Part 3

5.2K 545 28
                                    


"Pa-Pak.. Ali?"

Seketika Prilly terpesona melihat lelaki di bangku taman sana yang sedang tertawa riang bersama seorang gadis kecil.
"Ya Allahhh... Sungguh indah ciptaanmu Ya Rabbbb..." ucapnya mendramatisir.

"Kak, lu ngapa sih? Kesambet jin apa dah jadi begini bentukkannya..."
Raja hanya menatap heran Prilly dan mengalihkan pandangannya ke arah tatapan kakaknya tersebut.
"Siapa sih? Kepo gue" ia mengernyitkan dahinya merasa belum pernah bertemu dengan orang yang sedang ditatap kakaknya tersebut.

Mak Elah yang ngeliat adegan tersebut hanya geleng-geleng kepala.
"Dasar anak muda zaman sekarang" gumamnya lalu berjalan untuk lanjut berjualan kuenya.

"Ja, lu balik duluan deh.. Sono ah.. Gue mau main dulu" Prilly mendorong-dorong Raja agar segera pulang.

"Yaelah, kalo mau ngapel bilang aja deh, mana ngapelnya sama duda lagi" cibirnya.

"Apasih ah, udah sono-sono ah..." usir Prilly.

Raja yang kesal langsung melengos pergi, menyisakan Prilly yang sedang senyum-senyum sendiri sambil berjalan menghampiri orang yang sedang dikaguminya.

"Dorrrrr!!!" teriak Prilly mengagetkan dua orang yang sedang tertawa riang di bangku taman tersebut.

Ali yang kaget pun langsung menengok ke belakang dan menemukan sosok sekretaris tengilnya yang sedang tertawa cekikikan. Ia lalu menatap datar gadis yang telah mengejutkannya itu.

"Ada apa kamu kesini?"

"Wessss, santai Pak Boss. Ini kan tempat umum ya terserah saya dong mau ngapain ajah disini"

"Saya tidak peduli. Lalu apa maksud kamu mengejutkan saya?"

"Lah, suka-suka saya dong. Hak saya kelessss. Hahahahhh" balasnya ngegas lalu tertawa keras. "Betewe, tadi ekpresi Bapak lucu deh kalo lagi kaget, kaya ada manis-manisnya" ujarnya menirukan gaya iklan di TV.

"Pengganggu!" desis Ali seraya menatap tajam Prilly.

"Wes wes wes, jangan gitu dong natapnya, sans ajah Pak" ucapnya sambil kibas rambut tipisnya. "Pak, itu anak Bapak?"mulai dah keponya.

Ali lalu mengalihkan tatapannya pada gadis kecil yang duduk disebelahnya. Ia sedari tadi hanya memperhatikan perdebatan antara kakaknya dan seorang perempuan cantik dihadapannya.

"Dia adik saya" balas Ali datar.

"Ohhh, syukurlah... Saya kira Bapak sudah beristri" ucapnya sembari mengelus dada.

"Memangnya kenapa bila saya sudah beristri?"

"Jangan dong Pak, tar saya patah hati lagi. Masa abis diputusin, ditolak jugaa.." rengeknya lucu.

Ali seketika merasa jantungnya terpompa lebih cepat, dan merasa gemas akan rengekan gadis dihadapannya. Lalu ia menggelengkan kepalanya dan tersadar atas apa yang ia fikirkan.

"Hai cantik, nama kamu siapa?" tanya Prilly sambil mensejajarkan tubuhnya dengan gadis kecil yang sedang duduk tersebut.

"Namaku Risa kaka cantik. Kalo kaka?"

"Nama kaka Prilly, kamu boleh panggil aku Kak Illy" ujar Prilly seraya tersenyum manis dan mengusap pucuk kepala Risa.

"Kak Illy cantik" puji Risa.

"Iyadongg, Kak Illyyyyyy" sombongnya sambil membentuk huruf V dengan jarinya dan menempelkannya di dagunyaa.

"Risa, ayok kita pulang"

"Ih nanti abang, Risa mau main dulu sama Kak Illy" rengek Risa.

"Udah deh Pak Bos, biarin dulu disini, saya mau ajak maen sambil ngecengin om-om disana. Jadi Pak Bos jangan ganggu!" omel Prilly malah memarahi Bosnya.

Ali lantas melotot mendengar ucapan Prilly. Lalu menggendong Risa dan membawanya pergi.
Dasar gadis gila, batinnya.

"Abang turunin Risaaa, aku mau main sama Kak Illy duluuu" rengek Risa lebih kencang.

"Woy Pak Bos kasian tuh, mau main sama sayaaaa" teriak Priily yang tak dipedulikan oleh Ali.

Ali tetap berjalan menuju rumahnya tanpa mau menurunkan Risa yang sedari tadi merengek minta diturunkan.
Sedangkan Prilly tengah merenung memikirkan sesuatu.

"Berarti rumah Pak Bos deket sini dongggg. Ahaydeeeee! Gue bisa ngegebet si Risa inimah biar dapet restu hahahhh" ucapnya girang.

***

Sore harinya, rumah Bapak Galendra sedang dipenuhi oleh suara cempreng milik Prilly.

"Assalamualaikum epribadiihhhhh.. Yuhuuuu Prilly yang unyu-unyu kambeekkkkk" ucapnya cempreng.

Raja yang sedang menonton tv otomatis terganggu dengan suara cempreng milik kakaknya.
"Ck.." ia berdecak kesal.
"Berisik ae lu kak, ganggu banget deh. Gimana, udah ngapelnya sama duda tadi?"

"Apasih lo, duda apaan dah, gue ga ngerasa nyerain die, nikah ajah kaga!" sewot Prilly.

"Susah kalo ngomong ama nyai cempreng mah" gumamnya yang didengar oleh Prilly.

"Eh kolor! Gue tonjok lu tau rasa!" ucapnya sembari menatap tajam dan mengepalkan tangan kanannya di depan muka.

"Aduhh kalian ini, bisa engga si sehari ajah ga berisik. Ibu pusing dengernya" omel Bu Fatimah yang baru muncul dari arah dapur sambil menatap jengah kedua anaknya.

"Au ah Bu, Prilly mau tidur ah. Besok kerja lagi, ketemu Pak Bos lagi hahahahhh" ucapnya sambil kibas rambut.

"Ini masih sore Kak" Ibunya mengingatkan.

Prilly tak memperdulikan dan malah menaiki tangga menuju kamarnya.

"Hah" ucapnya setelah membaringkan badannya di kasur.
"Kalo difikir-fikir, Pak Bos ganteng banget si kaya orang arab. Bulu matanya lentik, alisnya tebel kek ulet kuda, hidungnya mancung.. Beuh kek serodotan TK deh, terus bibirrnyaaaaa.. Ahhh gue ga nah- Eh astagfirullah Prilly, kok gue jadi mesum gini, buahayaa! Bisa di babad abis sama Bapak Galendra kalo ketauan" ucapnya tersadar setelah membayangkan wajah Bosnya.
"Huaaahhhh. Mending gue tidur, siapa tau mimpiin Pak Bos"

***

"Cantik" gumamnya tanpa sadar.
"Arrgghhhhh!" teriaknya kemudian.
"Kenapa saya tidak bisa berhenti memikirkan dia" lanjutnya.

"Ali, ada apa teriak nak?" tanya Bunda Riri khawatir setelah membuka kasar pintu kamar Ali.

"Gapapa Bun, maaf kalo Ali bikin khawatir Bunda" ucap Ali merasa bersalah telah membuat Bundanya khawatir.

Bunda Riri hanya tersenyum.
"Kenapa nak? Kamu bisa cerita sama Bunda"

"Engga Bun, Ali gapapa kok"

"Yaudah, kalau kamu ada masalah, cerita sama Bunda ya" ucapnya sembari mengelus rambut milik Ali.

"Iya Bun"

"Yaudah Bunda ke kamar ya, kasian Risa takut kebangun" pamit Bunda yang diangguki oleh Ali.

Prilly, kenapa saya terus memikirkanmu?, batinya bertanya.

Sedangkan dilain tempat, ada dua orang lelaki yang sedang berbicara serius.

"Terus awasi dia. Kamu tau, musuh saya banyak, dan saya tidak mau dia menjadi korbannya" ucap seorang lelaki dengan tegas dan terlihat rahangnya mulai mengeras.

"Baik bos. Kalau begitu saya permisi"

"Ya"

———————————————————

Jangan lupa vote dan commentnya yaaa
Love u hehe💕


Sdp

Babang ArabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang