengar sesuatu dari mulut gadis itu.

"Hah? Tidak, tidak ada," alih gadis itu.

"Ooh," singkat Naruto.
"Kalau dilihat-lihat wajah anak ini terlihat pucat, dan..dan tubuhnya juga sedikit gemetaran," pikir Naruto saat melihat gadis itu.

Gadis itu mencari-cari ponselnya yang terjatuh dari genggamannya tadi. Naruto yang menyadarinya pun langsung mengambil ponselnya yang berada tak jauh dari diri Naruto. Lalu, Naruto sedikit mengotak-atik layar ponsel itu.

"Itu kontakku. Jika kau ada keluhan sakit akibat kejadian ini, hubungi saja aku. Aku akan membayar semua tagihannya," seru Naruto dan meninggalkan gadis itu tanpa mendengar sepatah katapun dari gadis itu.

Naruto kembali ke mobilnya, dan segera masuk kedalamnya. Namun, perhatian Naruto terhenti saat melihat gadis itu masih terduduk diatas aspal itu meskipun dia berusaha untuk berdiri. Naruto memperhatikannya. Sedetik, dua detik, tiga detik, sampai hampir semenit pun gadis itu belum bisa beranjak pergi dari aspal itu juga. Yang ada, wajah gadis itu terlihat lebih pucat dari sebelumnya. Naruto keluar dari mobilnya dan menghampiri gadis itu, lagi.

"Apa kau bisa berjalan?" tanya Naruto.

"Bisa."

"Tapi, mengapa kau masih duduk disini jika kau bisa berjalan?"

"Bukan urusanmu."

Gadis itu berusaha untuk bangkit lagi, namun hasilnya tetap sama, tak bisa bangkit apalagi bisa berjalam. Naruto yang melihat itu langsung mengangkat tubuh gadis itu dan menggendongnya.

"A-pa yang kau lakukan?" seru gadis itu.

Naruto hanya diam saja dan tetap berjalan menuju mobilnya. Sesampainya dimobil, ia mendudukkan gadis itu dibangku penumpang sedangkan Naruto segera duduk dibangku supir.

"Kutanya lagi, apa yang mau kau lakukan padaku? Hah?" tanya gadis itu, lagi.

"Aku hanya ingin membantumu. Bersyukurlah kau karena kau bertemu denganku. Karena kali ini, aku sedang berbaik hati kepada orang asing," seru Naruto sambil melajukan kecepatan mobilnya dengan pelan.

"Yang ada aku hampir mati karena dirimu. Dan juga, aku tak butuh bantuanmu, turunkan aku!"

"Oh, sudah bisa berjalan?" Tanya Naruto

Gadis itu terdiam dan sedikit menunduk.

"Belum ternyata. Ya sudah, katakan saja alamat rumahmu ada dimana. Agar aku antar kau sampai ke rumahmu," suruh Naruto.

Akhirnya gadis itu memberi tahukan alamat rumahnya pada Naruto. Alamat? Eh, hati-hati alamat palsu bang! Waspadalah. Naruto sesekali melirik ke arah gadis itu dan melihat tangannya masih gemetaran.

Without You, My HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang