Act 04

291 26 1
                                    

Babak IV
Adegan I

Akibat insiden itu, seisi Negeri Hijau telah hancur. Tidak ada yang selamat. Pangeran Kyle Maron sangatlah sedih karena tunangannya ikut menjadi korban.

Setelah ia melihat pisau dengan lambang Kerajaan Lucifenia di sebelah jasad tunangannya, pangeran mulai terbawa emosi. Ia telah mengetahui bahwa Kerajaan Lucifenia adalah dalang di balik semua itu.

Kyle

"Tidak bisa kupercaya... Ternyata Kerajaan Lucifenia adalah dalang di balik semua ini." (Geram)

Kyle

"Tapi.. apa yang bisa aku lakukan melawan Kerajaan Lucifenia yang sangat kuat itu?"

Germaine

"Kami ingin ikut membantumu, pangeran!"

Kyle

(Menoleh ke arah suara. Ia mendapati wanita yang memakai baju zirah merah dan membawa pedang besar)

Germaine

"Aku adalah Germaine, ksatria merah. Pimpinan dari seluruh rakyat Kerajaan Lucifenia yang telah ditindas. Kami siap membantumu menangkap Putri Iblis itu!"

Kyle

"Baiklah kalau begitu. Ayo kita mulai!"

Babak IV
Adegan II

Allen

(Narator) "Kerajaan Lucifeniapun datang menuju ajalnya. Di tangan rakyat-rakyat yang telah lama tersiksa, mereka yang dendam dan marah terhadap kita.

Mereka mulai bersatu untuk memberontak. Prajurit dan pelayan kerajaan kita mulai berguguran.

Tidak ada cara lain untuk melarikan diri. Walaupun memang ini adalah hukuman bagi kita. Namun jika demi melindungimu, apapun akan kulakuan."

Allen

"Rilliane..." (Datang menghampiri Rilliane)

Rilliane

"Ya, Allen?"

Allen

"Lekaslah pakai pakaianku ini." (Menyodorkan pakaian pelayanannya pada Rilliane)

Rilliane

"Tapi... Untuk apa?" (Raut wajahnya kebingungan)

Allen

"Jadilah diriku dan kabur secepatnya. Lakukan ini sekarang, kumohon." (Memakaikan Rilliane pakaian pelayan)

Rilliane

(Berhenti. Wajahnya panik) "Maksudmu!?—Tunggu, ini tidak akan berhasil! Mereka akan segera menemukan kita!"

Allen

"Kita akan bertukar tempat. Jangan khawatir, rupa kita sama karena kita adalah kembar. Tidak akan ada yang mengetahuinya, tidak akan ada yang menyadarinya."

Rilliane

"Allen... Aku—aku tidak ingin melakukannya."

Allen

"Kamu harus... Jangan khawatir, aku akan selalu melindungimu selamanya. Cepat pergi dari sini, selamatkanlah dirimu."

(Mendorong Rilliane untuk pergi. Rilliane segera berlari ke luar dengan penampilan seperti pelayan. Sedang Allen telah berganti pakaian menjadi putri raja)

Allen yang menyamar sebagai ratu menunggu sampai tiba waktunya tertangkap. Tak lama, pintu depan terbuka paksa dengan keras. Massa pemberontak berhasil masuk ke istana. Mereka dipimpin oleh seorang ksatria merah—sosok yang ternyata pernah ia tindas dahulu. Dan tak lupa Pangeran dari Kerajaan Biru yang terbakar amarah di sisinya.

Germaine

"Rilliane Lucifen d'Autriche! Putri Kerajaan Lucifenia! Sekarang adalah waktunya bagimu untuk keluar dari persembunyianmu!" (Menodongkan pedangnya)

Allen

"Ya, itu aku." (Berdiri di depan mereka dengan senyuman sinis)

Germaine

"Bersiaplah untuk hukumanmu, Putri Iblis." (Mengikat tangan Allen dengan tali)

Kyle

"Kamu telah menyiksa rakyat-rakyat miskin dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Hukumanmu akan segera tiba, Putri."

Allen

(Tertawa keras) "Sungguh, kalian ini tidak sopan!"

Babak IV
Adegan III

Akhirnya, waktunya telah tiba. Sang putri akan dihukum tepat pukul 3 sore, waktu dimana lonceng Gereja berdentang.

Ia segera dibawa ke tempat dimana ia akan di hukum mati. Tidak memperdulikan tatapan amarah dari warga di sekitarnya, iapun segera ditempatkan di atas alat pemenggal.

Tidak ada yang tahu. Saat berada disana, ia melihat sosok yang dikenalnya—saudari kembarnya yang tertutup tudung serba hitam, sedang menyaksikannya dalam kesedihan secara diam-diam di tempat yang sedikit jauh.

Germaine

"Bertahun-tahun kita menderita karena kekejaman Puri Iblis ini!"

Kyle

"Dan atas orang-orang tidak bersalah yang telah mati karenanya... Mari kita hukum Putri ini!"

(Sorakan dari warga terdengar keras)

Germaine

"Pergilah ke neraka!"

Kyle

"Ada kata-kata terakhir, putri?"

Rilliane

(Tersenyum aneh) "Oh, ini waktunya minum teh!—"

Pada saat lonceng berdentang, Ksatria merah itu menarik tali alat pemenggal tanpa ragu. Sang putri telah mati. Semua orang yang ada disana bersorak-sorai dengan riang kecuali sosok dengan tudung hitam yang berdiri mematung.

Sebuah Kisah yang Hilang - Kerajaan LucifeniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang