Hyungseob masih berada di tempat yang sama sejak tiga puluh menit yang lalu. Berdiri di pinggir jalan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia bukan sedang menunggu untuk dijemput oleh seseorang. Untuk apa dijemput jika sekolahnya berada di seberang jalan.Masalahnya kenapa juga sekolahnya berada di seberang?!
Seobhy : Ung~
Seobhy : sudah berangkat? Bantu aku ㅠ.ㅠ
Belum dibalas sejak dua puluh lima menit yang lalu.
Seobhy : Jihoon!
Seobhy : Dimana? Kau pasti belum berangkat kan? Bantu aku ㅠ.ㅠ
Belum dibalas sejak dua puluh menit yang lalu
Seobhy : Daehwi ~
Seobhy : Jangan langsung masuk ke kelas dulu. Bantu aku ㅠ.ㅠ
Belum dibalas sejak bermenit-menit yang lalu.
Dan teman-temannya yang lain juga menjadi korban teror. Baik teman sekelas ataupun teman lainnya. Namun Hyungseob tidak melakukannya secara personal melainkan di grup.
"Ya tuhan tinggal lima menit lagi."
Hyungseob semakin panik. Kakinya sudah tak bisa diam sejak lima menit yang lalu. Sekarang tangannya juga menjadi lebih banyak bergerak dan berkeringat. Jangan lupakan bibir bawahnya yang ia gigiti sejak tadi.
"Yah yah yah gerbangnya..."
Hyungseob semakin panik saat tahu gerbang sekolahnya mulai ditutup oleh pihak keamanan yang setiap harinya bertugas di depan untuk mengecek kerapihan siswa serta siswi yang baru datang.
Hyungseob ingin berlari tapi tidak bisa. Saat sedang panik-paniknya, ponsel yang berada di genggaman berbunyi. Park Jihoon yang sedari tadi ditunggu balasan chatnya baru muncul disaat detik-detik terakhir.
"Jihoon!"
"Kau dimana? Kenapa?"
"Aku masih di seberang jalan."
"Bagaimana bisa?! Kau berangkat sendiri ya tidak diantar?"
"Iya tadi aku naik bus lalu ya seperti itu..."
"Aku akan kesana."
"Huh?"
Hyungseob bukan kaget karena mendengar penuturan Jihoon yang hendak menghampirinya tapi kaget karena tiba-tiba tangannya ada yang menggenggam.
"Woojin? Sedang apa?"
Hyungseob bertanya sambil memiringkan sedikit kepalanya. Dia bingung kenapa teman sekelasnya yang menjadi petugas penutup gerbang tiba-tiba ada disebelahnya.
"Kau tidak mau masuk?"
"Gerbangnya sudah ditutup."
"Keringanan karena aku teman sekelasmu dan karena kau manis."
Hyungseob mendengus kesal. Dia menoleh kearah Woojin dan menunjukkan wajah sebalnya.
"Kolerasinya dimana?"
"Kalau kau tidak masuk maka hidupku dikelas akan hampa karena tidak ada yang manis-manis sepertimu."
Woojin tersenyum sekilas kemudian menarik tangan Hyungseob. Mereka menyeberangi jalan seraya bergandengan. Hal sekecil ini saja sudah membuat jantung mereka berdegup lebih kencang
《 7 of 7 : Hold Your Hand》 180527 ✔
KAMU SEDANG MEMBACA
Apaixonar ; Jinseob
Short Story(v.) To fall in love with someone or something. The act of falling in love Oneshoot colection [ 7 of 7 ] Park Woojin x Ahn Hyungseob © Stuturu