Temu diujung waktu

78 6 17
                                    

Musim ujian anak kelas 12 SMA sudah datang, semua siswa sibuk dengan pembelajarannya masing-masing. Ada yang belajar di kelas membentuk kelompok (dan sepertinya aku mencium bau-bau hoax),  ada yang belajar sendiri disudut ruangàn. Renata dan alana memilih perpustakaan untuk belajar sambil wifi-an sambil modus lewat depan kelas gebetan.

"Ren, mau belajar apa nanti?"

"Bahasa inggris aja"

"Yaudah lu yang belajar, gue yang wifi-an"

"Lah modal modus doang lu ke perpus"

"Ya kan niatnya nemenin lu biar lu gak keliatan kalo jomblo"

"Kena lagi kan gue. Yaudah deh siapa tau ketemu jodoh di perpustakaan sekolah"

"Itu judul film?"

"Bukan!"

"Kek judul film gitu"

"Ya besok gue yang bikin filmnya, lu yang jadi perpustakaannya"

"Lah?"

"Iya biar lu puas!"

Di perpus Renata dan Alana mengambil posisi duduk didekat colokan dan tepat dibawah kipas angin gantung. Posisi wenak buat belajar sambil wifi-an tapi lebih banyak wifi-an nya demi sekedar berita hits di Instagram. Hobbinya ngegosip tapi cita-citanya dapet nilai bagus pas ujian, dikira  soal ujian digosipin bisa ngisi sendiri? Ya begitulah Alana.

"Lan lu yakin mau main hp?"

"Yakinlah, liat geh yang lain"

"Ya kan biar beda sama yang lain Lan"

"Udah sans aja, gue temenin lu belajar kok"

Renata mulai membuka bukunya dan mengerjakan soal-soal latihan ujian. 

"Lan! Alana!"

(Diam)

"Woy Alana!"

"Apasih ngagetin aja Ren!"

"Tes aja budeg nggak?, Ujian ada listening soalnya"

"Serius?"

"Iya seserius aku naksir doi"

"Biarkan jomblo berimajinasi"

Dua jam kemudian Renata menyadari satu hal. Ia melihat sesosok (setdah kaya liat makhluk halus aja). Bercanda sob. Renata melihat Nanta tak jauh dari tempat duduknya, Nanta nampak sedang kesulitan dalam mengerjakan soalnya. Ntah soal apa yang ia kerjakan. Renata memperhatikan setiap gerak-geriknya. Satu menit kemudian Renata ketahuan jika sedang memperhatikan Nanta. Nanta melihat kearah Renata, kemudian berdiri.

"Sialan! Gue ketahuan. Gimana ini? Kenapa lagi kan dia itu berdiri" dalam hati Renata khawatir.

Nanta berjalan mendekati Renata.

"MAMPUS GUE!! dia kesini"

Semakin berdebar hati Renata, rasa geroginya meningkat 75% 

Dug

Dug

Dug

Suara detak jantung Renata yang semakin kencang. Keringat dingin keluar semua. Ternyata Nanta hanya lewat, dia keluar perpus meruncingkan pensilnya.

"Huh! Untung lewat doang"

"Dasar keGRan. Mana mungkin Nanta mau nyamperin lu haha" Alana meledek.

"Siapa tau dia jodoh gue" berbisik dengan diri sendiri.

"MIMPI YANG KENCENG!"

Suasana kembali hening.

"Ren, boleh minta tolong nggak?"

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang