Woojin menatap horor nilai ulangan harian matematika yang baru saja dibagikan. Nilainya jauh dibawah rata-rata dan ditulis dengan pulpen merah. Terlihat mencolok sekali."Pinjam punyamu sebentar."
Woojin bilangnya pinjam tapi dia seakan merebut paksa kertas ulangan milik Gunhee. Dia hendak menyamakan jawabannya dengan milik teman sebangkunya.
"Benar kan ada kesalahan pengoreksian."
"Protes saja sana. Nama korektornya ada dibelakang."
Woojin membalik kertas ulangannya dan menemukan sebuah nama yang asing di belakang.
Korektor : Ahn Hyungseob 10-2 ♡
#####
Woojin sudah berhasil menemukan sang korektor. Mereka bertemu di perpustakaan. Teman Hyungseob yang memberitahukan Woojin saat dia menghampiri kelas sang korektor.
Woojin memang asing dengan namanya tapi dia ternyata tak asing dengan wajah sang korektor. Sekitar tiga bulan lalu mereka pernah bertemu di atap lalu-
"Jadi, ada apa mencariku Woojin-ssi?"
Ucapan Hyungseob menyadarkan Woojin yang malah diam dan membiarkan otaknya memutar kejadian tiga bulan yang lalu.
"Aku akan langsung to the point saja."
"Bagus, jadi apa masalahmu?"
"Tolong perbaiki nilaiku. Kau menyalahkan hampir separuh jawabanku. Apa maksudmu?"
"Jadi kau kemari hanya untuk itu?"
"Hanya katamu? Ini menyangkut masa depanku, bodoh!"
Woojin melihat orang di depannya tersenyum kecut. Jangan bilang kata-katanya tadi menyinggung perasaan sang lawan bicara.
"Sstt.. ini perpustakaan. Woojin-ssi, tidak boleh berisik di perpustakaan."
Woojin mengangguk patuh. Tanpa harus menoleh dia juga bisa merasakan tatapan-tatapan seram yang mengarah kepadanya.
"Sebenarnya aku hanya menyalahkan jawabanmu beberapa saja. Sisanya memamg kau sungguhan salah."
"Kau berniat balas dendam padaku?"
Woojin menatap tajam sang lawan bicara. Yang ditatap bukan merasa takut malah mengembangkan senyumnya.
"Sekarang aku tanya, kau merasa yakin sepenuhnya dengan jawabanmu?"
Woojin tak langsung membuka mulut kembali. Dia mengoreksi ulang jawabannya satu demi satu. Setelah dirasa yakin baru dia menyahuti ucapan sang korektor.
"Tentu saja."
"Tapi, kau baru saja meragukannya setelah aku bertanya demikian."
"Aku hanya memastikan dan aku tetap yakin jawabanku benar."
"Aku juga seperti itu."
"Apa maksudmu?"
"Aku yakin dengan perasaanku tapi kau menyalahkan semuanya. Sama sepertimu, sejak saat itu aku mulai mengoreksi semuanya yang berkaitan dengan hatiku, rasa sukaku, perasaanku dan juga kau."
Woojin diam tapi otaknya berpikir keras. Dia tak mau kejadian tiga bulan lalu kembali terulang. Saat Hyungseob menangis setelah ditolak olehnya. Ini tempat umum dan Woojin akan disalahkan secara mutlak jika Hyungseob benar-benar menangis lagi.
"Aku rasa kesalahanku hanya ada dua waktu itu. Kita yang tidak saling kenal dan aku yang terlalu gegabah mengungkapkan semuanya. Tapi kau malah menyalahkan keseluruhan yang ada padaku. Penampilan, kehidupan, bahkan hubungan sosialku juga kau salahkan. Aku yakin seratus persen kau tak tau bagaimana aku menjalani hidup."
"Aku minta maaf untuk yang itu dan aku juga akan memaafkanmu untuk yang ini. Jadi urusan kita selesai sampai disini."
"Tidak mau."
"Jangan mempersulit semuanya, bisa? Aku benar-benar butuh kemurahan hatimu."
"Kita akan saling memperbaiki. Aku akan memperbaiki nilaimu dan kau akan akan memperbaiki perasaanku."
"Apa kau baru saja menyuruhku menerima perasaanmu?"
"Bukan begitu. Aku sadar betul betapa tidak pantasnya aku bersanding denganmu. Aku hanya meminta satu jam dari dua puluh empat jam yang kau punya untuk menemaniku."
"Aku menol-"
"Sekali saja ya? Kau tau betapa sakitnya ditolak dua kali."
Hyungseob seperti mengguman di kalimatnya yang kedua. Wajahnya yang berseri-seri sejak tadi berubah menjadi cemberut dan sedih.
"Hanya satu jam kan? Aku tunggu sepulang sekolah nanti."
"Benarkah? Woojin-ssi terimakasih!"
Woojin mau tak mau ikut tersenyum melihat betapa bahagianya Hyungseob saat ini. Senyum lawan bicaranya bukan hanya segaris lagi tapi sudah melebar dan semakin lebar tiap detiknya.
"Hanya menemani bukan berarti berkencan."
"Tidak peduli. Intinya aku akan pergi berdua denganmu."
"Terserah. Sial sekali kenapa juga kertas ulanganku harus jatuh ditanganmu."
《2 of 7 : Date with Me 》 ✔ 180507
KAMU SEDANG MEMBACA
Apaixonar ; Jinseob
Historia Corta(v.) To fall in love with someone or something. The act of falling in love Oneshoot colection [ 7 of 7 ] Park Woojin x Ahn Hyungseob © Stuturu