tiga

8.2K 662 57
                                    

*drrtttddrrrtttt*

Sudah getaran yang ke... Entahlah Septa tidak menghitungnya. Tapi, yang pasti malam ini ponselnya berisik sekali. Padahal ia baru memejamkan mata lima menit lalu karena lelah menangis. Dan sekarang ponsel pintarnya mengacaukan semua! Salahkan Septa juga yang tidak mematikan ponsel atau setidaknya menyalakan mode silent.

Dengan berat hati akhirnya cewek berbaju kombor itu melihat ponselnya. Banyak notifikasi pesan masuk. Bahkan puluhan panggilan dari beberapa teman seprofesinya. Septa memutar kedua bola mata, jengah. Palingan semua pesannya berisi pertanyaan di mana keberadaanya atau ucapan selamat ulang tahun. Untuk itu ia memilih cuek dan bersiap tidur kembali.

Hanya dalam satu tarikan selimut harusnya Septa bisa kembali menutupi wajah. Tapi, lagi-lagi ponselnya kembali berdering. Dan oke baiklah untuk kali ini ia akan menjawab panggilan dari... Lolita? Tunggu, tunggu. Tumben sahabatnya itu menelfon Septa? Karena walaupun mereka teman dekat, Lolita jarang menghubungi Septa kalau tidak ada hal yang penting. Ia lebih suka mendatangi rumah Septa secara langsung lalu bercerita panjang lebar daripada harus menelefonnya.

Tanpa berfikir dua kali, Septa langsung mengangkat panggilan dari Lolita. "Iya?"

"WOI GILA LO KE MANA AJA SETAN?!" Sambarnya cepat.

"Anjing ngegas banget lo." Yang ada dipikirannya saat ini adalah kemarahan Lolita disebabkan oleh tidak hadirnya Septa dalam party khusus perayaan ultahnya. "Gue udah bilang kalau gue lag-"

"Bukan itu tolol! Lo tuh punya otak gak sih? Udah terkenal di mana-mana malah bikin sensasi murahan kayak gitu!" Sahut Lolita lagi.

Dahi Septa berkerut. Sensasi murahan? Apa maksudnya? "Lo mau anjlokin karier ya? Udah bosen jadi model dan siap jadi gembel? Lo nemu Dilannya Lucinta Luna ya? Terus sekarang mau nyaingin kehaluan bencong itu juga? Iya?" Lanjut temannya lagi.

Septa semakin mengerutkan kening. Ia sama sekali tidak paham dengan ucapan Lolita. Bosan jadi model? Bahkan sampai ingin menyaingi kehaluan si bencong super halu itu? Hah, yang benar saja! "Loli, gue bener-bener gak ngerti maksud lo."

"Makanya punya otak itu dipake! Punya ponsel juga jangan buat nerima endorsan doang!"

"Loli to the point aja deh," mohon Septa.

"Maksud postingan terakhir di ig lo apa?"

Septa bergeming. Mencoba mengingat-ingat postingan terakhir di Instagramnya. Seingatnya ia memosting... "Postingan lo udah nyebar disemua akun gossip. Dari akun gossip ecek-ecek sampai level lambe nyocot yang terkenal dikalangan artis nasional. Great job, Dee... Lo berhasil!"

Sepersekian detik Septa masih diam. Berusaha mencerna ucapan sang teman. "Lo bikin nama baik lo tercemar. Siap-siap aja karier lo musnah. Percuma selama ini kita berjuang sama-sama lalu lo hancurin gitu aja!"

"Gue masih nggak ngerti,"

"Ck! Lo cek akun lambe nyocot, panutan ghibah, penghuni neraka, dan semua akun-akun gossip online lainnya. Intinya mereka semua udah sebar postingan lo! Gue nggak nyangka lo sebego itu, Dee. Kecewa."

Setelah panggilan terputus, Septa langsung membuka akun Instagramnya. Kali ini fokusnya adalah membuka akun gossip, jadi untuk sejenak ia abaikan komentar-komentar para fans maupun hatersnya.

Septa mengetik 'Lambe nyocot' dalam kolom pencarian. Setelah didapat ia langsung melihat postingan akun gossip tersebut. Mata Septa melotot sempurna. Tenggorokannya mendadak kering ketika melihat postingan salah satu akun gossip online

AntaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang