"Widih gileeeee, nih kantor tinggi amat. Sakit leher gue liatnya. Pasti gajinya juga gede, hahah" ujar gadis berambut tipis sepunggung itu sambil menatap gedung tinggi menjulang didepannya. Dia mulai melangkah memasuki gedung tersebut dan berbicara ke seorang resepsionis soal tujuannya datang ke kantor tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu, mbak?" tanya sang resepsionis ramah.
"Saya mau melamar pekerjaan, mbak" jawab Prilly seraya tersenyum.
"Oh, mari saya antar ke ruang CEOnya" ajak resepsionis.
Prilly hanya membalas dengan anggukan lantas mengikuti langkah wanita cantik didepannya memasuki lift.
Ting
Lift terbuka, Prilly dan seorang resepsionis keluar dan berjalan menuju pintu bertuliskan CEO.
Tok tok tok
"Masuk" jawab seorang lelaki didalam ruangan tersebut.
"Maaf, Pak. Saya kemari mengantarkan seseorang yang ingin melamar pekerjaan" ujar sopan si resepsionis.
Pria berjas tersebut mengangguk.
"Kau bisa keluar" usirnya pada si resepsionis.Si resepsionis pun keluar ruangan, hingga tersisalah Prilly dan sang CEO perusahaan tersebut.
"Duduklah. Perkenalkan dirimu"
"Nama saya Prilly Mahatei Pak. Saya lulusan Universitas Jakarta jurusan komputer. Umur saya 22 tahun" jelas Prilly lancar.
"Saya Ali. Muhammad Ali Genta. Kau bisa memanggilku Pak Ali. Saya terima kamu bekerja disini sebagai sekretaris saya. Hari ini kau bisa langsung bekerja" jawab Ali panjang lebar setelah membaca berkas berisi data wanita yang duduk didepannya.
Dia wanita cerdas, batinnya."Se-serius Pak?" gugup Prilly.
Ia tak menyangka bisa dengan mudah diterima di perusahaan ini. Padahal ia sempat berfikir bahwa bekerja disini akan sangat sulit."Iya"
"Alhamdulilah ya rabbb" ucap Prilly sambil menengadahkan tangannya ke atas.
Ali hanya melongo melihat aksi Prilly. Ia mengira bahwa gadis didepannya ini seorang perempuan kalem, ternyata tengil batinnya.
Ali lantas menggeleng dan sadar atas sikapnya tersebut."Hehe, makasih Pak" cengenges Prilly.
Ali mengangguk.
"Meja kerjamu berada diluar, didepan pintu ini""Iyah siap bos. Upss.. Ba-baik Pak" cengir Prilly.
Lalu ia beranjak dari tempat duduknya dan keluar ruangan menuju meja kerjanya.Plak
"Akhirnya gue kerjaaaaaa. Bisa beli lift dah. Hobahh hahaa" ucapnya kencang diiringi tawa setelah berhasil menggeplak meja kerjanya.
Sedangkan didalam ruangan, Ali hanya memijat keningnya merasa pusing mendengar ucapan Prilly.
Kurasa dia gila, batinnya berbicara.***
"Akhirnya. Gue makan dulu ah" ucapnya setelah melihat jam yang melingkar ditangan kirinya menunjukkan pukul 12.00.
Prilly, keruangan saya sekarang.
"Yasallam, baru mau ke kantin, eh udah dipanggil Pak Bos" ucap Prilly pelan.
Prilly pun masuk ke ruangan Bosnya.
"Iya, ada apa Pak Bos?"
"Ikut saya makan siang diluar, saya akan menemui klien saya"
"Siap Pak" ucap Prilly girang. Mendengar kata makan siang diluar membuatnya bahagia tujuh keliling.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Babang Arab
Fanfiction"Babang arab, gue bikinin teh yaa.. Atau kopi? Atau jus? Hmm susu mau? Ituloh yang putih tapi ada juga cok-" "Keluar dari ruangan saya!!" "Iya-iya duh. Gue keluar" Prilly pasrah saat tawarannya tak dipedulikan. "Dingin banget kek ketek gue" lanjutny...