Kejutan

120 24 3
                                        

Leah tengah asik dengan ponselnya. Ia duduk di sofa panjang warna putih yang terletak di ruang tamu. Sedangkan Nadine masih membersihkan dirinya di kamar mandi yang terletak di kamar Leah dan dirinya.

Leah mematikan ponselnya. Ia beranjak dari sofa dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua.

Saat sampai di kamar, Nadine telah selesai membersihkan dirinya. Kini Nadine memakai celana jeans pendek dengan baju lengan pendek warna biru muda.

"Ekhemm"

Nadine langsung menatap Leah yang sedang memerhatikannya dari pintu.

Leah berjalan mengambil handuk yang terletak di dekat kamar mandi. Kemudian ia masuk dan mandi.

Nadine menyisir rambut panjang warna coklat hitam miliknya kemudian di ikat. Walaupun Nadine dan Leah kembar, namun ada yang berbeda dari mereka.

Setelah mengikat rambutnya Nadine pergi keluar kamar menuju ke bawah.

"Mendingan aku masak dulu aja deh. Udah sore ni jugaan" gumam Nadine menatap jam dinding di atas kulkas

Ia segera memasak makanan. Beberapa menit kemudian masakannya telah selesai. Nadine melatakkan masakannya di meja makan. Setelah itu mencuci alat-alat yang digunakan untuk masak. Selesai mencuci, Nadine berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya dan Leah.

Leah menatap dirinya di depan cermin. Celana jeans pendek dengan hem pendek warna pink telah melekat sempurna pada tubuh rampingnya. Rambut panjang coklat tua miliknya diikat ke atas.

Nadine masuk ke dalam kamar dan mendapati kembarannya yang sedang bercermin.

"Cantik kok" ucap Nadine

Leah terperanjat. Ia memandang Nadine yang tengah berdiri di balkon kamar. Ia segera menghampiri Nadine dan berdiri tepat di sebelah kiri Nadine.

Mata Nadine tertutup merasakan angin yang berhembus perlahan.

"Kapan mama papa pulang Le?"

"Gak tau Din, mungkin minggu depan"

Nadine menghela napas. Ia membuka matanya perlahan.

"Kakak kapan pulang?" tanya Nadine

Leah melirik jam tangan berwarna ungu di pergelangan tangan kirinya. Jam tangan menunjukkan waktu 5.00 sore.

"Bentar lagi paling Din. Biasanya kan Nadia pulang jam 5 sore"

Hening. Mereka diam. Tak ada yang bicara satu sama lain. Mereka asyik memandang sunset.

"Din?"

"Hmm?"

"Gimana rasanya sekolah di luar?"

"Enak"

"Enak gimana?"

"Lo dapet temen baru. Bisa belajar ilmu yang belum lo tahu. Bisa tuker pikiran sama temen dari negara lain"

"Kok gue nyesel ya gak nerima beasiswa di Prancis"

Nadine tersenyum. Matanya masih fokus memandang sunset.

"Lo terlalu takut Le"

"Maksudnya?"

"Iya lo terlalu takut. Takut buat belajar di tempat asing. Apalagi lo gak kenal sama orang-orang di sana"

Leah mengangguk kecil.

'Benar juga ucapan Nadine' batin Leah

Leah memang terlalu takut pada tempat asing. Sedangkan Nadine pemberani. Mereka berbeda.

Love the TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang