Author pov
Alfi baru ingat ia harus menjemput adik nya Raza. Ia merutuki dirinya sendiri.
"Kenapa?" Tanya gadis disampingnya heran melihat sikap pacar nya.
"Aku lupa hari ini Raza gak bawa motor. Dan aku udah janjiin dia nanti aku yang jemput" ucap Alfi
Mendengar itu gadis di sebelah nya melotot.
"Kamu gimana sih. Sekarang jemput Raza. Kamu gak perlu khawatirin aku. Oke" ucap gadis bernama Naya yang notaben nya adalah pacar Alfi.
"Yaudah aku jemput Raza dulu. Assalamualaikum" pamit Alfi
********************
Alfi kalang kabut melihat halte sudah tidak ada seseorang. Ia harus menjelaskan apa kepada orangtua nya. Apa Raza sudah pulang fikirnya.
Ia masuk kedalam mobil dan mulai menjalankannya.
Ia sesekali melihat ke arah kanan kiri berharap ada Raza. Tapi rasa nya gak mungkin.
Sesampai nya di halaman dirumah. Ia melihat Raza baru turun di motor laki-laki.
Alfi segera turun dari mobil tanpa aba-aba ia menghajar laki-laki yang membawa Raza tadi.
Raza terkejut. Ia pun menengahi perkelahian ini. Wajah Fazzil babak belur.
Raza menatap Alfi tajam.
"Kenapa abang pukul dia?" Ketus Raza
"Kamu belain dia. Ternyata dia yang bawa kamu. Pantesan aja di halte kamu gak ada. Berapa lama kamu jalan-jalan sama dia sampe maghrib baru balik" bentak alfi
Airmata Raza turun. Ia membantu Fazzil berdiri.
"Kenapa abang bentak aku? Harus nya aku yang marah sama abang" ucap Raza menangis. Setelah itu berlalu meninggalkan Alfi yang terdiam di tempat.
"Ayo aku bersihin luka kamu. Kita masuk" ucap Raza. Ia menuntun tangan Fazzil.
"Gak usah deh. Gue balik aja. Gue minta maaf karna gue, lo sama abang lo marahan" ucap Fazzil
"Harus nya aku yang minta maaf. Maafin abang aku ya. Makasih juga buat yang tadi" ucap Raza tersenyum tulus
Fazzil membeku ditempat melihat senyuman Raza. Ia terpukau.
"Eh iya. Yaudah gue pamit dulu titip salam sama bonyok lo" ucap Fazzil
"Assalamualaikum" pamit Fazzil
********************
Raza membuka pintu rumah nya seraya mengucapkan salam. Dibelakang nya ada Alfi yang menunduk.
"Kalau jalan-jalan jangan sampe maghrib dong" peringat wanita paruh baya
Entah karena masih kesal atau apa satu bulir airmata jatuh dengan sendirinya di wajah Raza. Ia mencium punggung tangan Ama nya. Setelah itu berlalu menuju kamar nya.
"Kamu apain adik kamu?" Tanya April-Ama nya.
Alfi tidak menjawab ia hanya menyalimi pungung tangan ama nya setelah itu pergi kekamar nya.
"Aneh. Gak kaya biasa nya"ucap april
*********************
Raza menuruni tangga. Tadi ia diberitahu Ralin-kakak perempuan nya karena dipanggil Apa nya.
Semuanya berkumpul di ruang keluarga.
Ralin yang melihat kedatangan adik nya pun menepuk tempat kosong disebelahnya pertanda untuk diduduki.
Raza duduk di samping kakak nya. Tanpa basa-basi Hareem-Apa nya segera membuka pembicaraan.
"Pasti pada bingung kan kenapa apa suruh kalian semua ngumpul disini."
"Alfi Raza ada yang ingin dijelaskan" ucap Hareem.
Raza menghembuskan nafas pelan. Ia sudah menduga.
Alfi angkat tangan.
"Tadi aku jemput Raza pas aku sampai di halte tempat tunggu Raza gak ada.
Saat aku sampe, di halaman rumah Raza sama cowok. Yaudah cowok itu aku hajar karena dia aku jadinya nyariin Raza" ucap Alfi
"Benar itu Syaraza?. Siapa cowok itu? Jangan bilang itu pacar kamu!" Tanya Hareem tegas
"Aku emang pulang sama cowok. Dia Fazzil. Dia udah nyelametin aku dari cowok berandalan. Tadi aku nunggu abang lama banget. Aku takut jadinya aku pulang sama dia karena jalanan udah sepi.
Jelas aku marah abang nuduh aku sama Fazzil jalan-jalan. Mana abang nampar dia lagi. Coba abang tanyain dulu.
Yang disini salah emang aku. Coba aja aku ngambil motor aku dibengkel. Coba aja aku bawa hp. Dan coba aja aku tetap nunggu abang dan gak usah ikut Fazzil.
Maafin Raza udah buat abang khawatir.
Aku ke kamar dulu" ucap Raza terisak. Ia berdiri.
"Syaraza. Kita ngumpul disini buat nyelesain masalah. Jadi duduk kembali" ucap Hareem
Raza duduk. Tatapan nya beralih ke arah abang nya. Alfi menatap nya tak percaya.
"Kamu lupa Alfi jemput Raza. Kalau gak bisa bilang ke Apa"
"Alfiandra seharusnya kamu gak berhak nampar anak orang sembarangan. Kamu harus dengerin penjelasan Raza."
"Dan kamu Raza kamu gak salah. Motor kamu masih belum bisa di ambil. Kalau mau kamu besok bisa pake mobil Apa aja. Apa bisa pake mobil satu nya." Ucap Hareem
"Aku gak mau pake mobil" ucap Raza
"Sekali-kali Raza. Kamu gak bisa bawa mobil kan kesekolah?" Tanya Hareem. Raza mengangguk.
"Yaudah nanti Raza bawa mobil" ucap Raza
"Apaan nih. Raza tetap aku yang antar jemput" protes Alfi
"Gak mau" ucap Raza dingin sambil menatap Alfi
"Ayo dong dek. Kasih abang kesempatan kedua" ucap Alfi memelas
Raza menghembuskan nafas nya pelan.
"Yaudah. Kesempatan kedua" ucap Raza.
Raza berdiri dan menatap seluruh anggota keluarga nya.
"Raza ke atas dulu. Ada pr."
Setelah mengucapkan itu Raza melenggang dari sana.
********************
Next chapter?
Vote oke
Bubay
RaudatusSyifa
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIK KELAS
Historia Corta'Aku memang adik kelas mu. Tapi umurku lebih tua dari mu. Dan aku akan terus mengejarmu...' "Pernah gak kalian di kejar adik kelas sendiri karena cinta. Kalau iya. Itu yang aku rasain" -Syaraza Hareem "Gue emang adik kelas lo. Tapi umur gue lebih tu...
