Spesial Chapt

6.1K 727 115
                                    

Hyunjin mengecek penampilannya lagi, rambutnya sudah tertata rapi, bajunya juga sudah trendy, siapa sih yang ngga kepincut sama cowok yang pake sepatu nike, kaos adidas, kemeja planet surf, sama topi pieceminusone?

"Udah ganteng sih Jin, yakin Jeongin udah jadi fosil sekarang," celetuk Seungmin yang bermain Moca di kamarnya.

"Yakin gue udah ganteng?" tanya Hyunjin sekali lagi.

"Bentukanmu kaya manusia purba aja aku naksir kok Jin, udah sana deh, ntar aku khilaf loh," kata Seungmin lagi sambil memainkan telinga Moca, kelihatan jengah sama Hyunjin yang dari tadi di depan cermin.

Seungmin ngomong asal aja bikin Hyunjin was-was, apalagi kalau serius. Kan kasihan kalau Jeongin kena getok gayung lagi, ya kan?

"O-oke! Pamit dulu ya Seung," Setelah itu, Hyunjin keluar dari kamar Seungmin.

➖➖

"Sumpah ya, bisa lebih lama nggak kak? Ini aku nungguin dari zaman kerajaan kutai loh," kata Jeongin ketus. Tapi diam-diam dia naksir berat sama Hyunjin, outfitnya mahal-mahal bor :"

"Kakak udah pantes jadi penerusnya Galih Wanna One belum?" tanya Hyunjin, dibumbui sedikit riya dan sombong.

"GUANLIN KAK! AKU CATOK JUGA ITU BIBIR LAMA-LAMA!" omel Jeongin, dia nggak terima nama Guanlin diubah-ubah jadi Galih ya.

"Ayo buruan jalan!" Jeongin jengah sama kelakuan mantannya yang nggak pernah berubah ini.

➖➖

"Bagus ndak?" tanya Hyunjin. Sekarang mereka lagi lihat pekarangan bunga hydrangea yang ditanam Hyunjin.

"Woah.. Bakat jadi tukang kebun kamu kak!" kata Jeongin.

"Heh kutil naga!" Spontan Hyunjin langsung narik pelan behelnya si Jeongin.

Hyunjin izin ke Jeongin buat ke kamar mandi bentar, Jeongin cuma iya-iya aja, tapi sumpah demi apapun ini Hyunjin kayaknya semedi di kamar mandi biar dapet kekuatan dalam buat ngeden deh kayaknya. Lama banget, serius.

DUAR

BRESS

Jeongin panik, hujan mulai turun. Dia nggak bisa lihat apa-apa soalnya udah malem dan dia nggak inget pintunya dimana.

"Kak?" gumam Jeongin, dia cuma bisa diem di tengah pekarangan itu sambil nangis.

"H-hah?" gumam Jeongin tatkala hujan udah ngga begitu deras dan bunga hydrangea punya Hyunjin nyala dengan indahnya.

Setiap bunganya ada satu lampu, bisa bayangin betapa terang pekarangan itu kan? Setiap bunga mancarin warna yang sesuai sama bunga aslinya. Ada nila, biru, putih, dan yang lain.

Hyunjin dateng dengan keadaan yang sama kaya Jeongin, basah kuyup. Dengan pelan, digenggamnya tangan Jeongin.

"Bunga hydrangea itu suka hujan, dia selalu nunggu hujan tiba, sama kaya aku yang suka kamu, aku juga selalu nunggu saat ini tiba, Yang Jeongin, kamu mau jadi milik Hwang Hyunjin lagi?" tanya Hyunjin sambil senyum ganteng.

Udah banyak air mata yang Jeongin keluarin buat nangis hari ini, dia terharu. Dia ngga nyangka Hyunjin yang mulutnya besar (bukan cuma bibirnya, ggg) bisa kasih dia sesuatu yang kaya gini.

Jeongin geleng-geleng, Hyunjin seketika pesimis.

"Ng-nggak.." Jeongin sesenggukan, "Nggak mungkin aku nolak kak,"

Hyunjin senyum, senyum yang cuma dia lihatin ke orang yang berhasil luluhin hatinya, yaitu Yang Jeongin.

"Demi apapun dek, kakak sayang kamu. Banyak yang bilang cinta pertama selalu gagal, dan kakak cuma bisa berdoa supaya kakak nggak sama kaya yang lainnya," kata Hyunjin manis.

➖➖
"Kenapa Hydrangea kak?" tanya Jeongin setelah acara hujan-hujan.

"Hydrangea itu filosofinya banyak, ada yang bilang dia perlambangan sombong, tapi juga sebagai tanda terimakasih dan rasa syukur. Aku mau satuin semuanya, jadi aku bersyukur sama Tuhan karena aku bisa dapet sosok Jeongin yang bisa bikin aku yang sombong jadi lebih tau arti menghargai cinta, makasih Hwang Jeongin,"

END

BUBAR GENGS

SAMPUN SAMPUN

BHUAAAAAAAAYYYYYY!

X [ Hyunjeong ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang