Part 7 - Goodbye Paris

680 18 0
                                    

Sorry karena beberapa minggu yang lalu engga update, aku lagi sakit gara-gara kebanyakan kerjaan. Mana tugas, mana organisasi, mana penelitian dll. Maaf ya, sebagai gantinya aku bakal langsung update 2 part, part 7 dan 8. Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah dan komentarnya ya :)

Dimitri memakan roti Baguette dan secangkir kopinya. Semalam ia benar-benar tidur dengan pulas karena lelah. Entah bagaimana dengan Emma, sudah sejam ia duduk dimeja makan dan tak melihat tanda-tanda kehadiran wanita itu.

Rose turun disusul dengan Thomas dan Elly. Mereka semua sudah duduk dimeja makan dan menunggu pelayan menyajikan makanan. Hanya Dimitri yang sibuk dengan makanannya.

"Kau hanya makan itu?" tanya Rose melihat Dimitri sudah selesai dengan makanannya dan hendak pergi.

"Ya."

"Makanlah sesuatu nak." Thomas nampak hawatir dengan Dimitri. "Dia terlihat kurus bukan?"

"Tubuhku cukup ideal kek. Aku selalu menjaga pola makanku. Kalori pagiku sudah terpenuhi dan aku harus menyiapkan sesuatu untuk dibawa ke Massachusetts." Kata Dimitri.

"Aku sedih kalian harus pergi secepat ini. Kenapa tidak besok saja?" kata Thomas. Sesungguhnya ia masih ingin berlama-lama dengan Emma, cucu semata wayangnya.

"Aku yakin Emma juga seperti itu. Tapi aku harus segera menyelesaikan risetku untuk studi terakhirku. Bulan depan aku harus lulus." Jawab Dimitri sebelum pergi meninggalkan ketiga orang tua itu. Benar sekali, Dimitri memang harus segera kembali ke Harvard. Ia harus segera menyelesaikan studinya di Harvard sebelum mengambil studi magister nya di Oxford. Sekarang ia harus benar-benar belajar ekstra, terlebih belajar manajemen dan bisnis. Ada puluhan perusahaan anak milik Oodette Grup dipundaknya. Ia berharap semoga perusahaan-perusahaan itu tetap berada ditangan Thomas saja. Tapi Dimitri sadar, bahwa alasan sebenarnya Thomas menikahkan Emma dengan Dimitri adalah untuk ini semua.

"Dimana Emma?" tanya Elly kepada Dimitri.

"Sepertinya masih dikamar."

"Bisa kau panggil dia?" Elly menyuruh Dimitri untuk memanggil Emma. Sesuatu yang paling Dimitri hindari.

"Astaga, anak itu." Thomas mengeluh akan tingkah Emma yang tak juga berubah.

"Baik." Kata Dimitri.

Di ujung tangga Dimitri bertemu dengan Brenda yang baru saja keluar dari kamarnya. "Kau sudah sarapan? Dimana yang lainnya?" tanya Brenda. Ini masih pagi dan wanita itu sudah berdandan cantik seperti biasanya.

"Dibawah. Makanan sudah siap. Makanlah sesuai kebutuhan kalorimu." Kata Dimitri kepada kakaknya. Brenda tertawa dan menepuk dada Dimitri gemas.

"Aku tahu. Lebih tahu dari dirimu adik kecil." Bisik Brenda sebelum ia turun dan menyapa yang lainnya.

Dimitri berjalan gontai menuju kamar Emma yang tepat berada didepan kamarnya. Ia mengetuk sekali, "Emma kau disana? Atau aku harus masuk dan memberikan morning kiss padamu?"

Tak ada jawaban dan pintunya tidak terkunci. Dimitri terpaksa masuk untuk mengecek apakah gadis itu ada didalam atau tidak. Tempat tidurnya kosong. Emma tidak ada disana. Tepat setelah Dimitri akan berbalik pergi Emma justru muncul dari kamar mandi tanpa sehelai busana apapun melekat ditubuhnya.

"AHHHH!!!" Emma berteriak hampir bersamaan dengan Dimitri. Emma melompat ke tempat tidur dan menggulung dirinya dengan selimut.

Dimitri mengerang keheranan kenapa Emma keluar dari kamar mandi tanpa busana seperti itu. Dimitri sungguh menyesal masuk kemari, ia telah melihat tubuh Emma yang telanjang dan sepertinya ia menyukainya. Payah.

Ma Petite FemmeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant