BAB 3 : AWAL BARU

26 3 0
                                    

HAI AUTHOR BALIK LAGI SORI YA BARU UPDATE, MAAF JUGA PART INI AGAK PENDEK, SEMOGA KALIAN SUKA PART INI YA 😉

Satu minggu sudah aku dan Bagas di rawat di rumah sakit, akhirnya aku dan Bagas diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Untuk biaya rumah sakit tenang aja bukan aku kok yang bayar orang yang menabrak kita yang menanggung semua biaya rumah sakit kita berdua.

Aku segera merapikan semua barang yang terbawa dari awal kecelakaan dan beberapa barang pemberian kak Trisha, ya kalian ingatkan suster yang baik hati dan sekaligus orang pertama yang aku percayai menjadi keluarga. Sekarang suster Trisha adalah kakak aku dan aku pun sekarang tinggal bersama dengan dia.

Selagi aku asyik membersihkan barang - barang aku tiba - tiba Bagas pun datang ke kamar aku.

"Hai Kanya, lagi apa?" Tanya Bagas.

"Kamu enggak liat aku lagi bebenah barang bawaan!!" Jawab ku ketus.

"Yah dia galak lagi" sindir Bagas.

"Hehehe, maaf Bagas aku lupa kebiasaan mungkin karena aku belum terbiasa jadi temen mu" jawab ku.

"Ya santai aja sob, lama - lama juga biasa trus jatuh hati deh" kata Bagas.

"Deg... , maksud kamu apa?" Tanya ku.

"Hehe, aku cuman bercanda kali, kamu tuh gag boleh gitu sama temen sekarang kan kita sahabat, jadi mau kamu susah seneng, kamu bisa cerita sama aku, yaudah ya aku mau balik ke kamar aku takut di cariin nyokap ntar aku di kira anak hilang" tutur Bagas.

Setelah kata terakhir itu pun Bagas akhirnya kembali ke kamar. Aku pun telah selesai bebenah barang-barang bawaan. Kak Trisha pun akhirnya juga sudah tiba di kamar aku menandakan bahwa aku sudah bisa keluar dari rumah sakit dan tinggal di rumah kak Trisha.

Sesampainya di rumah Kak Trisha...

Aku pun langsung memasuki rumah Kak Trisha. Rumahnya memang tidak besar cukup di huni oleh kita berdua. Interior dalam rumah juga sederhana dan simpel. Jadi biarpun kecil rumah ini tetap terlihat luas dan rapi. Tidak seperti rumah aku dulu yang berantakan. Setelah puas melihat berbagai ruangan selanjutnya ruangan yang aku lihat adalah dapur. Dapur adalah tempat favorit aku. Dari kecil aku sangat suka memasak jadi ketika aku di tinggal oleh ke dua orang tua aku, aku masih bisa memasak dan menjadikan keahlian aku itu sebagai mata pencaharian aku.

Sesampainya aku di dapur Kak Trisha, aku langsung dibuat takjub, dapurnya memang tidak besar tetapi tertata dengan rapi perabotan di dapur juga sangat lengkap aku sangat menyukainya. Ketika aku hanyut dalam kesenangan melihat dapur Kak Trisha tiba-tiba Kak Trisha pun mengagetkan aku.

"Dek serius amat lihatin dapurnya, seneng banget rasanya kamu?" Tanya Kak Trisha.

"Ya kak aku seneng banget dapur kakak bagus banget" kata ku.

"Kamu suka masak ya dek?" Tanya Kak Trisha.

"Ya kak, kita bisa bagi tugas untuk soal masak memasak serahin deh ke aku, kakak mau di masakin apa sekarang?" Tanya ku.

"Gak usah mending kamu istirahat aja sana dek kamu kan baru keluar dari rumah sakit, nanti biar kakak aja yang masak" tutur Kak Trisha.

"Baik kak" jawab ku.

"Moga kamu betah ya di sini dek, udah sana istirahat dulu, besokkan kamu harus sekolah. Kakak besok antar kamu ke sekolah ya?" Tanya Kak Trisha.

"Baik kak dan terima kasih untuk segalanya" kata ku.

Aku sangat bahagia menemukan Kak Trisha dan Bagas mereka seperti seseorang yang membuat aku mulai percaya bahwa aku butuh seseorang dalam menjalani hidup. Aku merasa ini adalah awal baru yang bahagia bagi hidup aku. Aku berharap mereka berdua tidak akan meninggalkan aku.

THANKS FOR READ DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOMENT 😉. SAMPAI KETEMU DI NEXT CHAPTER 😊

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang