Gilda menatap Venton dengan guratan di dahi. Seingatnya Venton bukan tipe yang suka menegur seperti ini dan Devon tidak pernah menyuruh Venton melakukan hal remeh. "Berlagak menjadi pengantar surat huh?" sindiran itu mengalihkan perhatian Venton.
Gilda menyukai Venton dari segi tubuh dan wajah, tetapi tidak dengan sifatnya. Venton mengangkat kedua bahu. "Ketua bilang begitu."
"Sejak kapan hubungan kalian berdua baik?"
Venton memilih tidak menjawab, dia melirik Val sekilas sebelum pergi dari sana.
"Yah, saatnya aku kembali anak-anak. Nikmati waktu kalian dan Val, aku sungguh-sungguh penasaran dengan mu." Gilda menarik diri dari kerumunan, tatapnya masih penuh rasa ingin tahu dan menyebalkan bagi Val.
Keberadaannya disini akan menganggu rencana Val kedepannya. Akan terjadi hal yang buruk jika mereka terus berinteraksi. Val hanya membalas dengan senyuman manis sampai Gilda benar-benar pergi meninggalkan kantin.
Kantin semakin gaduh ketika dua pilar pergi, kini semua pasang mata tertuju pada Val. Bisikan demi bisikan mengalun cepat dari mulut ke mulut, mereka mulai membincangkannya, terlebih ujian seleksi.
"Kita benar-benar mendapatkan bintang utama disini." Olok Louis dengan senyum penuh arti. Tak lama setelah senyuman itu memudar, para ketua dari berbagai klub mulai mengerumuni Val, mengabaikan tes yang masih berjalan, dan mempromosikan organisasi mereka kepada Val tanpa mau mengalah.
Layaknya benda limited edition, Val diperebutkan disini. Neo yang tidak tahan dengan ocehan mereka langsung melemparkan nampannya dimeja, sangat nyaring dan cukup efektif untuk meredam antusias mereka.
"BANGSAT BAB*! KALIAN SENIOR YANG MEMALUKAN! TIDAKKAH KALIAN PUNYA OTAK?! MANA BISA BOCAH INI PAHAM DENGAN OCEHAN KALIAN YANG TUMPANG TINDIH KEPARAT!" Neo menjadi perhatian utama sekarang, mereka yang sudah mengenal anggota keamanan, tidak merasa asing dengan sifat bar-bar nya. Val sungguh merasa berterima kasih kepada gadis tempramen itu, berkatnya dia memiliki ruang untuk berbicara.
"Maaf semua, aku sudah memilih."
"SUNGGUH?!" Seruan Neo menjadi perwakilan semua pasang mata disini. Bahkan Rebecca juga antusias mendengarnya, dia bahkan menjulurkan mic ditangannya agar yang lain bisa mendengar perkataan Val.
Val mengangguk yakin. "Berkebun." Sontak semua pasang mata tertuju pada anggota klub berkebun yang melotot karena syok. Mendapatkan dua anggota tambahan merupakan anugerah bagi klub mereka agar tidak tersingkirkan namun, dua anggota yang bergabung membawa beban yang berat bagi klub. Terlebih ketua klub yang merasa terbebani dengan mereka, dia hanya berharap agar bunga-bunga yang selama ini dia rawat tetap hidup.
"Wa-h-wah!! Tidak disangka-sangka ya! Untuk klub berkebun, selamat! Kalian menjadi top organisasi awal tahun ini!!" Seru Rebecca dengan ceria. Dia membuka gulungan yang diambil dari kantung tas kecilnya yang memuat berbagai benda dan ukuran. Kertas besar yang terpampang di dinding kantin menarik perhatian semua pasang mata. Rebecca dengan mantap menaikkan urutan klub berkebun dari yang terbawah menuju sepuluh teratas.
"Ya, ini dia urutan klub yang paling top minggu ini! Pastikan kalian masuk kedalam klub yang tepat ya! Akan ada event klub di setiap pertengahan semester! Hadiah menarik tentu akan diberikan kepada klub yang menang, ditambah poin plus untuk setiap anggota klub! Pastikan klub kalian pemenangnya! Sekian dari Rebecca, Ciao!!"
Suara bel sekolah berbunyi bersamaan dengan lambaian tangan Rebecca, gadis succubus itu berjalan turun dari panggung kecil. Dia menatap sekilas pada rombongan Val dengan tatapan penasaran yang besar. "Wah! Berita kali ini akan menjadi berita terpanas Magonact!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN IN THE ACADEMY (DROP)
FantasíaVal berencana untuk menyembuhkan rona kehidupan Lux dengan dalih sembunyi dari sosok yang tak pernah ada dan memilih akademi sebagai tempat persembunyian mereka. Akademi adalah tempat yang tepat untuk mempelajari emosi, bertemu banyak orang akan men...