The Nine Orders/The Nine Others - Part 3: Rakh 'The Beast Within'

20 1 0
                                    


"Pada dasarnya, kita semua adalah binatang. Insting naluriah binatang buas kita tertahan, hanya karena kita berpikir, bahwasanya kita bukan binatang—"

11.

Siapapun. Tolong hentikan aku. Aku tak bisa menahan pergerakan kegilaan ini.

....

"RRRR....UWOOOOOO....".

Zay bergegas maju kedepan, melepas tas dan seragamnya. Berlari cepat layaknya cheetah.

Di sisi lain, Zaki dan 3 kawanannya yang tadi dengan angkuh bisa menghabisi Zay, menjadi terlihat ketakutan. Padahal, mereka membawa berbagai semacam senjata; pukulan baseball, gesper bergigi, dan pipa besi. Sepertinya Zay masuk di sekolah yang salah.

"B...bos, dia terlihat berbeda, seperti kerasukan.", ujar salah satu diantara mereka yang menggunakan baseball cap terbalik.

"P-pp-pukul.....Dia, CEPAT!", Zaki yang panik menyuruh orang bertopi itu menyerang.

Kemudian, menuruti perintah bosnya, anak itu langsung menyerang buta tanpa pertimbangan. Naas, 'Zay' berhasil menghindar, dan meng-counter serangan anak itu. Alhasil, anak itu yang terpental jatuh. 'Zay' memegang pemukul baseball itu, melihat kearah tiga orang yang tersisa, dengan tatapan kosong, hanya kehancuran, dia tak lebih daripada medium kemarahan saja.

"S-ss-ssiapa....k-k-kauu??", Zaki yang sebelumnya terlihat angkuh, kemudian duduk bersimpuh, merasakan ketakutan yang sangat dalam, badannya mengucurkan cairan keringat, dingin. Begitupun dua orang disampingnya.

"Rrrrr....Rrrr-RAKHHH!!!", sosok yang mengidentifikasi sebagai 'Rakh', ini membuang pemukul baseball dan mencoba tendangan sikut dari kaki kanannya. Dua orang lain menghindar, menyisakan Zaki.

Hampir, di detik terakhir tendangan itu mengenai pergelangan tangan Zaki yang ia gunakan untuk menahan diri. Dari arah belakang, dengan tergopoh-gopoh, salah satu diantara mereka yang berambut cepak, memukul nya dengan pemukul baseball.

Rakh terjatuh, kemudian dilanjut oleh orang satunya yang berambut pendek memukul dengan pipa besi. Rakh jatuh tak bergeming.

"Huff, si sialan ini, dia ternyata bukan pembual, tapi kita sudah menghabiskan dia saat ini, HAHAHAHAHA—", ujar Zaki tertawa lepas.


12.

*Krek..Krekk.Kretak...*

sebuah suara seperti tulang yang dibenarkan posisinya, Rakh bangun kembali. Ketika mereka sudah dengan lega berpikir bahwa dia sudah habis. Mereka yang sudah berjalan kearah keluar, tiba-tiba melihat kearah belakang.

"B-bb-bboss—sss, lihat itu, dia...dia bangkit!", seorang memakai topi terbalik itu menyolek bahu bosnya dan menunjuk kearah Rakh.

Zaki ketakutan, dia seperti melihat Zombie dalam film-film fiksi, mereka yang tak akan pernah bisa mati.

"Bos, bagaimana inii?", si cepak berkata dengan nada ketakutan.

"La-la-larii!!!", Zaki memberikan perintah. Semua bergegas lari tak tahu arah, tapi menuju ke tujuan yang sama, pintu keluar gudang.

Rakh bangkit diatas tumpuannya, melihat kearah depan, dan lari, tak mengucapkan sepatah katapun.

Mereka makin panik, menyebutkan nama Tuhan masing-masing.

Rakh loncat keatas, dan jatuh tepat di pintu keluar gudang. Melihat sekerumunan itu dengan mata tajam layaknya serigala.

"Z-Z-Zayy, ampuni kami. Kami tak bermaksud apapun, tolong, kami hanya bercanda.", Zaki berlutut meminta ampunan.

NEVERSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang