panitia LDKS~3

11 1 0
                                    

Bel istirahat telah berbunyi sepuluh menit yang lalu, kantin menjadi keberadaan vino. seperti biasa, vino, Bagas, dan kevin nongkrong di kantin bu ati sang koki SMA pelita jaya.

Dalam diam, pikiran vino terus berlarian membuatnya terlihat tidak fokus dan jarinya terus bergerak mengetuk-ketuk meja.

Bagas mengetahui perubahan mood sahabatnya ini, lantas ia mencari-cari topik pembicaraan agar bisa mengetahui penyebab bad mood vino dan mengalihkan pikiran vino.

"Eum... Al lo udah nggak barengan lagi sama shakira?" tanya bagas

'Al' atau 'alvin' nama panggilannya saat di sekolah . Kecuali, shakira saja yang memanggilnya vino saat di sekolah juga tentunya.

Hening yang terjadi beberapa menit yang lalu terpecahkan oleh pertanyaan bagas, sekarang mata kevin pun ikut teralihkan.

Tak berniat menjawab, vino hanya menghela nafas berat. Kedua manik mata vino menangkap sosok shakira yang sedang berjalan menuju kantin.

Kedua sudut bibirnya terangkat, tanpa menghiraukan pertanyaan bagas, vino berdiri lalu berjalan mendekati shakira.

Bagas dan kevin yang sedari tadi sibuk dengan makanannya, sekarang mereka ingin tahu apa yang akan dilakukan vino. Mungkin akan membantu mood vino.

Bagas terus menatap vino mengikuti arah berjalanya. Begitu pun dengan kevin yang kemudian membuka mulut melihat sahabatnya yang mendekati shakira. Mereka menggeleng bersama.

"Sial! Disamperin juga tuh anak" celoteh bagas geleng-geleng

Bagas mengalihkan pandanganya ke arah kevin yang masih menampilkan wajah melongo. Helaan nafas terdengar berat.

"Awas tuh goa kemasukan lalat, terus keselek dah, terus sesak nafas, terus is dead, terus nggak bisa lagi ketemu sang bebep" celetuk bagas yang mulai geram.

Goanya tertutup, kevin mengalihkan pandanganya ke bagas, membalasnya dengan cibiran tak terdengar.

"Selow kaka, santai aja" ucap bagas sedikit hati-hati.

Sedangkan, vino menghampiri shakira yang tengah menunggu pesananya tiba di meja, walau sedikit ragu akhirnya vino memaksakan bokongnya untuk mendarat di kursi dihadapan shakira.

Vino tersenyum simpul, sekedar basa-basi agar tidak terlalu kikkuk.

"Lo masih inget perjanjian kita kan?" tanya vino was-was.

Vino tahu, mood gadis dihadapanya sedang buruk, terlihat jelas dari wajah murungnya itu, karena itu harus hati-hati dalam menghadapinya.

Shakira membalas tersenyum dengan anggukan kecil, lalu pandangannya menurun, mood-nya hancur sejak ia mendapat hukuman dari guru untuk berdiri di depan kelas dengan satu kaki karena lupa mengerjakan PR dan sadisnya lagi, ternyata hanya dia saja yang tidak mengerjakannya alhasil dia seorang yang dihukum.

Shakira sadar. Tidak ingin memangsa korban tidak bersalah, shakira berusaha untuk diam terus mengatur emosi-nya untuk tidak meledak.

Akan tetapi ia juga tidak boleh ngacangin orang hanya karna bad-mood.

"Sory" serah shakira tersenyum simpul.

"Gue inget kok, lo tenang aja... " lanjut shakira tersenyum manis namun terpaksa.

"Okey... jadi hari ini lo mau kemana?" tanya vino semangat berharap mood gadis dihadapanya membaik.

Shakira mengadahkan kepala, dia berdehem dengan alis saling tertaut seperti tengah berpikir. Harus bisa menemukan tempat bagus untuk menormalkan emosi dan jiwanya saat ini.

S H A K I R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang