part 1

1.6K 133 9
                                    

Hiks... hiks...
Sayup-sayup terdengar suara tangisan seorang anak kecil yang sedang menangis. Jiyeon si gadis kecil yang kebetulan tidak sengaja lewat di dekat taman itu pun tak sengaja mendengar suara itu dan menghampiri asal suara itu.

Sesampainya Jiyeon di sebuah pohon yang berukuran besar, Jiyeon melihat ada seorang anak kecil sekitar berumur 8 tahun yang sedang duduk menelungkupkan wajahnya seraya menangis. Jiyeon yang merasa kasihan pun menghampiri anak yang sedang menangis itu.

"Hey..." Panggil Jiyeon.

"Kau kenapa? Kenapa kau malah menangis disini?" Tanya Jiyeon lagi.

Bocah yang sedang menangis itu mendongak menatap wajah Jiyeon yang sedang berbicara kepadanya itu.

Hiks... hiks...

Jiyeon di buat bingung, bukanya menjawab pertanyaannya, bocah itu justru menangis dan suara tangis sesegukkan miliknya yang Jiyeon dengar dari bocah itu. Bocah yang tidak ia ketahui namanya siapa.

"Hey..." Jiyeon kembali bertanya kepada bocah itu. "Kau kenapa? Kenapa kau menangis disini?" Bocah itu menjawab.

"Aku tidak punya teman" katanya.

Jiyeon mengernyit tidak mengerti, namun ia bisa melihat di kedua pelupuk mata bocah itu yang dipenuhi oleh air mata miliknya.

"Memangnya kau kenapa sampai tidak memiliki teman?" Ujar Jiyeon polos.

"Kata mereka aku tidak pantas untuk berteman dengan mereka. Katanya aku terlalu cengeng dan penakut" katanya.

"Ahh, seperti itu. Kalau begitu rubah saja dirimu. Jangan jadi anak cengeng lag, tapi berusahalah menjadi anak yang kuat agar tidak ada lagi yang mengataimu penakut. Soal mereka mengatai dirimu penakut ataupun cengeng biarkan saja, jangan kau pikirkan perkataan mereka" kata Jiyeon tersenyum mencoba menghibur nya.

"Kau bilang kau tidak punya teman bukan?" Bocah itu mengangguk.

"Kalau begitu mulai sekarang aku akan menjadi temanmu bagaimana, apa kau mau menjadi temanku?" Bocah itu sedikit bingung dengan perkataan Jiyeon yang tiba-tiba mengatakan ingin menjadi temannya. Namun tak lama kemudian ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Kau yakin mau menjadi temanku?" Tanyanya.

"Iya tentu saja aku yakin, kalau tidak mana mungkin aku memintamu menjadi temanku" yakin Jiyeon.

"Kau tidak berbohong padaku kan?" Katanya sedikit ragu.

"Ani. Aku tidak berbohong. Mulai sekarang kita teman. Oh iya, siapa namamu?" Tanya Jiyeon kemudian.

"Namaku... Namaku Ju-jung Kook. Jeon Jungkook" jawab bocah yang ternyata bernama Jeon Jungkook tersebut.

"Jeon Jungkook" Jiyeon mengangkat tangannya lalu menaruhnya di depan dagunya seperti seseorang yang sedang berpikir.

"Arraseo. Jeon Jungkook. Bagaimana dengan umurmu?" Tanya Jiyeon lagi.

"Delapan tahun, ya umurku saat ini masih delapan tahun" jawab Jungkook kecil.

"Jinjja? Huwaa... Kau lebih muda dariku rupanya" girang Jiyeon.

"Namaku Park Jiyeon. Kau bisa memanggilku Jiyeon Nunna, Jiyi nunna atau terserah mu saja mengingat aku dua tahun di atasmu" ucap Jiyeon tersenyum. Jungkook mengangguk mengerti.

"Baiklah Nunna saja" katanya juga ikut tersenyum.

"Ahh... Iya. Aku baru ingat, kenapa kau bisa ada disini dan kenapa hanya sendirian?" Tanya Jiyeon yang bingung melihat Jungkook hanya sendirian di taman itu.

CRYING [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang