Part 6

652 99 10
                                    

Jauh di seberang sana yaitu disebuah bandara di Jepang. Jiyeon dan keluarganya telah sampai dengan selamat setelah hampir satu hari menempuh perjalanan dari Seoul ke Jepang.

***

"Yeonie-ya" panggil sang ibu Ny.Park.

"Ne, eomma" jawab Jiyeon menoleh ke arah ibunya.

"Kajja kita keluar, di luar sudah ada mobil yang menunggu" ucapnya.

"Ne, eomma" angguk Jiyeon lalu menarik koper miliknya.

Terlihat di luar bandara itu sudah tersedia mobil yang sudah menunggu kedatangan mereka di Jepang sejak beberapa menit yang lalu.

"Kajja" kata Tae hee menuntun Jiyeon menuju mobil silver warna putih tersebut. Lalu mereka pun masuk ke dalam mobil setelah itu mobil pun melaju dengan kecepatan sedang.

Tak butuh waktu yang lama mereka pun telah sampai di depan sebuah gerbang rumah berwarna hitam yang menjulang tinggi ke atas. Jiyeon sempat terperangah dengan tingginya gerbang itu apa lagi ia bisa melihat bangunan di depannya yang begitu megah dan dikelilingi oleh berbagai macam jenis bunga seperti mawar, tulip dan bunga yang Jiyeon tidak tau apa itu namanya serta sebuah kolam kecil yang memilik air mancurnya. Jiyeon kagum dengan interior rumah yang akan ditinggalinya itu yang menurutnya begitu indah dan mengagumkan. Akan tetapi itu hanya untuk sesaat sebelum Jiyeon kembali terdiam lagi.

"Eomma, apa kita akan tinggal disini?" Tanya Jiyeon setelah mereka turun dari mobil.

"Ne chagi. Kita akan tinggal disini karena ini adalah Mension milik ayahmu. Apa kau suka?" Tanya Tae hee kepada Jiyeon.

Jika boleh jujur Jiyeon memang menyukai Mension milik ayahnya itu. Akan tatapi Jiyeon jauh lebih suka dengan rumahnya yang ada di Seoul ketimbang harus tinggal di rumah megah nan mewah namun suasananya akan terasa sepi. Karena Jiyeon juga masih belum terbiasa dengan tempat baru ataupun rumah baru. Apalagi saat ini ibunya langsung bertanya seperti ini padanya, maka ia bisa menjawab apa. Jiyeon hanya bisa diam sambil memperhatikan rumah barunya itu. Sedangkan Ny.Park tau jika putrinya belum terbiasa dengan tempat tinggal barunya itu.

"Jiyeon-ie" panggil Ny.Park pelan.

"Eoh, rumahnya bagus eomma" jawab Jiyeon tersenyum simpul.

"Kau tidak bisa membohongi eomma chagi. Eomma tau kau belum terbiasa kan?" Ucap Tae hee mengelus surai Jiyeon.

"Aniya eomma, rumahnya sangat bagus" kata Jiyeon lagi.

"Ya Mensionnya memang bagus, tapi apa gunanya jika Mensionnya hanya bagus jika putri eomma tidak suka hum"

"Miane eomma. Aku bukannya tidak menyukai rumah ini, rumahnya bagus aku suka, hanya saja. Hanya saja saat ini yang ku pikirkan hanya dia" kata Jiyeon menunduk merasa bersalah tidak bisa menjawab pertanyaan ibunya.

"Dia siapa hum? Ceritakan lah, siapa tau eomma bisa membantumu"

"Jungkook eomma. Aku merasa sangat bersalah padanya. Aku pergi tanpa berpamitan padanya. Dan kemarin aku melihatnya di bandara eomma. Dia menangis, aku melihatnya menangis memanggil namaku. Aku merasa sangat bersalah eomma, aku jahat eomma, aku jahat karena aku membuatnya menangis karena diriku" kata Jiyeon yang sudah meneteskan air matanya.

"Aku sudah berjanji untuk selalu bersamanya. Dan akan selalu berada disampingnya untuk selalu membuatnya tersenyum. Tapi apa yang telah kulakukan eomma. Aku meninggalkannya dan membiarkannya menangis disana sendirian didepan mata kepalaku sendiri" sambung Jiyeon lagi dengan suara isak tangisnya.

"Aku jahat eomma, aku jahat" tangis Jiyeon pecah. Jiyeon sudah tidak dapat membendung air matanya lagi yang menguak ingin keluar.

Ny.Park yang mendengar cerita putrinya hanya bisa memeluk Jiyeon sambil menepuk-nepuk punggung Jiyeon.

"Sudahlah chagi. Eomma mengerti perasaanmu. Eomma tau kau sebenarnya juga tidak tega meninggalkannya sendirian disana bukan. Tapi kau juga tidak bisa kembali kesana. Percayalah, jika Jungkook memang sudah ditakdirkan bersamamu, maka eomma yakin ia tidak akan pergi kemanapun atau berpaling darimu" yakin Ny.Park mencoba menenangkan putrinya.

Sedangkan Tn.Park yang tadinya sibuk dengan barang-barangnya kini bingung melihat istri dan anaknya yang saling berpelukan. Apalagi ia bisa melihat jika putrinya sedang menangis di dalam pelukan istrinya. Tn.Park pun menghampiri keduanya istri serta putri yang teramat ia sayangi.

"Hey.. hey.. ada apa ini? Kenapa dengan Jiyeon yeobo? Kenapa Jiyeon menangis?" Tanya Tn.Park bingung melihat putrinya menangis tiba-tiba dan di peluk oleh istrinya itu.

"Jiyeon-ie kau kenapa hum?" Tanya Tn.Park langsung kepada Jiyeon.

"Ahh... Jiyeon-ie. Jiyeon-ie tidak apa-apa yeobo. Jiyeon-ie hanya belum terbiasa disini. Benar kan chagi?" kata Ny.Park sambil merapikan anak rambut Jiyeon. Jiyeon mengangguk.

"Eum nan gwaenchana appa"

"Aigo.. uri Jiyeon-ie. Apa pikir kau kenapa-kenapa. Appa minta maaf , appa tidak tau kalau kau akan menangis karena hal ini. Appa jeongmal miane hum" kata Tn.Park menghampiri Jiyeon lalu membawa Jiyeon ke dalam pelukannya.

"Gwaenchana appa" kata Jiyeon namun air matanya justru kembali terjatuh membasahi pipinya.

Ya Jiyeon kembali menangis. Ia benar-benar beruntung bisa memiliki kedua orang tua yang begitu menyayanginya. Namun ia ia sedih karena bagaimana keadaan Jungkook saat ini pikirnya dalam hati.

***

Skip

4 Tahun Kemudian

Disebuah universitas Seoul. Di dalam sebuah kelas terdengar suara gaduh yang terdengar begitu ribut mengetahui jika dosen mereka kali ini sedang berhalangan hadir karena mengetahiu sedang memiliki urusan lain di luar. Jadi bisa dikatakan kelas itu saat ini sedang kosong mengingat tidak ada dosen yang datang untuk mengajar mereka. Diantara murid-murid itu terdapat tiga murid pria yang sama sekali tidak peduli dengan keributan yang ada di kelas itu. Mereka justru sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Setelah hampir tiga tahun mereka berbeda kelas kini ke tiga pria itu kembali di pertemukan dalam kelas yang sama siapakah ke tiga pria itu?

Tbc...
Adakah yang penasaran sama siapa ke tiga cogan itu😂😂
Tunggu part berikutnya ya
See you next part
Vote dulu chingu masa udah baca gk vote bintang
Hargailah author yg capek mikir, tapi author gk maksa jika kalian gk mau vote author terima apa adanya ajah😂😂

CRYING [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang