Mina berlari dengan senang memasuki cafe milik kakaknya yang berada di sebrang kampusnya.
"Guys!!!" panggil Mina kepada keempat teman perempuannya.
"Junhoe ngelamar aku!" Mina memperlihatkan cincin yang berada di jari manisnya, sekaligus menampilkan senyum termanis yang ia punya.
"Seriusan?! Selamat Mina!!!" seru Rose sambil memeluk Mina.
Tidak lupa eunha, sujeong, dan jiho pun turut memberikan selamat pada Mina.
•••
Mingyu memasuki cafe yang selama 4 bulan terakhir ini menjadi tempat yang harus dikunjungi mingyu setiap hari.
Awalnya, ia hanya mencoba-coba mendatangi cafe di depan kampusnya tersebut. Sepi, tetapi makanannya enak sekali!
Tapi siapa sangka, 4 bulan terakhir ini dia malah datang terus menerus ke cafe itu hanya untuk melihat gadis yang ada di depannya saat ini.
Gadis yang selalu datang sendirian, memesan menu yang sama, lalu berbicara sendirian.
Awalnya Mingyu bingung melihat sikap perempuan itu. Tapi sekarang, ia malah menikmati setiap detiknya dengan memandangi perempuan itu.
Tapi tidak dengan hari ini. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Mina yang sedang berdiri didepan meja, mengangkat jarinya dan tersenyum dengan lebar.
Ok, gadis itu terlihat sangat cantik sekarang.
"Junhoe ngelamar aku!"
Tunggu. Apa?! Seseorang melamarnya?! Tetapi, cincin itu bahkan tidak terlihat di tangannya.
Ini keterlaluan.
"Permisi. Apa anda baik-baik saja?" tanya mingyu mencoba sesopan mungkin.
"Eh? Ada apa?" tanya mina dengan ekspresi kagetnya.
Mati kau mingyu! Bagaimana bisa dia sedekat ini dengan mina sekarang.
"Ah, maaf, mungkin kau membutuhkan seseorang untuk berbicara? Ini, hubungi aku jika ada apa-apa," mingyu memberikan nomornya diatas sebuah kertas kepada mina, lalu pergi keluar dari cafe secepat mungkin.
"Tunggu sebentar!" mina berdiri dan berniat mengejar mingyu. Namun pada akhirnya kepalanya terasa sakit sekali.
"Ah sial. Aku disini lagi. Halusinasiku semakin parah... Junhoe, pergilah dari ingatanku.... Ku mohon..."
Mina menangis kembali. Halusinasinya semakin parah sekarang. Mencoba melupakan kekasihnya yang meninggal 5 bulan yang lalu, tetapi selalu gagal.
Selalu pergi ke cafe milik kakaknya ini, dan meracau tidak jelas. Sepertinya cafe ini menjadi sepi pun karena dirinya.
Tentu saja, siapa yang masih mau datang ke cafe ini setelah melihat kelakuan mina yang sudah seperti orang gila?
Bahkan, teman-temannya pun pergi dari mina. Yang tersisa hanya teman halusinasinya.
Memang, semenyedihkan ini hidup mina.