dua

13K 1.5K 97
                                    

Haechan selalu menurut dengan apa yang diucapkan Jaehyun. Meskipun bibirnya menolak, Haechan selalu patuh akan perintah dan larangan Jaehyun. Walau itu semua tidak terlontar serta merta dalam mulutnya.

Saat ini Haechan kecewa dengan suaminya. Sangat kecewa. Haechan mengerti dengan sifat Jaehyun yang memang pencemburu berat jika menyangkut dirinya. Tapi apa memang harus seperti ini? tidak memperbolehkannya melihat teater teman-temannya.

"Hyung, kumohon~ jangan terlalu lama dipesta itu. Aku ingin melihat pertunjukkan Jaemin dan yang lain~!" rengeknya pada sosok suami yang kini berjalan angkuh disampingnya. Tangannya merangkul lengan suaminya agar permintaannya dituruti.

"Yang kau maksud yang lain itu adalah mantan kekasihmu, lagipula acara sampah seperti itu tidak patut ditonton olehmu. Berhenti merengek! Kau tau dengan benar apa jawabanku, Haechan!" bentaknya dengan keras pada Haechan yang kini juga menatapnya sengit penuh kebencian.

"Jangan menyebutnya seperti itu, sialan! Lagipula, pesta seperti itu tidak pantas didatangi olehku yang hanya rakyat jelata!" Haechan membalas tak kalah keras ucapan Jaehyun yang menurutnya sangat kasar. Sudah Haechan bilang 'kan? Jaehyun itu pria sialan. Haechan benci Jaehyun.

Setelahnya tidak ada percakapan dalam mobil mewah yang akan mengantarkan mereka pada pesta pertemuan para investor. Haechan diam, tidak lagi membuka mulutnya yang isinya sumpah serapah untuk Jaehyun. Wajahnya memerah, antara marah dan menahan tangis. Jaehyun benar-benar keterlaluan.

Meski seperti itu, Haechan membiarkan telapak tangan suaminya menggenggam tangannya saat berada dimobil. Jika biasanya Haechan akan selalu bercerita dengan antusias kegiatan apa saja yang dilaluinya dirumah sembari menunggu Jaehyun pulang. Tapi... saat ini Haechan benar-benar marah pada Jaehyun.

Jaehyun duduk didalam mobil dengan gusar. Tangannya tetap menggenggam tangan mungil Haechan yang mengepal erat. Jaehyun sedikit merasa bersalah telah membentak Haechan. Sesekali matanya melirik Haechan yang menatap lalu lalang kendaraan dari kaca mobil. Jaehyun juga melihat semu merah pada pipi istrinya. Semu yang keluar akibat Haechan menahan amarah didalam kepalanya.

"Tuan Jung, sudah sampai." Ujar supir Kim yang berada di depan.

"Tidak perlu membukakan pintu, ahjussi." Sahut Jaehyun.

Jaehyun membuka pintu, kemudian menjulurkan tangannya kearah Haechan yang kini menatapnya datar. Jaehyun  mendesah lelah melihat Haechan tidak ingin digandeng olehnya. Dengan paksa Jaehyun menggenggam tangan Haechan dengan keras sehingga ringisan sakit keluar dari bibir berbentuk hati itu.

Jaehyun menebar senyum ketika banyak kamera yang menyoroti dirinya dan Haechan. Tangannya semakin menggenggam tangan Haechan dengan kuat kala Haechan hanya menunduk tak mau mendongakkan kepalanya menatap jalan di depan.

"Angkat kepalamu dan sunggingkan senyum!" ujarnya mendesis ditelinga Haechan.

Haechan rasanya ingin menangis dengan ini semua. Anggap saja dia lemah. Haechan tidak terbiasa dengan sorotan kamera yang selalu ada dimana-mana. Apalagi senyum palsu disaat hatinya kalang kabut tidak karuan dikarenakan Jaehyun.

"Selamat datang, Tuan Jung. Sebuah kehormatan melihat Anda disini beserta Nyonya Jung yang malam ini terlihat bersinar~" ujar sosok pria paruh baya yang menyambut Jaehyun dengan sok akrab.

Jaehyun terbiasa dengan para penjilat seperti ini. Yang bisa dilakukannya hanya mengeratkan pelukan pada pinggang ramping istrinya sembari membalas senyum palsu sosok investor di depannya ini. "Ah~ tentu saja aku datang, ini adalah pesta terbesar tahun ini." ujarnya memuji pesta yang diadakan keluarga Lee ini.

"Mari masuk, Tuan Jung. Sebuah kehormatan jika Anda sudi berkenalan dengan anak saya."

Ini yang Haechan benci dari pesta seperti ini. Selalu ada yang mencoba merebut perhatian Jaehyun darinya. Selalu ada orang yang berusaha mendekati Jaehyunnya. Tanpa sadar wajahnya sudah merengut dengan bibir yang mencebik sebal. Matanya mencoba menatap Jaehyun yang sedang meliriknya dari ujung matanya, Haechan mencoba membujuk Jaehyun agar tidak mau dengan ajakan pria itu.

Ineffable [Privated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang