(lagi) satu

10.3K 1.1K 122
                                    

Kopi hitam dengan panas terik udara pantai memang bukan perpaduan yang baik. Mungkin hanya orang konyol yang meminum kopi hitam ditengah panasnya udara pantai. Hanya Jung Jaehyun mungkin yang melakukannya.

Hanya Jaehyun yang tidak tertarik dengan segarnya kelapa muda yang seolah melambai untuk diteguk. Hanya Jaehyun yang tidak tertarik dengan hamparan pasir putih yang terlihat lembut saat menyentuh kaki. Yang dilakukannya hanya diam menonton teman-teman istrinya, Jung Haechan yang berlarian kesana kemari membawa kamera untuk mencari spot foto yang sekiranya indah.

"Kau tidak ikut Jaemin?" tanyanya pada sosok pemuda manis yang kini merengut sembari memangku kelapa muda dengan pipet yang tergigit dibibir tebalnya.

"Bagaimana dengan hyung? Aku ingin hyung juga ikut bergabung dengan yang lain!" gerutunya sembari menatap Jaehyun tajam. Bibirnya mengerucut beberapa senti ke depan karena sosok pria tampan bernama Jaehyun yang sialnya adalah suaminya.

Haechan tidak pernah menyangka kalau Jung Jaehyun suaminya masih tetap membosankan dalam kawasan yang seharusnya menyenangkan. Haechan juga tidak menyangka kalau Jaehyun keukeuh untuk tidak mau berjalan-jalan menikmati indahnya pantai Busan yang indah itu.

"Kau boleh meninggalkanku sendiri, cepatlah pergi sebelum kau menyesal nantinya." Jaehyun berucap tenang. Karena pada dasarnya memang Jaehyun orang yang tenang tanpa ekspresi. Ia mengabaikan cebikan manja Haechan yang kini menggelayuti lengannya untuk membujuknya bergabung dengan yang lain.

"Ayolah, kita tidak pernah bersantai sebelumnya. Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan pasangan seperti yang lain, hyung~!" rajuknya kembali. haechan merengek sejak pagi, menyeret tubuh jangkung suaminya untuk bangun dari kasur dan menariknya ke pantai. Walau harus diselingi ancaman-ancaman yang sama sekali tidak mempan untuknya.

"Kita sudah dua tahun menghabiskan waktu bersama." Jaehyun kembali menyesap kopi hitamnya ketika Haechan kembali memekik keras diselingi dengan cubitan barbar pada lengannya.

"YAK! aku bukan membahas umur pernikahan kita! Aku ingin kau bersikap menyenangkan seperti yang lain, hyung!" Haechan menaikan nada bicaranya pada Jaehyun. Kebiasaannya memang, namun ia tidak sadar ucapannya menohok suaminya.

Jaehyun tersenyum tipis, mendekat kearah Haechan yang kini menatapnya tajam. Jaehyun terbiasa dengan permintaan Haechan yang selalu membuatnya merasa direpotkan. Namun, ia suka melihat Haechan merengek dan terus merajuk untuk mendapatkan apa yang ia mau.

"Pudu, aku tidak bisa seperti yang lain. Kau boleh melakukan apapun untuk kesenanganmu, asal tidak dengan meninggalkanku." Ujarnya serius yang membuat empunya memerah parah mendengar ucapannya.

"Tapi... untuk sekali saja. Belajarlah menjadi orang yang netral, meskipun kau orang yang membosankan." Sekali lagi ucapan Haechan menohok Jaehyun.

"Pergilah bersama temanmu, aku akan menunggu disini." telak!

Haechan pergi dengan kaki yang menghentak disertai dengan gerutuan sepanjang kereta yang keluar dari mulutnya. Berjalan cepat menuju tempat dimana disana ada teman-temannya. Haechan harus mengutuk Jaehyun sepanjang gerutuannya. Tentu saja Jaehyun dapat mendengarnya dengan jelas, Haechan menggerutu dengan nada yang tidak bisa dibilang lirih.

Jaehyun menghela nafas berat melihat istri kecilnya  berjalan dengan kaki yang menghentak meninggalkannya diresort outdoor pantai. Jaehyun memang tidak suka udara panas, ia lebih memilih kedinginan daripada kepanasan dipantai yang indah ini. jadi, plan terbaik yang ia lakukan hanya diam mengamati Haechan berlari kesana kemari dengan girangnya. Namun, ucapan-ucapan Haechan seolah kembali menyakitinya.

Jaehyun merasa tidak becus dalam membahagiakan Haechan. Haechan selalu memintanya seperti ini, seperti itu yang jelas saja tidak bisa ia lakukan. Haechan juga sering menuntutnya untuk menjadi seperti Jeno yang membosankan tapi selalu ada untuk Jaemin. Jaehyun juga berusaha selalu ada untuk Haechan, memberikannya apa yang ia butuhkan bukan yang selalu ia inginkan. Karena Jaehyun tidak ingin istrinya membuang waktu dengan sesuatu yang tidak berguna.

Ineffable [Privated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang