(Nanda POV)
Hari ini adalah hari dimana masa kuliahnya akan dimulai. Sebelum itu, aku akan melalui masa ospek terlebih dahulu. Yah berat memang, karna aku baru pindah ke kota ini, dan aku tidak memiliki satupun teman yg ku kenal.
Bukan karna aku tak pandai bergaul, hanya saja, aku jarang keluar rumah, mungkin nanti aku akan lebih sering jalan jalan di sekitar kompleks.
Setelah siap dengan seragam putih hitam yg telah ditentukan untuk ospek serta tak lupa kerudung putih yg melindungi auratku juga apapun yg aku butuhkan sudah terpenuhi, aku pun turun ke bawah, untuk sarapan bersama keluargaku tercinta.
"Pagi bunda cantik" sapa ku sambil mencium pipinya,
Lalu aku pun duduk di sebelah adiku. Davin. Aku bingung pasalnya, sejak tadi aku tidak melihat keberadaan Bang Nares disini, aku menoleh ke arah bunda yg telah duduk di depan ku.
"Bun, abang kemana, kok gk ada?"
Tanyaku pada bunda,"Oh, itu, Abangmu ada meeting di luar kota, udah berangkat dari ba'da subuh tadi" jelas bunda kepadaku, setelah selesai sarapan akupun berangkat diantar bunda yg juga akan mengantar Davin karena searah, jaraknya lumayan jauh, tapi ini masih lumayan pagi, jadi Nanda tidak takut terlambat.
Sesampainya di sekolah Davin, Davin menggapai tangan Bunda untuk salim lalu beralih ke arahku dan melakukan hal yg sama, Aku mengacak rambutnya, ia memberengut kesal,
"Resek ih kak,"Gerutunya kesal, Aku hanya terkekeh mendengarnya,
"Belajar yg bener ya dek"
Ucapku kepadanya yg hanya diangguki olehnya, setelah Davin masuk ke dalam gerbang, mobil yg kami tumpangi pun meluncur ke kampus baruku,selama perjalanan, aku mengigit bibirku pelan, sambil melihat pemandangan di sepanjang jalan. Aku tak memungkiri bahwa aku sangat gugup, aku akan menjadi mahasiswa, rasanya seperti mimpi, cepat sekali, rasanya baru sebebtar aku memakai seragam putih abu abu, tapi waktu berjalan dengan cepatnya.
sesampainya di depan gerbang kampus yg menjulang tinggi, aku pun pamit kepada bunda, aku jadi sedikit lebih baik setelah bunda menyemangati ku sebelum ia pergi, yah, ikatan antara ibu dan anak yg kuat membuat ibu bisa merasakan apa yg anak nya rasakan.
****
"Nda, jangan ngelamun terus, kita disuruh ke aula nih" ucap Kiki yg sudah mengulurkan tangannya untuk mengajakku berdiri, aku menggapai uluran itu dan tersenyum padanya
"Makasih.."
"Iya, yaudah ayo"ajak nya dan kamipun berjalan menuju aula kampus yg sudah lumayan ramai, orang berlalu lalang, kebisingan yg memenuhi aula indoor ini, cukup membuat kepala Nanda pusing,
Lalu..."SEMUANYA DI HARAP DIAM, KALAU KALIAN TIDAK DIAM, KALIAN AKAN MENDAPAT HUKUMAN, LARI MENGITARI LAPANGAN 25 KALI" Seketika ruangan ini sunyi mendengar suara lantang yg berasal dari perempuan yg ku kenal bernama Rissa, gila saja, siapa yg berani berisik jika hukuman nya benar benar diluar akal, lapangan kampus ini sangatlah luas, dan saat ini matahari sedang teriknya,
Lalu dari arah kanan, datang seorang lelaki yg dandanannya, seperti...
Brandal.
Seketika Ruangan ini penuh dengan teriakan yg tertahan, bahkan Kiki saja tengah menahan teriakan nya dengan tangan yg membekap mulutnya, ya Allah, sebegitu luar biasanya kah efek dari kedatangan lelaki itu, seperti Nabi Yusuf saja, yg setiap lewat, mampu membuat perempuan tanpa sadar memotong tangannya, sadis memang.
Lalu lelaki itu mengedarkan pandangannya, tanpa sengaja tatapan kami bertemu, aku langsung menunduk mengalihkan pandangan, astagfirullah, Ghodull basyar! Entah kenapa jantungku berdetak lebih cepat berkali lipat dari biasanya, perutku terasa mulas sekali, benar saja, lelaki itu mungkin jelmaan Nabi yusuf, Lihat saja, aku sampai mulas gara gara tatapannya. Dalam. Dan Tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laa Tahzan
RomanceLaa tahzan inallaha ma'ana, innallaha ma'ashobirin, jangan bersedih, Allah selalu bersama kita, Allah selalu bersama orang orang yg sabar, Siapa yg tau dengan skenario Allah,Wallahu 'alam. Hidup ibarat Film, dimana kita sendiri yg menjadi pemeran u...