Gezzz, inilah akibatnya kalau tidak mendengar pepatah orang tua! Kan kalau aku memilih ke arah kanan (mungkin) tidak akan jadi seperti ini. Ishhhh apalah daya demi keyakinanku tentang anti mainstream yang yah terkadang pembawa sial!
Asal kalian tahu yahh... aku sudah lama berjalan tak tentu arah. Aku bosan hiks aku rindu kehidupanku yang lalu dan yang paling penting aku rindu sama... Doi! Hehehe. Apakah kalian penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi sama aku? Jadiiii...
***
Aku menguap lebar, rasanya seperti baru terbangun dari tidur panjang selama berabad-abad. Kok rasa-rasanya ada yang aneh? Mungkin aku lupa mematikan kipas angin. Lalu aku mengulurkan tangan ke arah nakas di sebelah kanan. Lho? Kok kosong? Aku mengucek mataku lebih lama, kenapa? Kenapa aku bisa...
Kenapa aku bisa...
LUPA! Kipas kan sudah aku jual. Tapi kok aku ngerasa asing yah di sini? Ini kan bukan kamar aku, dan bukan juga kamar doi. Walau aku belum pernah ke kamar doi.
Baunya juga beda. Baunya kaya obat? Jelas bukan bau kamarku. Kamarku kan baunya rada asem gituh. Bukan karena aku bau jarang mandi yah! Tapi yah emang sih, aku kadang suka males mandi... tapi yah... akh! Lupakan! Kyaaaaa aku jadi malu! Lupakan oke?! Jadi intinya ini bukan kamar aku.
Tapi, kalau aku lihat ini kaya kamar rawat Rumah sakit? Aku kurang tau sih. Tapi bisa jadi kan? Eh iya deh kayanya, sama seperti yang aku lihat ditipi-tipi. tapi kenapa aku ada di sini? Aku mulai memperhatikan ruangan ini lebih teliti.
Kalian tau? Aku melihat keluargaku tertidur dengan tidak elitnya! Ibuku yang tertidur dengan tenang sembari duduk. Oke itu tidak aneh. Ayahku yang tidur seperti ibu tapi bedanya... Ayahku hampir terjatuh dari sofa dan mendengkur dengan keras, kebiasaan. Oh ada abangku juga ternyata.
Apa perlu kuperjelas? Oke walau menyedihkan. Abangku itu tidur dengan tidak elitnya. Aduh aku malu mengakuinya abang hiks apa tidak bisa bertukar dengan abang orang lain?
Jadi dia tidur di lantai! Dengan gayanya yang begitu abstrak. Ugh... aku tidak bisa menjelaskannya. Dia mengigau dan juga mengeluarkan air liur! Haduh, dosa apa aku ini yah. Sudah cukup, aku tidak kuattt!
Aku menutup wajahku penuh kesedihan. Hiks, apa di kehidupan sebelumnya aku memiliki kesalahan yang fatal? Sampai keluarga anehku ini yang menjadi korban? Kenapa tidak ak- eh tidak jadi, mana mau aku seperti mereka. Katakanlah aku ini anak durhaka, tapi apalah dayaku, hanya seorang anak manusia penuh ego dan naif.
"Ugh..."
kujauhkan tanganku dari wajah, saat mendengar suara erangan kecil. Kulihat abangku mulai terbangun. Dia melihat ke arahku. Tapi, kok dia tidak senang yah? Malah terlihat begitu sedih...
Aku sampai...
Sampai... Merasa jijik pada abangku itu! Lihat! Lihat mukanya yang bagaikan tanpa dosa itu! Padalah banyak sekali dosanya.
Tidak, tidak, bukan ekspresinya yang kubilang. Tapi lihat wajahnya! Dia belum menghilangkan sungai busuk di wajahnya! Begitu menjijikkan.
Dia berjalan ke arahku. Lalu duduk di kursi yang berada di sebelah kasur. Aneh, melihat abangku seperti itu, melamun. Biasanya juga berisik, seperti orang kesurupan.
Abang kenapa sih? Aneh sekali. Aku mulai menggoyangkan tanganku di depan wajahnya dan kalian tau? Dia mendesah pasrah. Lalu dia, abangku. Mengambil tanganku ah bukan, bukan. Entah tangan siapa itu. Tetapi, dia mengambil sebuah tangan dari kasur yang aku duduki ini.
Aku melihat dengan mata yang mungkin saja bisa keluar dari ke dua rongga mataku. Dia menyusutkan sungai busuknya ke lengan baju panjang yang di pakai lengan itu. Iuhh aku malu mengatakannya! Kasihan sekali pemilik baju itu...
......
......
Tunggu! Tangan siapa itu?!
Sekarang, aku baru menyadari betapa lemotnya aku. Rasanya bagaikan detak jantungku berhenti berdetak saat ini juga. Darah seakan berhenti mengalir, pikiranku kosong.
Aku melihat ada seseorang yang sangat cantik! Aishh aku saja sampai iri melihatnya, dan kalian tahu? dia adalah aku!
Wahai dewi fortuna. Kenapa kau sampai tega membiarkanku menjadi sangat... sangat... ah! Aku tidak bisa mendeskripsikan apa yang sedang aku rasakan! Siapa pun tolong aku.
***
Sekarang, kalian tau kan apa yang aku rasakan? Kaget, tentu saja. Siapa yang tidak akan kaget? Mungkin hanya seseorang tak waras saja dan aku tidak termasuk.
Melihat keluargaku di rumah, tanpa menyadari kehadiranku membuatku merasa sesuatu yang aneh. Kesepian? Tentu saja.
Btw, aku tidak berani ke kamarku. Aku takut! Ternyata ada penghuni selain aku di kamar itu. Menyeramkan.
Rasa bosan membuatku stres, bingung ingin melakukan apa. Lalu sebuah ide terlintas begitu saja di kepalaku. Kenapa aku ngga ganggu doi saja yah? Hmmm dia takut arwah gentayangan tidak yah? Semoga saja tidak. Lagian kalo arwahnya imut sepertiku kan no what what? Mohon maklum nilai bahasa inggrisku saja pas-pasan lagian kan aku anti mainstream jadi anggap saja sebagai yah seperti itulah...
Sekarang aku punya tujuan. Setelah kaget setengah mati, melihat tubuh cantikku berbaring tak berdaya, bagaikan putri tidur yang butuh ciuman dari pangeran berkuda putihnya. Ah tapi, aku maunya pangeran tampan ber motor besar warna putih. Doi kan punya motor besar warna putih.
Kode keras nih.Kini aku sebagai putri tidur yang untuk sementara menjadi arwah gentayangan, akan tetap melanjutkan perjuangan untuk mendapatkan pangeran berkuda putih eh motor putih.
Pangeran bermotor putih! Aku datang untuk menjemputmu atau mungkin memaksamu? Biarlah. Aku tidak akan menyerah! Walau jiwaku pergi jauh dari ragaku, tetapi hatiku tetap bersamamu.
End for 1. Awalan yang...!
Rabu, 23 Mei 2018
Revisi
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess cheerful and stiff prince
FantasyDi dalam dongeng putri tidur, ia hanya tertidur dan hanya bisa menunggu sampai terbangun karena ciuman pangeran berkuda putih. Tetapi, bagaimana bila di dunia modern ini terdapat putri tidur yang bahkan terbangun lebih cepat dari yang ditentukan. Ya...