Part 8 - Massachusetts

655 17 0
                                    

Untuk part 8 aman ya, ga akan aku private. Mungkin ke part selanjutnya bakal aku private. Follow dulu yuk biar bisa baca, add di library juga ya. Jangan lupa vote dan komentarnya ya :)

Seorang laki-laki bertubuh besar dengan setelan jas hitam membawa Dimitri dan Emma meninggalkan bandara. Emma sebenarnya penasaran dengan laki-laki itu, tapi ia lebih memilih diam dan mencoba percaya kepada Dimitri.

"Kau lapar? Haruskah kita makan terlebih dahulu?" tanya Dimitri. Emma yang sejak tadi menatap kearah jendela sontak menatap Dimitri yang sibuk dengan ponselnya.

"Ya.. aku lapar dan ingin soju-sojuku."

Dimitri menatap Emma tak percaya. "Kau membawanya?"

Emma tertawa geli melihat keterkejutan Dimitri. Ia memang membawa kaleng-kaleng soju di koper miliknya. Koper khusus lebih tepatnya. Didalamnya ada beberapa pack kaleng soju, gurita kering, dan berbagai macam persediaan minyak, kecap, dan saus untuk memasak yang tak mungkin ia dapatkan ditempat lain selain Korea. "Tentu saja. Kau lupa? Kau sendiri yang mengatakan diriku pemabuk."

"Aku akan membuangnya."

Emma hampir tertawa keras kalau saja ia tidak ingat laki-laki bertubuh besar yang sedang mengemudi mobil yang mereka naiki sekarang. "Kau bercanda?" bisiknya.

"Aku tidak bercanda Emma. Di dalam asrama dilarang membawa alkohol."

"Dan aku tidak bisa hidup tanpa itu." kata Emma. "Haruskah kita tinggal di flat saja?"

"Aku tidak tahu, kenapa kita harus tinggal di flat sedangkan ada rumah milik mendiang ayahku dikota yang sama." Dimitri mengerjap tak percaya. Ia menyentuh keningnya sambil tertawa keheranan dan Emma menyukainya. Emma menyukai gaya tertawa Dimitri yang barusan, ini pertama kalinya Dimitri tertawa semanis itu dihadapannya.

"Kenapa kau tidak mengatakannya?"

"Kau yang tidak bertanya."

Emma mendengus. Ia mengerucutkan bibirnya menghadap jendela. Dimitri selalu saja berhasil membodohi dirinya, entah dengan cara apapun. "Apakah sekarang kita akan kesana?"

"Ya. Disana ada Alex, seseorang yang mengurus semua kebutuhanku di Massachusetts. Mantan sekretaris pribadi mendiang ayahku. Kita harus menemuinya untuk mengurus beberapa hal."

"Kenapa kau memilih tinggal di asrama?"

"Karena aku benci kesepian. Setidaknya di asrama ada..."

"Linda?" potong Emma. Wajah Emma mendadak menjadi keras.

Dimitri tersenyum, "Bukan, di asrama ada Jim dan Mark. Dan lagi, namanya Lisa bukan Linda. Aku sudah berkali-kali mengatakannya padamu."

"Dan aku tidak akan minta maaf karena itu." kata Emma acuh tak acuh.

"Kita sudah sampai." Kata Dimitri kemudian keluar dari mobil, Emma mengikutinya.

Rumah itu bergaya skandinavia yang sebagian besar ruang tamunya didominasi oleh dinding-dinding kaca. Warna hitam dan putih mendominasi perabotannya. Ada sebuah foto keluarga berukuran besar yang digantung disalah satu sisi dindingnya. Ada Rose, Brenda, Dimitri, dan laki-laki tertua didalam foto itu pasti ayah Dimitri yang telah tiada, Emma yakin itu.

 Ada Rose, Brenda, Dimitri, dan laki-laki tertua didalam foto itu pasti ayah Dimitri yang telah tiada, Emma yakin itu

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Ma Petite FemmeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant