DELAPAN

161 5 0
                                    

Author pov
Raza menuruni tangga dengan mata sembab. Mata nya bengkak.
Ia melihat abang nya yang sudah duduk dikursi.

Ia menghampiri Apa dan Ama nya.
"Apa Ama aku berangkat dulu ya?" Ucap Raza. Ia menyalimi punggung tangan Hareem dan April.

"Makan dulu. Dari kemarin kamu gak makan." Tegur April.

"Gak usah ma. Aku gak nafsu" ucap Raza

"Motor kamu udah ada didepan" ucap Hareem

"Wahh. Makasih Apa. Pengertian deh" ucap Raza mata nya berbinar.

Ia mengecup pipi kedua orang tua nya. Setelah itu ia pamit.
"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

"Kamu  jangan seperti itu Alfi. Kamu gak liat mata Raza bengkak kayak gitu" ucap April

"Maafin aku ma" jawab Alfi

"Masa kamu nyerah gitu aja. Disini bukan fisik nya aja yang cape tapi hati nya. Perempuan itu diciptain dengan perasaan sensitif Alfi" ucap April

Alfi menunduk. Hareem memandang Alfi dengan datar. Membuat Alfi semakin tak berani menatap Hareem.

*********************
Raza duduk di bangku nya. Ia memejam kan mata nya. Lalu membuka nya kembali.
Pikiran nya kembali melayang di kejadian kemarin.

Segitu berarti nya kah Naya di kehidupan abang nya.
Ia sedikit merasa kesal kepada Naya. Karena dia kasih sayang Alfi berkurang. Perhatian Alfi juga berkurang. Abang nya juga sering membentak nya. Abang nya juga sering melupakan nya demi Naya.

Tak terasa Air mata nya kembali jatuh. Raza terisak pelan. Untung didalam kelas hanya ada dirinya saja.

Boleh kah aku membenci kekasih abangku sendiri? Ia sudah merebut perhatian abang. Batin Raza berkata.

"Raza lo kenapa?" Ucap Rika dan Rani

Raza tersentak. Ia segera menghapus air mata nya.

"Gak papa" ucap Raza tersenyum

"Lo gak bisa bohong di hadapan kita Za. Lo bisa aja senyum tapi senyum lo itu fake. Lo itu sahabat kita. Lo ketahuan mana bohong mana enggak." Balas Rani diangguki Rika

Raza menceritakan kejadian kemarin. Diiringi isakan. Rika mengusap punggung Raza. Rani menghapus air mata yang mengalir deras di pipi Raza.

"Lo bisa gak liat yang nama nya Naya Naya tuh?" Tanya Rika

"Pernah. Dia cantik" ucap Raza jujur

"Kok gue gregetan ya denger nya. Dari lo gak dijemput itu penyebab nya juga Naya.
Pengen banget gue cakar dia" ucap Rani mengepalkan tangan nya.

"Ternyata gak gue aja yang kepikirin kek gitu Ran" ucap Rika.

"Udah aku gak papa kok" balas Raza tersenyum.

"Gak papa gimana. Mata sembab. Hidung merah. Tau gak mata lo itu kayak orang tidur saking bengkak nya." Peringat Rika

"Lo sempet aja ngerasa baik-baik aja disaat seperti ini Za. Kalau gue jadi lo gue tampar tuh Alfi walaupun itu abang gue sendiri" ucap Rani

"Aku masih marah sama abang" ucap Raza.

Rani dan Rika saling menatap dan mengacungkan jempol mereka masing-masing "mantap" ucap Rani dan Rika bersamaan.
**********************
Fazzil,Andra dan Sandy tengah berada dikantin. Mata Fazzil selalu mencari-cari kakak kelas yang ia sukai.

Mata nya terhenti pada satu dari tiga cewek yang baru memasuki kantin.

Fazzil merasa ada yang aneh dari Raza.

Raza duduk diikuti sahabat nya. Ia sama sekali tak menyentuh makanan nya. Membuat Fazzil mengernyit heran.

Fazzil melangkahkan kaki nya menuju tempat dimana Raza berada.

"Woy lo mau kemana?" Teriak Sandy. Yang dihiraukan Fazzil

"Paling nyamperin Raza. Mayan buat pdkt" sahut Andra

Sekarang Fazzil tepat disamping Raza.
"Boleh gue gabung?" Tanya Fazzil terlebih dahulu.

Membuat Raza,Rika dan Rani menoleh ke arah nya.

"Duduk aja" sahut Rani

Fazzil duduk disamping Raza. Fazzil meneliti wajah Raza yang tampak berbeda.

Muka Raza juga terlihat tidak bersemangat.
"Kenapa gak makan?" Tanya Fazzil

"Dia lagi ada masalah dek" jawab Rika

"Dek?" Tanya Fazzil bingung

"Lah lu kan adek kelas gue" jawab Rika ngegas.

"Panggil Fazzil aja" ucap Fazzil kesal.

"Apapun masalahnya lo harus makan Za. Nanti lo sakit" ucap Fazzil

"Nah betul kan Za yang kita bilang. Lo harus makan" ujar Rani diangguki Rika.

"Aku gak nafsu makan"jawab Raza. Ia meletakkan kepalanya di meja.

"Gue suapin ya? Asal lo mau makan" ucap Fazzil

"Aku udah gede ya. Bukan anak kecil" jawab Raza kesal

"Yaudah lo mau apa? Asal makan?" Tanya Fazzil

"Aku pengen gorengan ditempat kemarin itu. Boleh gak pulang sekolah kesana?" Jawab Raza

"Lo berdua emang kemana?. Ngapain?" Tanya Rani dan Rika heboh

Fazzil mendengus. Dengan berat hati ia menceritakan.

"Boleh gak?" Tanya Raza

"Boleh. Asal makan?" Ucap Fazzil. Raza mengangguk lalu memakan bakso nya.

"Cielah Azal aja yang nyuruh baru mau makan" sindir Rika

"Siapa Azal?" Tanya Fazzil

"Elu kan nama nya Azal?" Ucap Rika balik nanya

"Fazzil, bukan Azal" sahut Raza terkekeh.

"Yaudah pulang sekolah nanti langsung kesana. Oke" ucap Fazzil

"Oke" ucap Raza semangat.

Fazzil melihat Raza makan dengan lahap. Ia baru sadar ternyata Raza makan bakso. Fazzil menarik mangkok bakso. Membuat Raza mendongak.

"Kenapa makan bakso?" Tanya Fazzil

"Makan nasi goreng aja ya. Gue pesenin" ucap Fazzil.

Mendengar itu Raza menggeleng cepat.
"Dia gak suka makan nasi goreng Fazzil" ucap Rani

Fazzil mengernyit heran.
"Kenapa?"

"Dia muntah kalau makan nasi goreng" timpal Rika

"Yaudah nih makan lagi aja bakso nya" ucap Fazzil menyodorkan bakso Raza kembali.
*********************
Cukup belum scene Fazzil? Cukup kan? Huhu.

Yaudah itu aja . Jangan lupa vote!

-RaudatusSyifa

ADIK KELASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang