Babak III
Adegan ISuatu hari, Allen pergi ke negeri seberang, Negeri Hijau. Ia kesana untuk menghadiri pertemuan di Balaikota. Tetapi setelah sampai, ia tersesat. Disana Allen bertemu dengan gadis penjual roti dengan pakaian serba hijau. Suara yang indah dan kebaikan hati gadis itu telah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Allen
"Ah, bagaimana ini... Sekarang aku tersesat.." (Bergumam dengan nada pasrah dan kebingungan)
Michaela
"Roti! Roti! Silahkan beli!" (Menawarkan roti dengan penuh semangat, lalu berhenti ketika melihat Allen)
Michaela
"Permisi tuan, apakah kamu tersesat?"
Allen
"Eh?! Ah—i.. iya." (Terkejut)
Michela
"Anda lucu sekali." (Tertawa pelan, wajah Allen bersemu)
Allen
"Ngomong-omong... Namaku Allen. Siapa namamu kalau boleh tahu?"
Michaela
"Nama yang bagus, Allen! Namaku Michaela! Uhm.. Karena kelihatannya kamu sedang kebingungan, bagaimana jika aku mengantarmu?"
Allen
"Bolehkah? Terimakasih."
(Mereka kemudian pergi bersama sembari tertawa dan bercanda gurau sepanjang perjalanan)Babak III
Adegan IITidak lama, terdengar kabar bahwa Kyle Maron—pangeran dari Kerajaan Biru akan segera menikah dengan gadis dari Negeri Hijau. Gadis yang ternyata adalah orang yang ditemui Allen di negara tetangga. Rilliane, yang telah lama menyimpan rasa pada pangeran Kerajaan Biru tentu terkejut mendengar berita itu. Hatinya bersedih dan terbakar oleh api cemburu.
Rilliane
(Menangis tersedu-sedu di atas tempat tidurnya)
Allen
(Menghampiri dengan pandangan khawatir) "Rilliane... Kenapa kamu menangis?"
Rilliane
"Kenapa... Kenapa pangeran lebih memilih wanita seperti dia dibandingkan aku?"
Allen
(Menepuk pundak Rilliane dengan pelan) "Sudahlah.. Mereka saling mencintai. Lagipula.. Aku selalu ada di sisimu, kan?"
Rilliane
(Menepis tangan Allen) "Tapi aku tak akan bisa menerimanya! Aku ingin wanita itu musnah!"
Allen
"Tapi, Yang Mulia—"
Rilliane
"Kamu akan melakukan apa yang kuminta bukan?"
Rilliane
"—Hancurkan Negeri Hijau, jangan sampai ada satu gadis hijau dari sana yang selamat!" (lirihnya pelan dengan penuh kebencian)
Allen
"Ba—baiklah. Saya akan melakukannya." (Kaget. Lalu segera bergegas untuk meninggalkan Rilliane)
Babak III
Adegan IIISaat itu juga, hati Allen penuh kebimbangan. Dia harus membunuh wanita yang ia cintai. Dan di lain sisi, ia harus melaksanakan kewajibannya untuk mematuhi sang Ratu.
Malam pun tiba. Allen telah selesai menyusun rencananya. Ia kemudian segera pergi ke Negeri Hijau pada tengah malam. Ia membakar seluruh rumah yang ada di sana. Suasananya sangat ricuh. Ketika semuanya sedang sibuk, Allen segera mencari keberadaan Michaela.
Allen
(Memegang tangan Michaela dengan erat sambil menahan tangis)
Michaela
"Hah? (Terkejut, ia menengok ke arah tangannya yang dipegang)
"—Siapa kamu? Ke... Kenapa kamu menangis?"
Allen
(Melepas tudungnya sehingga Michaela dapat melihat jelas sosoknya) "Maafkan aku—"
(Allen telah menyiapkan pisau tajam di belakang tubuhnya sambil menangis)
Michaela
"Aku mengerti." (Ia pun tersenyum sambil menitikkan air mata)
Allen
"SRRTT!!" (Ia menusuk Michaela dengan pisaunya. Tubuh Michaela penuh dengan darah, seketika ia tewas)
Allen merasa sangat bersalah karena telah membunuh Michaela, wanita yang ia cintai. Allen tidak bisa tenang, ia dilanda kesedihan yang sangat mendalam. Karena itu pula, ia segera pergi untuk kembali ke kerajaannya.
Allen tidak menyadari bahwa ia meninggalkan pisaunya tepat di sebelah jasad Michaela. Pisaunya itu memiliki gambar mawar kuning yang merupakan lambang kerajaan Lucifenia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kisah yang Hilang - Kerajaan Lucifenia
General Fiction[ Naskah Drama ] Kisah yang hilang; Bercerita tentang suatu Kerajaan bernama Kerajaan Lucifenia yang dikenal dengan Negeri sang Iblis. Sepasang anak kembar yang telah dipermainkan takdir kembali dipertemukan. - - - "Kaulah sang putri, dan aku pelaya...