"Semoga saja," seru Hinata yang terlihat jelas dari raut wajahnya bahwa dia sangat mengkhawatirkan dirinya sendiri untuk kedepannya.
"Sudahlah, jangan terlalu khawatir, Hinata. Akan kupastikan kau akan baik-baik saja nantinya, percayakan saja padaku," seru Sakura untuk makin meyakinkan Hinata.
"Hn, iya iya," sahut Hinata dengan malas.
-❤❤❤-
Setelah mengantar Hinata selamat sampai di rumahnya, Sakura pun melanjutkan perjalanannya. Tak terasa, jam tangan berbentuk hati yang menghiasi tangan Indah Sakura telah menunjukkan pukul 11.00 malam. Sakura pun bergegas mengemudikan mobilnya menuju rumah orang tuanya. Sesampainya disana, ia melihat kedua orang tuanya sedang menonton TV bersama-sama di ruang TV. Dengan membawa keberanian penuh yang ada di dalam dirinya, Sakura pun langsung menghampiri kedua orangtuanya dan membicarakan maksud kedatangnya ke rumah itu.
"Sudah pulang, sayang? Ada apa?" tanya ibu dengan lembut pada Sakura, Putri semata wayangnya.
"Ayah, ibu, ada yang ingin aku bicarakan kepada kalian," Sakura langsung duduk di samping kedua orang tuanya yang amat disayanginya dengan memasang tampang yang cukup serius.
"Apa itu, Sakura ku sayang?" tanya ibunya dengan nada lembut sambil mengelus rambut blossom Sakura yang dibiarkan tergerai panjang.
"Ayah, ibu, aku tak ingin menikah dengan Naruto," seru Sakura.
Spontan pernyataannya itu membuat kedua orang tuanya terkejut apalagi dengan ayahnya, ayahnya sangat menunjukkan tanda tak terima dengan perkataan Sakura.
"Jaga bicaramu, Sakura?! Mau dibilang apa keluarga kita jika kita membatalkan pernikahanmu?!" bentak ayahnya.
"Aku tak mencintainya, ayah. Dan aku tak akan pernah bisa mencintainya. Ku mohon, mengertilah," perjelas Sakura.
"Tak bisa?! Keluarga Uzumaki akan kecewa dengan ayah jika ayah membatalkan pernikahan ini!" lagi-lagi ayahnya menentang keras dengan keputusan yang dipilih oleh Sakura.
"Aku tak mau, ayah. Aku tak mau menikah dengannya," Sakura tetap bersikeras menetapkan keputusannya untuk tidak menikah dengan Naruto.
"Sakura?!!" bentak ayahnya kepada Sakura dengan suara yang lebih keras lagi.
"Ayah, sudahlah. Jangan marah-marah begitu," pinta ibu pada ayah.
"Anak ini sangat keras kepala. Sudah ayah katakan tidak bisa ya tidak bisa?!" ayah terus-menerus membentak Sakura.
"Aku tak mencintainya, Ayah. Aku mohon padamu, turutilah keputusanku untuk kali ini saja," Sakura mulai melemah saat mengatakannya.
Ibu yang sedari tadi berada di samping Sakura, hanya memeluk Sakura dengan erat tanpa berkomentar sedikitpun. Memang benar, sifat ayah dan ibu Sakura terhadapnya sangatlah berbeda. Ibu sangat mengerti tentang isi hati Sakura, tetapi tidak dengan ayahnya. Yang ada di pikiran ayahnya hanyalah bisnis, bisnis, dan bisnis. Urusan keluarga pun tak terlalu diprioritaskan. Kek author, gak diprioritaskan:( *lahkokbaper:"
"Ayah sudah dengar sendiri kan, apa permintaan anak kita ini?" tanya ibu.
"Tidak bisa?! Sudah aku katakan tidak bisa tidak bisa?!" ayah pun ikut membentak ibu karena Ibu berusaha membela keputusan Sakura dan berada di pihaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You, My Honey
RomansaNaruto Uzumaki dijodohkan dengan Sakura Haruno oleh kedua orangtuanya. Namun, Sakura menentang perjodohan yang sudah dipersiapkan matang untuk lanjut ke tahap pernikahan tersebut. Akan tetapi, ayah Sakura tak memberinya izin untuk membatalkan pernik...