"Apa itu menyakitkan?" tanya Naruto dan melihat jidat lebar Hinata.
"Eh, kau lagi ternyata," serunya baru menyadari bahwa Hinata lah gadis yang hampir ditabraknya saat dipersimpangan jalan waktu itu."Mati aku, dia mengenaliku," batin Hinata sambil menutupi wajahnya dengan buku yang ia pegang saat ini.
"Iyakan? Kau yang hari itu hampir ku tabrak mati. Iyakan?" tanya Naruto semangat karena ia yakin bahwa gadis yang hampir ia tabrak hari itu adalah Hinata.
"Sialan, kau katakan pula kata-kata yang kasar seperti itu kepadaku. Mau mati ya?" seru Hinata agak meninggi.
"Oh iya, maaf maaf. Hampir saja lupa, bagaimana jidatmu?" tunjuk Naruto.
"Oh ini? Gak sakit kok," seru Hinata sambil tersenyum kecut.
"Yang benar? Masa tidak sakit sih?" tanya Naruto tak percaya.
"Iya, gak sakit hanya saja perih."
"Syukurlah," seru Naruto sambil mengelus dada.
"Ya sakitlah, apalagi ketiban buku setebal ini," Hinata menunjukkan buku tebal yang ingin diambil Naruto dari rak tadi.
"Aduh sakit sekali," Hinata memegang jidatnya, dan benar saja ternyata jidatnya sudah berdarah dengan hebat bak terjadi pendarahan. Pendarahan? Hmmm, gak separah itu lah:v"Yasudah, kau tetaplah disini. Aku akan ke apotek yang tidak jauh dari sini untuk bisa mengobati lukamu," tanpa mendengar jawaban dari Hinata, Naruto sudah pergi berlalu meninggalkan Hinata.
Setelah Naruto sudah tak terlihat lagi didekat Hinata, Sakura langaung mendatanginya karena cukup mengkhawatirkan keadaannya saat ini.
"Ais, kenapa begini sih. Seharusnya kan tidak sampai membuatmu terluka seperti ini," sesal Sakura pada Hinata.
"Tidak apa-apa. Lagian luka ini tak terlalu sakit kok," ucap Hinata sok kuat.
"Tapi tetap saja kau terluka karena ku, Hinata."
"Jangan begitu, ini semua kulakukan demi sahabatku," seru Hinata sambil mengacungkan jempol ke arah Sakura menandakan bahwa ia benar baik-baik saja.
"Baiklah," senyum Sakura mengembang sambil membalas acungan jempolnya ke arah Hinata.
"Sebenarnya, Naruto itu-,"
Belum sempat Hinata melanjutkan perkataanya, Naruto sudah tiba di depan pintu perpustakaan sambil berlari menenteng sebuah plastik putih kecil yang mengait di jemarinya.
"Sakura, sana pergi sana. Naruto sudah kembali. Sana, hush hush hush," usir Hinata kepada Sakura.
Sakura pun bergegas pergi ke meja yang ia duduki tadi.
Setibanya Naruto dihadapan Hinata, Naruto langsung menyodorkan plastik putih itu kepada Hinata, "ini obatnya," ucapnya.
Hinata langsung bangkit dari lantai, dan hendak pergi ke toilet untuk mengobati lukanya dan memasang plaster dijidatnya.
"Mau kemana?" tanya Naruto.
"Mau ke toilet, ngobati luka ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You, My Honey
RomanceNaruto Uzumaki dijodohkan dengan Sakura Haruno oleh kedua orangtuanya. Namun, Sakura menentang perjodohan yang sudah dipersiapkan matang untuk lanjut ke tahap pernikahan tersebut. Akan tetapi, ayah Sakura tak memberinya izin untuk membatalkan pernik...