prolog

80 1 0
                                    


"maaf bukan bermaksud tidak sopan,tapi aku benar benar belum siap. Coba kamu fikirkan semua kakak ku bekerja keras untuk membiayai pendidikan ku selama ini,tapi akankah aku mengecewakan mereka dan menikah denganmu? Memang benar semua keluarga mendukung,tapi sekali lagi aku minta maaf. Masih banyak hal yang harus aku kerjakan untuk keluarga ku saat ini." ucap Asyfa lirih sambil menggenggam hp nya dengan kuat.

Andi terdiam,ia meresapi perkataan Asyfa,suaranya yang lirih membuat dada Andi menjadi sesak. Ia tidak tega Asyfa terbebani dengan keinginannya untuk menikahi Asyfa. Andai saja Andi tidak mengutarakan keinginannya untuk menjadikan Asyfa sebagai pendamping hidupnya kepada Ustad Azka pasti tidak seperti ini kejadiannya. Adi menghembuskan nafas berat,ia tau pasti banyak yang di cita citakan oleh gadis di seberang sana. Adi juga tidak dapat memungkiri kalau tidak mengajak Asyfa menikah tidak mungkin Andi mengajaknya pacaran,sedangkan pacaran itu perbuatan yang di larang oleh agma. Andi menimang nimang kata yang ingin ia keluarkan supaya tidak melukai perasaan Asyfa.

" maafkan saya karena telah lancang dengan beraninya meminta kamu menjadi pendamping hidup saya. Saya akan mengurungkan niat saya untuk menikahi kamu. Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan,dan gapailah apa yang ingin kau gapa. Saya tidak akan memaksakan kehendak. Sebisa mungkin saya akan menunggu kamu." Andi tidak melanjutkan perkataannya, ia ingin tau apa respon Asyfa di seberang sana ketika mendengarkan dirinya akan menunggu. Tidak dapat respon apa apa Andi melanjutkan perkataannya, " tapi kamu jangan khawatir di sini saya menunggu kamu dalam artian ingin mengetahui apa perasaan saya terhadap kamu memang benar benar kehendak-Nya atau hanya karena nafsu semata,dan kamu juga tidak perlu merasa terbebani dengan keadaan ini." Ucap Andi kecut. Andi tau tidak seharusnya ia egois, bagaimanapun Asyfa benar. Keluarga adalah satu satunya membangkitkan semangat yang mulai hilang.

" terimakasih, kamu telah mengerti dengan posisi ku saat ini. Dan ya, kamu jangan khawatir kalau memang kits berjodoh pasti akan bersatu. Dan kamu harus ingat aku berbicara seperti ini bukan berarti aku memberi harapan terhadapmu,hanya saja aku menyerahkan segalanya kepada takdir."

Tidak ada respon dari perkataan Asyfa,ia tau orang yang di seberanng sana masih mendengarkan perkataannya. Tiba tiba sambungan telepoon terputus secara sepihak. Asyfa tertegun sejenak, apakah ia telah melukai perasaan Andi? Dan sekarang Andi memutuskan sambungan secara sepihak tanpa basa basi terlebih dahulu. Seketika Asyfa di kejutkan dengan bunyi notif pesan yang masuk, ia membuka pesan itu ternyata dari Andi yng meminta maaf karena tiba tiba pulsanya habis. Asyfa hanya bisa tersenyum kecut,ia tau betul Andi berbohong,pasalnya Asyfalah yang menelepon terlebih dahulu. Hanya hembusan kasar yang dapat sifa keluarkan untuk menenagkan dirinya dari perasaan bersalah kepada Andi.

Akhir Sebuah PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang