Bab 8

3.2K 65 0
                                    

     Risa berangkat kuliah dengan wajah cemberut. Sepanjang perjalanan di dalam mobil Andy, ia tak berkomentar sama sekali. Ia diam terus menerus. Andy mengawasinya dengan tegang dan tetap diam. Takut akan salah bicara dan membuat Risa makin bete. Mobil Andy berhenti di depan gerbang kampus, membuat Risa bingung.

     "Kuantar sampai sini aja ya?" katanya pada Risa.

     "Lho? Kenapa? Emangnya kamu gak ngajar? Hari ini mata kuliah kamu kan?"

     "Untuk hari ini aku tidak masuk dulu. Aku ada urusan."

     "Kenapa gak bilang dari tadi? Tau gitu kan aku gak usah masuk juga."

     "Emangnya kamu mau bolos mata kuliah berikutnya juga? Udahlah, kamu bisa menghabiskan waktu sama teman-temanmu dulu kan?"

     Risa menatapnya curiga. Heran dengan sikap Andy yang tidak biasanya ini.

     "Ada urusan apa sih? Atau jangan-jangan kamu sedang ada janji kencan dengan cewek ya?"

     "Kamu kok jadi curiga gitu sih? Aku benar-benar ada urusan, kok."

     "Gak perlu ngotot gitu. Lagian bukan urusanku kok." Katanya sewot sambil membuka pintu mobil. Sebelum sempat Risa keluar, Andy menarik tangannya dengan tatapan yang serius.

      "Aku berani bersumpah, aku gak pernah kencan dengan cewek lain selain kamu." Katanya. Kemudian seperti biasa, wajahnya berubah jail. "Atau kamu mau bolos aja dan ikut aku untuk memastikannya? Kita bisa bersenang-senang sepanjang hari."

      "Kamu pikir aku pengangguran seperti kamu?" balas Risa lalu keluar dari mobil dengan kesal, diikuti tawa Andy yang terdengar makin menjauh dari belakangnya.

      Dari gerbang kampus sampai di depan gedung fakultasnya Risa berjalan sambil ngomel-ngomel sendiri. Duduk di bangku batu depan fakultas, teman-temannya bersorak ketika dia datang.

      "Yei... ini dia teman kita yang tertangkap pak Andy waktu dugem tadi malam." Seru Fery mengejek.

      "Beneran Ris? Terus kamu diapakan?" tanya Endah dengan cemas.

      "Lo ini gimana sih, Ndah. Ya tentu aja 'Miss Playgirl' kita ini diseret pulang. Betul kan, Ris?"

      "Jangan sebut gue kayak gitu lagi. Gara-gara julukan itu gue jadi kena sial terus. Tadi malam gue dimarahi abis-abisan ama nyokap gue."

      "Tadi malam lo pulang ke rumah ortu lo?"

      "Mau ke mana lagi? Gak mungkin kan gue pulang ke rumah kos? Yang ada ntar gue malah diusir."

      "Terus, pak dosen nganterin lo?"

      "Ya nggak lah. Gue pulang sendiri kok, naek taksi."

      Kelihatan sekali Risa sedang kesal. Tanpa ada yang menyadari, Ery tersenyum dengan kelakuan Risa. Kelihatan sekali kalo dia bohong banget. Mana mungkin Andy membiarkannya pulang sendirian malam-malam gitu.

      "Teman-teman, udah deh. Mendingan kita sekarang masuk kelas aja. Ntar keburu pak Andy datang, Risa bisa kena tegur lagi." Kata Endah.

      "Gak usah masuk kelas. Hari ini dia gak bakal masuk. Kita ke kantin aja."

      "Kok tau, Ris?" Ery menyindir.

      "Soalnya dia udah mati tenggelam di dasar laut." Sahut Risa dengan kesal.

     Teman-teman yang lain tertawa melihat kejengkelan Risa pada dosennya yang satu itu. Di kantin, Risa makan dengan kesal. Entah kenapa pikirannya selalu tertuju pada Andy. Dia pergi ke mana? Ada urusan apa dia? Atau jangan-jangan dia benar-benar sedang ada janji kencan dengan cewek lain? Tapi tadi dia bilang dia tak mau berkencan dengan cewek selain dirinya. Tapi dia kan playboy, dia sudah biasa mengucapkan kata-kata manis seperti itu untuk menyenangkan cewek. Lama-lama dia jadi makin kesal dan membanting sendok-garpunya dengan keras. Membuat teman-temannya terkejut dan bingung karenanya.

Aku dan DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang