Dulu aku tidak tahu, apa yang salah dengan kisah cintaku ini. Akunya kah? Cintakunya kah? Atau orang yang aku sukaikah? Dan sekarang aku tahu apa yang salah di sini. Yang salah adalah judul dari cerita ini. Kalian tahu apa arti dari Chasing Rainbows? Chasing Rainbows adalah mengejar sesuatu yang nggak akan pernah kita dapetin. Dan aku mengibaratkan kisah cintaku seperti itu. Tapi ternyata aku salah. Aku nggak pernah ngejar apa yang pengen aku dapetin. Aku hanya menunggu tanpa berbuat apa-apa. Di sana letak kesalahanku. Menunggu.
Di saat aku harus berlari mengejarnya, aku hanya diam menunggu. Di saat aku harus jatuh bangun mendapatkannya, aku hanya duduk manis menunggu. Di saat aku harus melompat setinggi mungkin untuk menggapainya, aku hanya berharap dan menunggu. Sekarang aku baru sadar apa yang seharusnya aku lakukan sejak awal. Aku harus berusaha dan melakukan sesuatu untuk mendapatkannya. Bukan hanya menunggu. Dan mungkin ini saatnya aku melakukan sesuatu.
Sekarang aku sedang membaca ulang surat yang barusan kutulis.
Menyukaimu bukanlah kemauanku. Aku nggak bisa mencegah perasaan yang sudah tumbuh subur selama hampir 4 tahun ini. Dari dulu, aku cuman bisa melihatmu tanpa berani menyapamu. Aku cuman bisa melihat akun FBmu tanpa bisa berteman denganmu. Aku nggak tahu bagaimana mengubur perasaan ini. Ini sudah terlanjur mengakar di hatiku.
Mungkin kamu sadar akan keberadaanku. Mungkin kamu terganggu akan kehadiranku. Atau mungkin kamu merasa risih akan sosokku. Tapi asal kamu tahu, kamu sudah menjadi alasan mengapa senyumku selalu tercipta ketika aku melihatmu.
Dampak kehadiranmu sangat besar bagiku. Terkadang hanya melihatmu sebentar, sudah mampu membuat duniaku indah seharian. Tak jarang juga sosokmu tiba – tiba hadir di mimpiku yang selalu sukses membuat pagiku sangat cerah. Aku nggak tahu bagaimana proses kebahagiaan ini tercipta hanya karena dirimu. Yang pasti, dengan menyukaimu diam – diam begini cukup membuatku bahagia.
Iya, aku menyukaimu. Entah ini cinta atau tidak, yang pasti aku menyukaimu. Aku nggak ngarepin apa – apa dari kamu. Aku bahkan tidak berani berharap banyak pada perasaanku ini. Aku cuman pengen kamu tahu bahwa ada seorang cewek yang setia memendam perasaannya untukmu. Terimakasih sudah pernah menjadi alasan untukku bahagia.
Tenang, aku nggak akan gangu kamu kok. Aku berharap kamu bahagia dan akupun bisa menemukan kebahagiaanku yang baru.
Aku tersenyum membaca ulang surat ini. Kemudian aku melipatnya dan menggabungkan dengan ke sembilan suratku yang lain. Setelah itu aku memasukkannya ke dalam sebuah amplop yang cukup besar. Dengan mantap aku meletakkan amplop tersebut di meja yang biasa dia duduki. Aku tahu dia akan datang dan duduk di sini. Aku juga tahu dia akan membaca suratku ini.
Yah, aku akan berhenti sampai di sini. Setidaknya aku sudah mengungkapkan perasaanku ini kepadanya. Toh sejak awal aku sudah tahu bagaimana akhir cerita cintaku ini. Yah benar, ini akan berakhir seperti ini.
Kalau kita berjodoh, kita pasti akan di pertemukan oleh Tuhan. Dan terkadang, aku masih percaya bahwa dia adalah jodohku. Tapi entahlah, hanya Tuhan yang tahu.
Selamat tinggal, semoga kita di pertemukan Tuhan kembali dengan takdir yang sama.
=======THE END======
Yeyyy sudah The End, ahahahhaaaa... Entah deh, ini sad ending ato happy ending *plak, yang pasti moga endingnya ngena *entah deh ngena gimna* hahaha
Moga ending nanggung ini nggak begitu nyesek yeee,, wkwkwk.. semoga cidaha kalian sukses eeaakkkk :D hahahahaaa
Makasih sudah mau mampir ke cerita super nggak jelas ini wkwkwkwk, *pelukkkk*
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing Rainbows
Short StoryPernah gak suka sama orang sampai bertahun - tahun? Pernah gak cuman ngelihat dia lewat aja bikin kamu senyam - senyum? Pernah gak ngarepin dia banget meskipun kamu tau gak bakalan bisa dapetin dia sampai kapanpun? This is like chasing rainbows. [CE...