Part 11

8 0 0
                                    

"Ketika sebuah senyuman dapat menjadi obat hati, maka akan kulakukan apapun untuk membuatmu tersenyum."
________________________________

Pak erfan's calling
"Drrrrttt.... drrrttt... drrrrttt..."
Suara getar ponsel azizah menyadarkan pemiliknya untuk segera menjawab panggilan itu.

"Ini jam 5 pagi, dan pak erfan sudah telepon aku, ada apa ya? Aneh banget." Gumam Azizah

Azizah pun mulai menjawab panggilan si penelepon yang tak lain tak bukan adalah erfan.

"Halo Assalamualaikum pak..." azizah mengawalinya dengan ucapan salam.

"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh, zi kamu siap-siap sekarang, saya jemput ya" jawab erfan

"Loh mau kemana pak? Ini masih terlalu pagi untuk ke kantor" sahut azizah.

"Iyaa tadi aku dapet kabar dari divisi keuangan katanya ada penggelapan dana perusahaan, makanya kita harus cek langsung sekarang kamu siap-siap ya zi, dikit lagi aku sampe rumah kamu nih" kata erfan.

"Ehh? Oke pak"
Azizah hanya mampu menyanggupi apa yang erfan bilang. Dia seorang sekretaris maka apapun perintah pimpinan harus dia turuti selagi itu tak menyimpang dan baik.

Azizah mulai menelepon mba helen

"Assalamualaikum mba" azizah mengawali
"..."(helen)
"Mba, izah minta tolong mba kesini sekarang ya, mas anan masih belum pulang kan mba?" Kata azizah
"..." (helen)
"Iyaa mba, azizah mau minta tolong juga biar mba masakin abi, izah ngga bisa mba, tempat kerja izah lagi ada masalah dan ini izah harus standby dikit lagi bos izah jemput" azizah menjelaskan.
"...."
"Oke mba. Makasih banyak ya mba. Assalamualaikum" azizah mengakhiri telepon nya dan helen menjawab salamnya kemudian percakapan antara kakak adik itu berakhir.

Azizah segera bersiap. Tak lama, 15 menit ia sudah siap dengan balutan blazer dan rok, tak lupa hijab syar'i nya yang menjuntai, dengan sedikit sapuan make up tipis.
Abi terheran-heran melihat putrinya yang pagi-pagi sudah rapi.

"Izah mau kemana?" Tanya abi
"Bi pak erfan dikit lagi nyampe, tadi izah udah telepon mba helen buat kesini, perusahaan tempat izah kerja lagi ada masalah besar bi, nanti insya allah izah ceritakan." Jelas azizah.

Tak lama terdengar suara klakson mobil
Abi dan azizah keluar, azizah segera berpamitan mengingat, ia harus mendampingi erfan dalam mengecek semuanya.

"Bi... izah pamit" (mencium punggung tangan abinya)
"Iya hati-hati, jangan lupa berdoa" sahut abi
"Sip bi." Kata azizah sambil mengacungkan jempolnya.
"Mari om, kami berdua pamit ya, maaf saya nggak turun, lagi urgent banget om" erfan pun berpamitan.

Keadaan jalan masih cukup lenggang untuk mereka menuju perusahaan.
Di dalam mobil keadaan sunyi seakan tak berpenghuni.

Azizah membuka pembicaraan "pak..."
"Hmmm kenapa?" Jawab erfan
"Kok bisa perusahaan jadi begini pak?" Tanya azizah
"Saya juga enggak tau zi... tiba-tiba jam 4 tadi saya dapet telepon dari divisi keuangan seperti itu." Sahut erfan sambil fokus menyetir.
"Hmmm..." azizah hanya menggumam seperti itu
"Kenapa?" Tanya erfan lagi.
"Enggak kenapa-kenapa kok pak, bapak fokus nyetir aja" jawab azizah.
Erfan tertawa. Sementara azizah bingung kenapa erfan tertawa. Kemudian ia sibuk mengalihkan pikirannya. Ia memikirkan bagaimana keadaan azka sekarang. Bahkan ia tak pernah tau bagaimana kabar azka. Dan azka pun tak memberi kabar.

Tak lama mobil sampai di kantor...
Mereka berdua segera turun, ketika azizah turun ia terkejut melihat azka ada disana sedang mendengarkan penuturan divisi keuangan.
Erfan juga segera ikut mendengarkan dengan cermat, sementara azizah sama sekali tidak mendengar hal itu, ia sibuk memikirkan azka.

KindnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang