Seorang pak Tua yang hampir sekarat seorang diri didatangi oleh seorang psikolog yang sedang melakukan survei di kampungnya. Melihat kondisi mengenaskan sang pria paruh baya –yang terbaring lemah dan hanya bisa mengharapkan bantuan tetangga– tersebut, ia lantas kasihan.
Seorang tetangga disampingnya pun melihat iba."Kasihan, dimana anak dan istrinya?" Tanya sang psikolog dengan mata berkaca, tak tahan. Tetangga tersebut langsung menjawab.
"Mereka meninggalkannya disini lalu pergi demi hidup yang lebih baik. Mereka ingin berkembang." Mendengar jawaban itu, psikolog itu langsung merutuki istri dan anak bapak tersebut."Tapi pak, jangan dulu berburuk sangka. Mereka meninggalkannya karena dia –semasa hidupnya– selalu lebih mementingkan rokok dan rokok. Kebutuhan anak istri pun tak dihiraukannya. Makan pun selalu menuntut, padahal sudah tidak kerja setelah kelahiran anak ketiganya. Anak mereka ada delapan. Mana tahan istrinya yang hanya bekerja sebagai penjahit." Dan penjelasan tersebut, menutup kantung air mata sang psikolog. Rasanya menyesal ia sudah merasa iba.
:*
Singgung terus nih gue....
Biar sadar tuh para kaum Adam. Jangan kurang ajar sama anak istri, karma berlaku.
Oke
Sampai jumpa di chapter selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Pentigraf
AcakBuku berisi kumpulan Pentigraf alias Cerpen Tiga Paragraf yang author buat dengan tema 'permasalahan sosial' ditengah masyarakat. Selamat menikmati... 😋 :V Hanahhana