My Diary...

156 10 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA●

●TAP TO RECOMMENDATION●

"Katanya menulis di buku diary itu lebih baik di bandingkan bercerita kepada orang karena tidak semua hal yang harus di ceritakan oleh seseorang"

Seorang cowok yang yaa bisa di bilang sih mukanya pas-pasan tetapi pria itu memiliki kelebihan yang gadis itu suka yaitu kesetiannya bila berteman dan kesopanannya terhadap orang yang lebih tua darinya yang paling utama dia sholeh dan bersikap dewasa. Sehingga dia bisa merubah gadis itu yang awalnya bersikap masih kekanak-kanakan menjadi dewasa, tapi yang bikin gadis itu kesal terhadap ketua kelasnya dia melihat kedekatan-nya bersama Ani teman sekelas Bani dan Adelia. Mereka berdua sering mengobrol bareng bahkan di hadapannya cowok itu menawarkan nonton bioskop bareng yaa walaupun di samping gadis itu ada Zani dan cowok itu menawarkan Zani juga untuk nonton.

Namun dia seperti tidak menganggap adanya Adelia di samping Zani bahkan menawarkannya pun tidak, ketika Bani berbicara untuk menawarkan nonton bareng kepada Ani. Entah kenapa kata-kata tersebut begitu cepat kedalam hati Adelia rasanya mustahil untuk menghilangkan kata-kata tersebut, perlahan Adelia melupakan peristiwa tersebut.

Setelah gue pulang sekolah gue langsung membuka what's up di ponsel gue dan melihat foto profil atas nama Bani. "KENAPA GUE KESAL SAMA LO BANI DAN KENAPA JUGA GUE HARUS MERASAKAN PERASAAN YANG ANEH INI!!" ucapnya dalam hati. "SETIAP GUE MELIHAT LO SAMA ANI GUE MERASAKAN YANG ANEH DALAM HATI GUE..ENTAH APA NAMANYA?!!" lanjut ucapanya.

Mungkin ini terasa lebay dan nggak etis tapi untuk melupakan kata-kata itu begitu sulit bagi gue. Setelah 2 hari kemudian gue kembali periang seperti sediakala dan kembali memerhatikan ketua kelasnya kembali di hari itu juga gue bercerita kepada Tia sahabat gue yang kebetulan sekelas, gue langsung menceritakan peristiwa 2 hari yang lalu kepada Tia dan gue meminta pendapat kepadanya.

"Tia lo tau nggak entah kenapa waktu itu gue melihat Bani ngobrol sama si Ani gue merasa gimana gitu tapi di saat dia ngobrol sama gue, gue merasa biasa aja" ceritanya kepada Tia. "Dan menurut lo apa?" lanjutnya.

"Cemberu kali.." jawab singkat Tia

"Ishhh mana mungkin gue cemburu" kedua sudut bibirnya terangkat ke samping. "ingett gu---" ucapannya terpotong dengan jawaban Tia.

"GUE ITU CUMA KAGUM SAMA DIA BUKAN SUKAA" nyinyir Tia

"Nah itu tau..." desis Adelia.

Setelah gue berbincang-bincang sama Tia gue kembali duduk di tempat duduk gue dan kembali menggambar anime manga, di saat gue sedang menggambar temen-temen gue selalu melihat gue menggambar yaa nggak apa-apa sih kalau temen-temen gue melihat gue lagi menggambar. Cerita ini memang sedikit tidak penting tapi cerita ini pengalaman pertama gue mengenai percintaan.

Setelah pulang sekolah gue dan kak Autha di ajak sama papa jalan-jalan keliling ibukota jakarta gue langsung ganti baju dan bersiap untuk jalan-jalan. Sesudah gue dan kak Autha siap-siap gue sama keluarga gue langsung pergi ke arah mobil, kebetulan gue duduk sendiri di bagian tengah mobil. Di dalam perjalanan gue selalu melihat ke arah kaca jendela mobil, gue selalu memikirkan si ketua kelas itu terkadang gue senyum-senyum sendiri karena memikirkan bagian kesenangan gue sama Bani di saat mengobrol dan teman-temen meledek gue bersama Bani.

Di satu sisi juga gue merasa sedih karena apalah daya gue berkata sebenarnya kepada ketua kelas gue bahwa gue mengaguminya dan merasakan persaan yang lain selain mengagumi entah itu cinta atau benci. Tapi kalau gue merasa kesal atau marah sama Bani begitu cepat untuk memaafkannya, walaupun dia tidak tahu kalau ada seorang gadis yang mengaguminya.

"Kenapa sih gue selalu bersikap sok biasa aja di saat gue liat Bani sama Ani..." dalam hatinya.

"GUE KESEL SAMA LO BANII!!!" sambil memegang ponselnya dengan sangat erat.

cinta ketua kelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang