Help me

160 5 0
                                    

kamar Risdi terketak di lantai 2 malamnya Ia lalui seperti biasa, mungkin karena terlalu lelah, Rusdi bangun kesiangan.

Suatu hari saat dia berada sendiri di kamarnya. Ia mendengar suara seperti minta tolong.
“tolong aku…” suara lirih itu terdengar.
“suara siapa sih?” tanya Rusdi cuek.
“tolong, tolong, aku…”
“alah paling kakak yang usil”
“tolong…”
“siapa sih? dari tadi minta tolong?”
“aku ada disini..”

Rusdi langsung menoleh ke arah suara tersebut dan mendapati seorang wanita yang sedang meringkuk di lantai. Rusdi ingin berteriak tapi seperti ditahan.

“aku kenapa? kenapa tidak bisa bergerak? Kakak tolong aku….!!” teriak Rusdi tetapi ternyata suaranya tak terdengar samapi luar.
“tolong aku” suara itu terulang kembali.
“kau siapa?”
“Aku Marlina”
“kenapa kau meminta tolong padaku”
“aku pemilik kamar ini sebelummu”
“kau, k, k, ka, kau jangan-jangan k, kau”
“iya, aku berbeda alam denganku..”
“t, ta, tapi, tapi kenapa kau meminta tolong padaku? bukankah kita beda alam?” tanya Rusdi ketakutan
“karena itu aku meminta tolong padamu” perlahan-lahan perempuan itu mendekati Rusdi. Rusdi mencoba menjauh.
“aku tidak akan menyakitimu, tapi aku mohon bantu aku..”
“tapi, tapi..”
“aku akan selalu berada di sampingmu sampai kau membantuku” perlahan-lahan wanita itu menghilang dari pandangan Rusdi.

Rusdi segera keluar dari kamarnya dan berlari ke bawah.
“kakak,kakak!!” teriak Rusdi
“apa?” tanya sang kakak melihatadik nya .
“kamar ku, kamar ku, kakak..”
"Apa?”

Saat Rusdi ingin menceritakan hal itu, tiba-tiba sebuah suara seperti menyuruhnya berkata tentang hal yang terbalik dari yang akan Rusdi katakan.
“kamarku, berantakan kak, dan aku tidak senang dengan semua yang berantakan” kata Rusdi yang langsung menutup mulutnya.
     hanya itu? karena kamarmu berantakan? kau sampai ketakutan seperti itu?”
“iya kak” akhirnya Rusdi menyerah dan mengikuti perkataan itu.
“baiklah, sekarang kita bereskan kamarmu” kata mumsie lembut.
“kakak, bolehkah aku tidur bersama kakak, malam ini saja” harap Rusdi.
“baiklah..”

Tapi walaupun dia tidur di kamar kakak nya , suara itu terus terngiang di telinganya.
“tolong aku…”

“tolong aku…”
Sudah 3 hari suara itu terus menakuti Rusdi. Karena kesal akhirnya Ia membantu ‘Hantu Marlina’ (walaupun dengan terpaksa).
“baiklah, baiklah aku akan membantumu tapi janji setelah itu kau tidak akan menggangguku lagi” kata Rusdi jutek. Marlina segera duduk di sebelah Rusdi. Sebenarnya Rusdi takut tapi dia tutupi dengan kata “panas” dan menjauh dari Marlna. Marlina tetap duduk di pinggir tempat tidur.
“ceritakan sekarang” kata Rusdi yang akan menyimak perkataan Marlina.

FLASHBACK
Pagi hari, Marlina duduk mengarah ke jendelanya. Tanpa dia sadari beberapa orang memasuki rumahnya.
“paling teman-teman ayah” pikir MArlina cuek. Tapi tiba-tiba suara jeritan terdengar dari lantai bawah. MArlina kaget dan langsung berlari ke arah tangga. Dia mengintip dan mendapati ayahnya sedang disiksa dengan sebuah kayu. Yang Marlina lihat, Ayahya telah mengeluarkan darah segar dan wajahnya membiru. Marlina segera menutup mulut. Dia melihat ayahnya berkata lirih “gehen…” (pergilah dalam bahasa Jerman)
“vater… nicth vater verletzt” (ayah.. jangan sakiti ayah) kata Marlina lirih.
“gehen…” ulang ayahnya. Marlina melihat ibu dan kedua kakaknya dibawa ke sebuah tempat dan ayahnya telah terkulai. Orang-orang itu pergi. Marlina langsung ke tempat ayahnya.
“vater…” tangis Marlina pecah. tiba-tiba Marlina merasa angin melewati lehernya. Marlina langsung terkulai memeluk ayahnya setelah kepalanya ditebas oleh seseorang.
FLASHBACK END

Rusdi tertegun setelah mendengar cerita dari Marlina.
“jadi maksudmu mayatmu ada di rumah ini?” tanya Rusdi
“di kamar ini” jawab Marlina lirih
“maksudmu, aku harus membongkar kamarku?”
“ya”
“tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri. Kau juga harus bertemu keluargaku”
“tapi”
“sudahlah, ayo..”

Rusdi langsung menemui kedua orangtuanya dan menceritakan apa yang terjadi. Untungnya kedua orangtuanya percaya pada cerita Rusdi.
“tapi bagaimana?” tanya ibu.
“kita satu keluarga akan membongkar kamar Rusdi” jawab ayah tegas.
“kita semua?” tanya Rian anak pertama yang menguping kaget.
“iya” jawaban ayah yang singkat, padat, dan jelas itu cukup mengagetkan Kakak.
“kita akan lakukan sekarang” kata ayah seraya mengambil palu.
“apa? sekarang?!” jawab semua kaget.

pekerjaan berat pun segera dilaksanakan. Marlina juga membantu tanpa diketahui keluarga Rusdi. Setelah 1 jam berlalu, semua capai dan menyerah.
“mana? tidak ada apa-apa” jawab Kaka duduk karena terlalu capai.
“kak, apa yang kau duduki?” tanya Rusdi. Karena melihat Kakak menduduki beberapa -yang kelihatannya- tulang. Kaka langsung melihat apa yang dia duduki dan kaget karena menduduki -dugaan Rusdi yang benar yaitu- tulang.
Semua bersorak gembira dan terharu. Dan ayah menelpon polisi.

“terima kasih karena kalian semua telah menemukan mayat ini” kata seorang polisi seraya menjabat tangan ayah Rusdi.

Setelah kejadian itu, keluarga Rusdi pindah ke rumah yang baru. dan tentunya tidak berhantu.
“terima kasih Rysdi” kata Marlina saat Rusdi" akan pindah.
“sudahlah, tidak usah berterima kasih” kata Rusdi.
“ini” kata Marlina seraya memberikan kalung kesayangan Rusdi.
“kalungku? dari mana kau mendapatnya?” tanya Rusdi terharu.
“terselip di kolong tempat tidurmu”
“terima kasih Marlina” kaata Rusdi senang.
“baiklah sesuai janji, aku akan kembali ke alamku. Sampai jumpa lagi Rusdi” jawab Marlina dan menghilang begitu saja.

“tolong aku..” suara itu terdengar lagi-tapi bukan suara Marlina

love story anak indigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang